kesuksesan sebuah karya seni jika menghasilkan banyak uang, demikian pula untuk mengukur kesuksesan seorang aktor atau aktris.
Masalah besar seperti kemiskinan direduksi menjadi angka-angka belaka.
5. Privatisasi Sejarah, Mitos membuang arti sejarah yang sebenarnya,
sejarah hanya diperuntukkan sajian tamupejabat misalnya objek seni untuk turis, atau sebagai pertunjukan.
34
Semua fenomena bisa dikatakan sebagai mitos selama diutarakan dalam bentuk wacana. Artinya, orang menuturkan tentang pohon dapat dibuat dalam
berbagai macam versi. Pohon yang dikatakan oleh kelompok lingkungan tertentu bukan saja sebagai objek tetapi pohon mempunyai makna luas, psikologi, sakral,
pelestarian dan seterusnya. Dalam arti pohon diadaptasi untuk suatu jenis konsumen, dengan kerangka literatur yang mendukung dan imaji-imaji tertentu
yang difungsikan untuk keperluan sosial yang ditambahkan pada objek murni. Adapun ciri-ciri mitos menurut Roland Barthes, yaitu :
1. Deformatif. Barthes menerapkan unsur-unsur Saussure menjadi form
signifier, concept signified. Ia menambahkan signification yang merupakan hasil dari hubungan kedua unsur tadi. Signification inilah
yang menjadi mitos yang mendistorsi makna sehingga tidak lagi mengacu pada realita yang sebenarnya. Mitos tidak disembunyikan,
mitos berfungsi untuk mendistorsi, bukan menghilangkan.
34
Tommy Christomy dan Untung Yuwono, Semiotik Budaya, Depok: Universitas Indonesia, 2004, h. 259.
2. Intensional. Mitos merupakan salah satu jenis wacana yang dinyatakan
secara intensional. Mitos berakar dari konsep historis. Pembacalah yang harus menentukan mitos tersebut.
3. Motivasi. Bahasa bersifat arbitrer, tetapi kearbitreran itu mempunyai
batas, misalnya melalui afiksasi, terbentuklah kata-kata turunan seperti baca, membaca, dibaca, terbaca, pembacaan. Sebaliknya, makna mitos
tidak arbriter, selalu ada motivasi dan analogi. Penafsir dapat menyeleksi motivasi dari beberapa kemungkinan motivasi. Mitos bermain atas
analogi antara makna dan bentuk. Analogi ini bukan sesuatu yang alami, tetapi bersifat historis.
35
Pengertian mitos dalam konteks mitologi-mitologi lama mempunyai pengertian suatu bentukan dari masyarakat yang berorientasi pada masa lalu atau
dari bentukan sejarah yang bersifat statis, kekal. Mitos dalam pengertian lama identik dengan sejarah, bentukan masyarakat pada masanya.
Mitos merupakan suatu bentuk pesan atau tuturan yang diyakini kebenarannya tetapi tidak dapat dibuktikan. Mitos bukan konsep atau ide tetapi
merupakan suatu cara pemberian arti. Mitos adalah suatu jenis tuturan, namun bukan sembarang tuturan. Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa mitos adalah
suatu sistem komunikasi, yakni suatu pesan. Tetapi mitos tidak ditentukan oleh objek pesan melainkan dengan cara menuturkan pesan tersebut, misalnya dalam
mitos, bukan hanya menjelaskan tentang objek pohon secara kasat mata, tetapi yang penting adalah cara menuturkan tentang pohon tersebut.
35
Nawiroh Vera, Semiotik dalam Riset Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014, h. 29.
Bahasa 1. Penanda 2. Petanda 3. Tanda
Mitos I. Penanda II. Petanda
III. Tanda
Gambar 2 Second-Order Semiological System
Menurut Barthes di dalam mitos terdapat dua sistem semiologi, sistem pertama adalah bahasa, dan sistem kedua adalah mitos itu sendiri. Mitos dalam hal
ini adalah isi pesan yang terdapat pada proses pemaknaan kedua konotasi. Sehingga secara detail, mitos adalah isi content pada sistem pemaknaan kedua,
sedangkan konotasi adalah bentuk dari sistem pemaknaan kedua itu sendiri. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi
makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Melalui pemahaman semiotik mitos inilah yang nanti akan dijadikan cara untuk memahami
makna yang terkandung dalam suatu tanda.
40
BAB III SEJARAH PEMBUATAN KOMIK
SI JUKI CARI KERJA
A. Biografi Singkat Faza Ibnu Ubaydillah Salman
Faza Ibnu Ubaydillah Salman, komikus kelahiran Bandung, 23 Agustus 1991 atau yang lebih dikenal dengan nama Faza Meonk, adalah seorang komikus
muda Indonesia, namun ia lebih suka disebut sebagai visual entertainer dibanding komikus, ia yang menciptakan karakter fiksi terkenal si Juki.
Faza Meonk dibesarkan dalam keluarga yang mendukung keinginannya menjadi komikus. Pada masa kecil, dia suka membaca komik jepang Dragon
Ball dan Doraemon. Sejak dulu ibunya lebih sering membelikannya buku daripada mainan. Untuk memancing Faza agar mau membaca, sang Ibu
menjadikan komik sebagai pancingan. Dari situlah kegemaran Faza akan komik semakin menjadi.
Ketika masih menjadi murid Sekolah Menengah Pertama, Faza bercita-cita menjadi komikus. Namun menjelang masuk Sekolah Menengah Atas, dia mulai
berpikir untuk menjadi animator. Menurutnya, profesi ini lebih menjanjikan. Ada studio, banyak pekerjaan, dan bisa memperoleh gaji setiap bulan. Dengan alasan
itu, Faza pun memilih bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, Jurusan Animasi.
Setelah menyelesaikan sekolah, Faza memilih masuk Universitas Bina Nusantara, Jurusan Animasi. Faza yang memang suka mengkritik secara sarkastik,
mulai membuat komik tentang kegiatan teman-temannya di kampus. Pada awalnya, gambar komiknya masih jelek, seadanya, dan hanya di-upload di
Facebook. Tetapi ternyata banyak tanggapan positif dari teman-teman Faza. Mereka merasa tersindir sekaligus tertawa. Itulah momen ketika Faza menyadari
bahwa sebenarnya komik di Indonesia tidak hanya membutuhkan gambar bagus, namun yang terpenting adalah gambar tersebut pas untuk mengisahkan cerita.
1
Seiring semakin baiknya respon pembaca, Faza mulai membuat blog untuk komik-komik yang ia buat. Komiknya memang sudah digarap dengan lebih serius.
Bahkan pada tahun 2011, komiknya berjudul Ngampus Buka-Bukaan Aib Mahasiswa terbit. Di situlah awal Faza mulai memasuki dunia komik
profesional.
2
Setelah menerbitkan komik Ngampus Buka-Bukaan Aib Mahasiswa, Faza mulai aktif terlibat dalam komik-komik kompilasi, terhitung sekitar 3 komik
kompilasi yang berhasil diterbitkan setelah terbitnya komik Ngampus, yaitu komik Yang Penting Rating, Ngomik Attack, dan Real Masjid 2. Faza mulai
terlepas dari membuat komik strip dan fokus utuk membuat komik Full Book, sejak membuat komik Pocong Pinky di Kompilasi Ngomik Attack Faza mulai
percaya diri untuk membuat komik non strip.
B. Profil Tokoh Komik
Si Juki adalah salah satu project Faza Meonk yang paling dikenal pembaca. Semuanya dimulai pada tahun 2011. Faza mengatakan, karakter si
Juki sebenarnya sudah ada sejak dulu di komik DKV4, namun belum ada namanya. Para pembaca komik DKV4 banyak yang menggemari karakter ini. Ia
1
Wawancara pribadi dengan Faza Ubaydillah melalui E-mail Fmeonkgmail.com pada hari Minggu, 30 Nopember 2014, pada pukul 11.57 WIB
2
Rendi Iken, Mengenal Lebih Dekat Faza Meonk, Kreator “Si Juki”, Bandung,
news.Indonesiakreatif.net di akses pada hari Kamis, 20 Nopember 2014, pada pukul 04.45 WIB
dianggap sebagai karakter yang selengean namun beruntung. Karakter Juki diciptakan sebagai anak Jakarta asli yang berasal dari keluarga Betawi. Nama
lengkapnya adal ah Marjuki. Selain itu, Juki juga bisa diartikan sebagai “Juru
Hoki” Selain dua alasan itu, Faza juga mengatakan bahwa Indonesia belum memiliki selebritis atau sosok terkenal dengan nama Juki, maka dia pun bisa
langsung mengklaim nama tersebut. Karakter Juki sengaja diciptakan bersifat menyimpang oleh komikus karena
mayoritas pembaca komik terutama anak muda di Indonesia menyukai hal-hal aneh yang bersifat fenomenal, contohnya banyak artis di Indonesia yang terkenal
justru bukan karena prestasinya di dunia hiburan, namun justru karena perilakunya yang fenomenal dan terkesan menyimpang, oleh karena itu karakter
Juki diciptakan oleh komikus sebagai karakter yang selalu menyimpang, komikus menciptakan karakter nyeleneh si Juki untuk menarik perhatian para pembaca
komiknya dan menjadi nilai jual tersendiri terutama bagi para anak muda yang suka membaca komik, namun di balik perilaku menyimpangnya, banyak pesan
positif yang disampaikan oleh komikus kepada para pembacanya. Si Juki sedang dikembangkan untuk menjadi sebuah ikon di Indonesia. Faza
menyatakan bahwa terakhir kali Indonesia mempunyai ikon adalah pada masa si Unyil.
”Memang si Unyil sebuah ikon yang bagus, tetapi itu sudah lama. Harus ada semacam regenerasi seperti Malaysia yang sekarang mempunyai Upin dan
Ipin, ” katanya.
3
Dalam beberapa komik yang dibuat oleh Faza, terdapat beberapa tokoh protagonis dan antagonis yang ada didalamnya, seperti karakter protagonis si Juki
3
Wawancara pribadi dengan Faza Ubaydillah melalui E-mail Fmeonkgmail.com pada hari Minggu, 30 Nopember 2014, pada pukul 11.57 WIB
yang selalu berbuat baik namun memiliki perilaku yang agak menyimpang, dan karakter antagonis Mbah Gendeng yang merupakan seorang dukun yang
dipercaya masyarakat memiliki ilmu sakti, padahal karakter Mbah Gendeng hanyalah seorang penipu yang memiliki banyak trik dalam melakukan praktek
perdukunannya sehingga merugikan orang lain dan selalu menipu para pengikutnya dengan ramalan-ramalannya yang aneh dan nyeleneh, Congsky yang
merupakan setan pocong yang berwarna pink yang selalu mengikuti Juki kemana pun si Juki pergi, terkadang karakter pocong itu bisa menjadi antagonis sekaligus
protagonis karena selain selalu berusaha menakut-nakuti orang lain, karakter pocong ini juga sering menasihati Juki untuk melakukan hal yang baik.
Karakter-karakter yang ada dalam komik si Juki karya Faza Meonk ini sengaja diciptakan dengan karakter yang bersifat aneh dan nyeleneh, karena
menurut Faza, mayoritas anak muda Indonesia tidak terlalu menyukai hal-hal yang terlalu serius, sehingga komikus berinisiatif untuk menciptakan karakter
yang memiliki perilaku menyimpang, meskipun banyak perilaku menyimpang yang terdapat di dalam cerita, sebenarnya komikus mengarahkan para pembaca ke
hal yang positif, setiap fenomena penyimpangan sosial yang terjadi dalam cerita memiliki makna dan pesan positif yang terkandung di dalamnya. Menurut Faza,
perilaku-perilaku menyimpang yang dimiliki oleh karakter buatannya sengaja dibentuk seperti itu untuk menciptakan awareness para pembaca komik di
Indonesia, dan setiap penyimpangan-penyimpangan sosial yang diangkat dalam komik-komik si Juki sengaja diciptakan sebagai nilai jualnya, karena sebenarnya
fenomena perilaku menyimpang yang ada didalam cerita komiknya berdasarkan