Pengertian Penyimpangan Sosial Penyimpangan Sosial
baik hukum berupa dosa maupun hukum yang berlaku sesuai tafsiran dari Alquran dan hadist seperti hukum potong tangan bagi pelaku pencuri atau denda berupa
harta yang harus dikeluarkan jika melakukan suatu penyimpangan. Dalam Islam, ada istilah syirik, yaitu penyembahan terhadap benda pusaka
atau berhala dan meyakini kekuatan benda tersebut sehingga pelakunya ragu akan kuasa Allah. Orang yang melakukan tindakan syirik tersebut disebut musyrik.
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib- kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga
yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri”. QS. An Nisa: 36 Adapula riddah, yaitu keluar dari agama Islam, baik pindah agama yang
lain atau menjadi tidak beragama. Adapun pelaku riddah terjadi karena tiga sebab, yaitu:
1. Perbuatan yang mengkafirkan, seperti sujud pada berhala, menyembah
bulan, batu, benda pusaka, dan lain-lainnya.
2. Perkataan yang mengkafirkan, seperti menghinakan Allah atau Rasul-
Nya, begitu juga memaki salah seorang Nabi Allah. 3.
Itikad keyakinan seperti mengitikadkan alam kekal, Allah baru, menghalalkan zina, menghalalkan minum arak, dan mengharamkan
yang disepakati ulama akan halalnya.
18
Allah SWT Berfirman;
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha mengetahui.
” QS. Al Maidah: 54
Dalam komik Si Juki Cari Kerja terdapat adegan dimana seorang karyawan sedang meminta sebuah benda yang bisa dia gunakan untuk kepentingan naik
18
Rasjid. H. Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 1994, h. 445.
jabatan secara instan, pada adegan tersebut Mbah Gendeng yang merupakan seorang dukun memberikan sebuah tasbih untuk digunakan oleh karyawan tersebut.
Allah SWT berfiman;
Artinya: Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya:
Hai anakku,
janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. QS. Luqman: 13
Menurut pengertian dari ayat di atas, maka jelas lah bahwa perilaku menyekutukan Allah atau menyembah dan percaya kepada selain Allah adalah
perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam, karena bersifat syirik dan hukumnya haram bagi para pelakunya seperti ahli sihir atau dukun.
Orang yang percaya pada hal yang syirik atau percaya kepada selain Allah akan tercabut dari segala nilai keutamaan, dan terlepas dari tanggung jawab agama
dan nalar yang sehat. Ada orang yang mengaku dari kalangan orang-orang pandai yang mengatakan bahwa dalam perilaku tabdzir dan melebihi batas terdapat obat
untuk mengobati penyakit jiwa. Adapula yang mengatakan bahwa memakai emas, perak, sutera, tak punya rasa malu, wanita telanjang dan menari, wanita
memasrahkan tubuhnya yang telanjang ke pelukan para pemuda atau laki-laki