8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Sumber Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. Salah
satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif,
keterampilan psikomotor maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan
fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting Arief S. Sadiman dkk, 2014: 2-3.
Sumber belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda, data, orang ataupun benda yang dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar bagi
peserta didik Jamil Suprihatiningrum, 2014: 318. Sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam bentuk media yang dapat membantu
peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan kurikulum Abdul Majid, 2006: 59-60. Permendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar
dan menengah menyatakan sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Oemar Hamalik 2014: 66-67 menyatakan informasi pelajaran bersumber dari:
9 a.
Buku Sumber Buku sumber memuat tulisan tentang berbagai hal yang perlu dipelajari yang
bersumber dari pengalaman dan kebudayaan masa lampau. b.
Guru Guru dapat memberikan informasi pendidikan bagi para peserta didik, yang
sering bertambah dalam dan semakin luas sesuai dengan perkembangan kemampuan guru itu sendiri.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah sumber informasi pendidikan yang sangat luas, tetapi selalu berubah dan berkembang sesuai dengan dinamikanya.
d. Media Pembelajaran
Media pembelajaran juga merupakan sumber informasi pendidikan yang dengan sengaja disusun sesuai dengan tuntutan sistem instruksional.
Permendikbud no 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyatakan guru bukan satu-satunya sumber belajar, tetapi
pembelajaran harus berbasis pada aneka sumber belajar. Ketersediaan sumber belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik Made Wena, 2009: 15.
Sumber belajar bagi peserta didik menjadi hal yang sangat penting karena berpengaruh pada prestasi peserta didik.
Belajar merupakan proses tidak tahu menjadi tahu dan berjalan seumur hidup. Sumber belajar dapat berasal dari buku sumber, guru, masyarakat, dan
media. Sumber belajar tersebut mengandung informasi-informasi yang dapat meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan
10 keterampilan psikomotor peserta didik. Untuk itu, ketersediaan sumber belajar
yang berkualitas sangat penting.
2. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan peserta didik, berupa pemberian pengalaman belajar peserta didik, yang
direncanakan guru untuk membangun pengetahuan baru dan mengaplikasikannya atau learning process Mulyati dkk, 2005: 2. Kimia adalah ilmu yang mencari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
energitika zat. Ilmu kimia mempunyai ciri-ciri yang khas dan tertentu pula. Tresna
Sastrawijaya 1988: 175-177 mengungkapkan ciri-ciri kimia adalah: a.
Beberapa konsepnya bersifat abstrak. b.
Mempelajarinya dengan penyederhanaan dari ilmu kimia yang sebenarnya. c.
Materi pelajarannya cukup banyak. d.
Bahan pelajarannya dimulai dari yang mudah menuju yang sukar belajarnya bukan hanya sekedar menyelesaikan soal-soal.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 22 Tahun 2016 disebutkan bahwa sasaran pembelajaran kimia mencakup
pengembangan ranah
sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Untuk mengembangkan sikap peserta didik, guru dapat menggunakan media dalam
pembelajaran kimia agar minat dan motifasi belajar peserta didik meningkat.
11 Media juga berperan penting untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik
tentang ilmu kimia. Beberapa materi ilmu kimia bersifat abstrak salah satunya materi isomer.
Media menjadi solusi yang tepat untuk keberhasilan pembelajaran isomer. media dapat memvisualisasikan isomer-isomer sehingga peserta didik mudah memahami
dan mengingat materi yang disajikan, sehingga pembelajaran berlansung secara efektif dan efisien.
3. Isomer
Isomer berasal dari bahasa Latin, yaitu Isos = sama dan Meros = bagian. Isomer merupakan dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus molekul sama
tetapi mempunyai rumus struktur atau konfigurasi yang berbeda. Isomer terdiri atas dua golongan yaitu isomer struktur dan isomer ruang. Isomer struktur
digolongkan kembali menjadi tiga yaitu isomer rangka, isomer posisi dan isomer fungsi. Isomer ruang terbagi menjadi dua yaitu isomer geometri dan isomer optik.
Isomer geometri merupakan salah satu materi pembelajaran kimia yang dipelajari peserta didik di SMAMA. Isomer geometri bersifat abstrak dan
memerlukan daya pandang dalam ruang atau tiga dimensi yang baik. Isomer geometri adalah molekul-molekul yang memiliki rumus kimia dengan struktur
yang sama, namun memiliki susunan atom dalam ruang atau tiga dimensi 3D yang berbeda. Contoh, molekul 2-butena merupakan suatu molekul yang
memiliki dua konfigurasi yang berbeda, yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena lihat gambar 1 dan 2. Peserta didik akan lebih mudah memahaminya jika cis-2-
12 butena dan trans-2-butena disajikan dalam model tiga dimensi ball and stick lihat
gambar 3 dan 4.
Gambar 1. Struktur Molekul Cis-2-butena.
Gambar 2. Struktur Molekul Trans-2-butena.
Gambar 3. Model 3D Molekul Cis-2-butena.
Gambar 4. Model 3D Molekul Trans-2-butena.
Biasanya struktur tiga dimensi tersebut ditunjukkan oleh guru melalui media molimod. Media ini memiliki keterbatasan yaitu terbatas pengguna, jarak
pandang, dan tidak menarik. Sehingga pembelajaran isomer membutuh media yang lebih baik.
4.
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Batasan mengenai
pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran
Daryanto, 2013: 5. Gerlach dan Ely yang dikutip Azhar Arsyad 2011: 3-4
13 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Sumber pesannya bisa guru, peserta didik, orang lain, penulis
buku, dan produser media. Sedangkan pesannya adalah materi pembelajaran. Saluranya adalah media pembelajaran dan penerima pesannya adalah peserta didik
atau guru juga Arief S. Sadiman dkk. 2014: 11-12. Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima peserta didik
di dalam proses pembelajaran. Metode adalah prosedur untuk membantu peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran Daryanto, 2013: 8. Peran media pembelajaran disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Bagan Peran Media Pembelajaran
14 Kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton 1985 yang
dikutip oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana 2009: 9-10 adalah: a.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. b.
Pembelajaran dapat lebih menarik. c.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. d.
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. e.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. f.
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun diperlukan.
g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan. h.
Peran guru berubah kearah yang positif. Rudy Bretz yang dikutip dari Arief S. Sadiman dkk. 2014: 20
mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Suara berkaitan dengan indera pendengaran. Visual dibedakan
menjadi tiga, yaitu gambar, garis, dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu,
Bretz mengklasifikasikan media lebih lanjut menjadi delapan, sebagai berikut: 1 media audio-visual gerak; 2 media audio-visual diam; 3 media audio semi-
gerak; 4 media visual gerak; 5 media visual diam; 6 media semi-gerak; 7 media audio dan; 8 media cetak.
Media pembelajaran berperan sebagai penghubung komunikasi guru dengan peserta didik atau sebaliknya. Media dapat membuat proses pembelajaran
15 berjalan dengan efektif dan efisien. Media yang menarik dapat meningkatkan
keaktifan siswa, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat. Media pembelajaran secara umum terdiri atas unsur audio dan visual.
5. Media Audio-Visual
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang audio, baik verbal ke dalam
kata-kata atau bahasa lisan maupun non verbal. Ada beberapa jenis media, yaitu media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piring hitam dan
laboratorium Arief S. Sadiman, 2014: 49. Media berbasis visual image atau perumpamaan berkaitan dengan indera
penglihatan dan memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar, yaitu memperlancar pemahaman misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi
dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat peserta didik dan dapat menunjukkan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata,
agar menjadi lebih efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan peserta didik harus berinteraksi dengan visual image itu untuk
meyakinkan terjadinya proses informasi. Azhar Arsyad , 2011: 91. Media audio-visual merupakan media pembelajaran yang mengandung
unsur suara dan gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, dan slide suara. Media audio-visual terdiri dari software dan
hardware yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, fotografi, grafik dan animasi dengan suara, teks dan data yang dikendalikan dengan program
komputer. Proses pembelajaran menggunakan satu indera memberikan
16 rangsangan belajar yang terbatas, penggunaan media audio-visual akan
memberikan rangsangan yang lebih baik dengan terintegrasikan media audio dan visual dalam satu software yang berisi program pembelajaran Wina Sanjaya,
2002: 172 - 173. Kelebihan media audio-visual, antara lain: a dapat digunakan dalam semua
fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar peserta didik; b dapat diputar
berkali-kali atau berulang-ulang, sehingga lebih praktis dan murah; c penyajiannya lebih menarik karena dapar disertakan pula dengan grafik, animasi,
video, maupun suara; dan d dapat digunakan dengan jumlah audiens yang banyak.
Kekurangan yang terdapat dalam media audio-visual antara lain pembuatan media yang tidak mudah, karena pembuatnya harus mampu memilah dan
menyesuaikan antara materi yang ingin disampaikan dengan media yang hendak digunakan. Selain itu, pembuatan media ini juga memerlukan keterampilan,
keaktifan, serta keserasian media yang disampaikan, sehingga tampilan media menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
6. Aurora3D Presentation
Aurora3D Team www.presentation-3d.comproductspresentation-3d.html mengemukakan bahwa Aurora3D Presentation merupakan software presentasi
tiga dimensi dengan latar belakang dan grafis tiga dimensi yang dikembangkan sejak 1998. Dengan software ini, guru dapat menghasilkan media yang bagus
untuk gambar, teks, video, data, dan memilih banyak cara untuk menampilkan
17 konten. Menurut Aurora3D Team, ada beberapa kemudahan dalam media ini,
antara lain: a.
Dukungan dari berbagai jenis konten, gambar, teks, video, model 3D, tabel, navigasi, gambar wall, data grafik, dan partikel.
b. Mudah dalam membuat slide presentasi dengan mengambil dari template yang
tersedia, meliputi: template presentasi banyak, template slide, dan template animasi.
c. Dapat dieksport dalam berbagai format, dapat dijalankan secara langsung atau
diekspor sebagai urutan gambar, video, dan image. Kelebihan Aurora 3D Presentation menurut Aurora 3D Team antara lain:
a. Mudah dalam membuat presentasi tiga dimensi interaktif dengan gambar, teks,
video, dan tata model. b.
Tidak perlu mahir dasar-dasar tiga dimensi. c.
Ada berbagai pilihan untuk menampilkan sesuai keinginan. d.
Tidak perlu belajar Flash, AE, Photoshop, atau aplikasi tiga dimensi lainnya untuk merancang presentasi yang efektif dan menakjubkan.
e. Real ruang tiga dimensi, yaitu objek tiga dimensi yang nyata.
f. Eksport ke .exe mandiri, Mac App, atau file video dan import model tiga
dimensi atau tekstur dikembangkan dengan perangkat lunak tiga dimensi. g.
Menghemat uang dengan menggunakan berbagai desain interaktif tiga dimensi. Software ini juga memiliki keunggulan lain, yaitu dapat menyajikan gambar
dan suara dalam satu software. Suatu media yang mengandung unsur suara dan unsur gambar lebih tepat disebut media audio-visual. Pengembangan media audio-
18 visual berbasis Aurora3D Presentasi sangat penting untuk pembelajaran kimia,
mengingat objek studi kimia yang abstrak dan memerlukan visualisasi-visualisasi kedudukan suatu atom dalam ruang atau tiga dimensi. Susunan atom-atom dalam
ruang atau dalam tiga dimensi dapat disajikan dalam software Aurora3D Presentasi dengan lebih tepat dan menarik. Software ini memudahkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Guru menyampaikan berbagai bahan dan materi pembelajaran dengan lebih baik,
sehingga peserta didik mudah memahami materi dan bahan pelajaran. Software ini dapat diamati seluruh peserta didik di kelas jika ruang kelas memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap, contohnya seperangkat proyektor. Saat ini, rata-rata peserta didik di SMA sudah dapat mengoperasikan
komputer, laptop, atau netbook dengan baik sehingga peserta didik tidak kesulitan dalam menggunakan software tersebut. Software ini dapat digunakan peserta didik
sebagai sumber belajar alternatif dimana pun dan kapanpun, tanpa batasan ruang dan waktu, dengan catatan ada perangkat pengoperasiannya. Namun, sampai saat
ini belum ada inovasi dalam pembuatan media audio-visual berbasis Aurora3D Presentasi untuk pembelajaran isomer.
7. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
sudah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras hardware, seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak
19 software, seperti program komputer untuk pengolah data, pembelajaran di kelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model guruan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, dan manajemen Nana Syaodih Sukmadinata,
2012: 164. Menurut Gay, Mills, dan Airasian yang dikutip oleh Emzir 2012: 263
dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk
yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah. Produk-produk dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan tertentu dengan spesifikasi yang detail.
Puslitjaknov-Balitbang Depdiknas Zainal Arifin, 2011: 127 memaparkan bahwa metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu: model
pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji-coba produk. Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk
yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoetik. Model prosedural merupakan model yang
bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan alur atau langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Model konseptual merupakan
model yang bersifat analitis yang memberikan atau menjelaskan komponen- komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen.
Model teoetik merupakan model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa Zainal Arifin, 2011: 127-128.
20 Borg dan Gall 2003 yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata 2013:
169-170 mengemukakan ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
a. Penelitian dan pengumpulan data research and information collecting.
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
b. Perencanaan planing. Menyusun rencana penelitian, meliputi, kemampuan-
kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah
penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkungan ternatas. c.
Pengembangan draf produk develop preliminary from of product. Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi. d.
Uji coba lapangan awal preliminary field testing. Uji coba dilapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba guru. Selama
uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. e.
Merevisi hasil uji coba main product revision. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
f. Uji coba lapangan main field testing. Melakukan uji coba yang lebih lebih
luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.
g. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan operational product revison.
Menyempurnaan produk hasil uji lapangan.
21 h.
Uji pelaksanaan lapangan operational product testing. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek.
i. Penyempurnaan produk akhir final product revision. Penyempurnaan
didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. j.
Diseminasi dan implementasi disemination and implementation. Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.
Uji-coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk layak digunakan atau tidak dan sejauhmana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran.
Uji coba dilakukan tiga kali, yaitu 1 Uji ahli expert judgement untuk menguatkan dan meninjau ulang produk awal serta memberikan masukan
perbaikan, 2 Uji-coba terbatas terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk, 3 Uji lapangan field testing, sehingga uji-coba mutu model atau
produk yang dikembangkan benar-benar teruji secara empiris dan dapat dipertanggungjawabkan Zainal Arifin, 2011: 132.
Prosedur penelitian ini mengadaptasi prosedur penelitian pengembangan Borg dan Gall. Langkah-langkah pengembangan yang dikemukan Borg Gall
Nana Syaodih Sukmadinata :2013, 169-170 tersebut dimodifikasi dan disederhanakan serta disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan, karena
keterbatasan dana dan waktu. Penyederhanaan langkah-langkah Borg Gall ini disesuaikan dengan tujuan kebutuhan dan tujuan dari peneliti. Proses penelitian
pengembangan media ini melalui empat tahapan. Empat tahapan tersebut diadaptasi dari 10 langkah dari prosedur pengembangan Borg Gall. Peneliti
tidak melakukan beberapa langkah dari prosedur pengembangan Borg Gall,
22 yaitu tahap uji coba lapangan awal, revisi dari hasil uji coba, uji coba lapangan,
disementasi dan implementasi. Penyederhanaan langkah tersebut meliputi: a.
Tahap perencanaan, yaitu tahap yang mengadaptasi dari langkah penelitian dan pengumpulan data dalam langkah Borg Gall.
b. Tahap pengorganisasian, yaitu tahap yang mengadaptasi dari langkah
penelitian perencanaan dalam langkah Borg Gall. c.
Tahap pelaksanaan, yaitu tahap yang mengadaptasi dari langkah pengembangan draf produk dan penyempurnaan hasil draf dalam langkah Borg
Gall. Dalam tahap ini, ditambahkan tahap validasi kepada dosen pembimbing, peer reviewer, ahli media, dan ahli materi untuk memberikan
masukan dan saran mengenai produk. d.
Tahap penilaian, yaitu tahap yang mengadaptasi dari langkah uji pelaksanaan lapangan dan penyempurnaan produk akhir dalam langkah Borg Gall.
Penilaian kualitas produk dilakukan oleh lima orang reviewer yaitu lima orang guru kimia dari lima SMAMA di Kabupaten Gunungkidul.
B. Penelitian yang Relevan