d. Sasaran dari Pangupa
Perkataan tondi tidak dapat dipisahkan dari perkataan pangupa. Tondi adalah tenaga spiritual yang memelihara ketegaran jasmani dan rohani agar serasi,
selaras dan seimbang dalam kehidupan seseorang dalam bermasyarakat. Menurut Hasibuan: dalam pandangan adat, manusia seutuhnya terdiri dari
3 unsur, yaitu: Badan, Jiwa roh dan Tondi. Badan adalah jasad yang kasar, terlihat dan teraba. Jiwa roh adalah benda abstrak yang menggerakkan badan
kasar tadi. Tondi adalah benda abstrak yang mengisi dan menuntun badan kasar
dan jiwa tadi dengan tuah sehingga seseorang kelihatan berwibawa dan punya marwah. Hasibuan, 1989:25.
Orang gila atau rusak akal dianggap tidak martondi. Badannya sehat, jiwa roh nya ada, tapi karena tondi nya tidak ada sebagai penuntun badan kasar dan
jiwa tadi, maka dia menjadi manusia yang tidak normal.
e. Hubungan Pangupa dengan Tondi
Badan atau jasad kasar manusia agar tetap kuat memerlukan makanan yang baik dan mengandung vitamin. Bahan-bahan yang disajikan dalam pangupa
itulah seperti daging, ikan, sayur, telur dan sebagainya, makanan dari jasad kasar atau badan manusia. Selesai mangupa yang diupa diberi makan, agar jasmaninya
tetap kuat. Makanan dari tondi adalah pasu-pasu dari pangupa, yaitu kata-kata yang
berwujud doa, harapan, nasehat dan pedoman hidup yang disampaikan oleh pembaca pangupa penafsir makna komponen makanan pangupa itu secara rinci.
4.4 Bahan-bahan Pangupa
4.4.1 Tingkatan dan Isi Pangupa
Universitas Sumatera Utara
Ada macam-macam tingkatan pangupa, yaitu : a.
Telur ayam pira manuk. Pangupa yang paling sederhana. Pangupa ini terdiri dari: telur ayam dan nasi, garam, udang, ikan, sayur daun ubi dan
air putih untuk diminum. Yang hadir biasanya hanya yang satu rumah, kalau ada orang luar kemungkinan adalah orang yang membawa upa-
upa. Nasi dan perlengkapannya telur dan garam diletakkan diatas piring adat pinggan godang. Ayam pangupa manuk. Ayam yang akan
disajikan dipanggang digulai tanpa dipotong-potong atau jika dipotong sesuai dengan dengan tulanannya ditulani, yaitu dada 2 potong, sayap 2
potong, kaki 2 potong, tulang belakang 2 potong, kepala, kemudian berikut isi perut rempala, hati. 3 butir telur yang direbus, ikan garing
anak ikan mera, nasi putih dan garam. Semuanya dimasak siap makan. Ditaruh di pinggan godang, sebagai dasar nasi, kemudian
sebelah depan 3 telur dibariskan disampingnya garam, ayam diatur di tengah ikan disamping kiri kanan ditutup dengan bulung ujung dan
kemudian kain adat. Yang hadir anggota keluarga dan kaum kerabat lainnya.
b. Kambing pangupa hambeng. Dengan pangupa hambeng, biasanya
acara mangupa ini dilakukan pada acara yang benar-benar merupakan acara resmi. Pada acara ini secara resmi potong kambing yang bagian-
bagian kambing yang dijadikan bahan pangupa. Bagian-bagian kambing yang dijadikan pangupa adalah kepala kambing,
kaki depan kanan, kaki kiri belakang, ekor, sedikit dagingnya, dan hati, jantung dan perut lainnya dan dilengkapi dengan bahan-bahan lainnya
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana telah disebut pada pangupa ayam. Piringnya tentu disediakan piring pangupa yang lebih besar. Yang hadir tentunya lebih
lengkap dan ditambah dengan namora natoras serta raja pamusuk. c.
Kerbau pangupa horbo. Pangupa horbo adalah pangupa yang paling tinggi yang biasanya
merupakan pangupa yang dilakukan pada acara-acara yang diadakan raja-raja dan turunannya. Pada acara tersebut khusus dipotong yang
bagian-bagiannya yang tertentu dipergunakan untuk pangupa, sebagian lagi untuk diberikan kepada tamu raja-raja adat yang ikut pada acara
mangkobar adat dalam keadaan mentah. Sisanya dimasak untuk disajikan pada tamu-tamu yang datang.
Bahan-bahan yang disediakan untuk pangupa horbohambeng sama dengan yang di atas, yaitu :
1. Nasi putih. Makna :
Tanda keikhlasan hati dalam hati dalam segala hal. Untuk sampai di atas piring, nasi memerlukan proses panjang dan kerja keras.
Dimulai dengan melihat bulan yang baik untuk menabur bibit, mencangkul, menanam, menyiangi sampai kepada panen, menumbuk padi
menjadi beras menjadi nasi. Warna melambangkan keikhlasan.
Fungsi : Sebagai lambang dalam upacara mangupa juga sebagai lambang
Perencanaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Telur ayam Makna :
Agar jiwa dan raga bersatu padu, tetap selamat dan sehat-sehat. Kuning telur bermakna sebagai agar mendapat rezeki yang banyak.
Sebaiknya 3 butir telur. Lambang Dalihan Na Tolu kahanggi, anak boru, dan mora.
Orang Batak mengganggap manusia itu terdiri dari 3 unsur : Unsur badan kasar yang diraba. Unsur badan halus yang tidak terraba.
Unsur inilah yang menggerakkan badan kasar tersebut, dan yang disebut unsur tondi. Yang membuat manusia sehat dan bertuah.
Fungsi : Sebagai lambang permohonan doa
Dan kuning telur dilambangkan sebagai emas.
3. Garam Makna :
Garam bermakna sebagai kekuatan. Maksudnya seperti kekuatan garam itulah kekuatan masyarakat keturunannya. Tidak seperti kekuatan
besi yang patah pada tekanan tinggi atau hancur lebur dibuat oleh api pada temperatur tinggi.
Seseorang disebut kuat jika kata-katanya didengar orang. Mardai na ni dok nia. Kata-katanya mengenai dihati dapat diterima.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa pelengkap upa-upa yang
mempunyai artimakna.
4. Air putih Makna :
Air putih melambangkan keikhlasan. Mengerjakan sesuatu haruslah dengan hati yang bersih dan ikhlas.
Fungsi : Bahan dalam mangupa.
Universitas Sumatera Utara
5. Ikan Makna :
Ikan yang dipakai untuk pangupa adalah ikan garing yaitu anak ikan jurung yang panjangnya lebih kurang 1 jengkal. Ikan garing ini
adalah anak ikan jurung yang menjelang dewasa. Ikan garing hidup di air deras dan selalu menyongsong ke hulu, sanggup melompati air terjun,
lincah mencari makan. Kalau sudah besar ikan ini menjadi lamban dan hanya hidup mencari air tenang dan dalam lubuk. Ikan ini terdiri dari 2
ekor yang melambangkan suami isteri seperti ikan, yang selalu sama-sama ke hulu dan sama-sama ke hilir. Ada kalanya ditambah dengan haporas
dan incor na di durung ikan-ikan kecil, supaya tetap horas, horas dan selalu bersama.
Fungsi : Bahan dalam mangupa.
6. Udang Makna :
Udang melambangkan strategi kehidupan. Gerakan maju- mundur merupakan karakter udang. Gerak maju dan mundur, hanya
bergantung pada situasi dan kondisi dimana yang paling menguntungkan. Maju satu langkah, mundur 2 langkah untuk mengambil ancang-ancang
untuk maju kembali pada saat yang tepat.
Fungsi : Udang berfungsi sebagai bahan dalam upacara mangupa.
7. Daun ubi Makna :
Dun ubi lambang umur panjang dan bermanfaat, karena ubi tidak dapat diukur panjangnya sampai sejauh mana. Sayur matua bulung.
Fungsi : Bahan dalam upacara mangupa
Universitas Sumatera Utara
8. Kepala KerbauKambing
Pangupa yang paling besar adalah kerbaukambing.
Pangupa kerbaukambing ini yang dipergunakan adalah kepala kerbaukambing,
hati limpa dan beberapa bagian dari kerbaukambing yang disebut gana- ganaan. Pangupa kepala kerbaukambing ini dihadapkan ke muka
penganten dalam keadaan utuh. Sedangkan bahan yang tujuh di atas tetap dimasak dan disajikan di piring tersendiri bersama ayam pangupa ayam
sebagaimana disebut diatas disajikan sebagai pendamping pangupa kerbaukambing, yang disebut dengan pangkatiri.
Kepala kerbauKambing yang diletakkan secara utuh, menggambarkan :
a Mata Makna :
apa yang kelihatan dapat dijadikan guru yang baik, apa yang ada didalam hati harus ditelaah direnungkan.
Fungsi : sebagai mata guru, roha siseon
Sebagai bahan pangupa dan bagian dari kepala kerbaukambing.
b Telinga Makna :
Harus cepat menangkap berita duka dan datanglah untuk turut berduka dan kalau ada yang bersuka-ria tunggu dulu diundang
baru datang berkunjung.
Fungsi : Sebagai bagian dari bahan upa-upa.
c Otak Makna :
Pergunakan pikiranmu apabila ingin berbuat sesuatu.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa
Universitas Sumatera Utara
d Mulut Makna dan Lidah :
Mulut kamu, adalah harimau kamu. Jagalah mulutmu, jangan asal bicara. Pikirkanlah dan perhatikan baik-baik
baru boleh diucapkan.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa
e Hidung Makna :
Hati-hati dan teliti dalam menghadapi segala-galanya dalam kehidupan.
Fungsi : Sebagai simbol perlengkapan mangupa.
f Kulit Makna :
Cubitlah dirimu, baru cubit orang lain. Apa yang dirasakan sakit, jangan buat pada orang lain
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa
g Hati Makna :
Pertimbangkanlah apa yang dilihat, didengar dan dipikirkan. Segala tindakan harus direnungkan di dalam hati yang dalam.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa.
h Tulang Rincan. Makna :
Tulang rincan ini melambangkan hubungan kekeluargaan yang baik. Dagingnya dibagi-bagi untuk diberikan kepada Raja-raja
yang hadir. Hal ini menunjukkan bahwa rezeki yang ada bukan untuk diri sendiri. Rezeki harus dengan ikhlas diberikan kepada sanak family.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa.
Universitas Sumatera Utara
i Kaki Kerbau Makna :
diumpamakan kanan depan dan kiri belakang agar pengantin nantinya cepat kaki ringan tangan, artinya seia sekata, rajin
membantu dan mengunjungi orang lain.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa.
j Daun Ria-ria Makna :
Diumpamakan agar yang di upa-upa mendapat kegembiraan.
Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa.
k Ranting Pohon Beringin Makna :
Rimbun seperti pohon beringin dapat mengayomi. Pohonnya dapat bersandar, daunnya tempat berteduh, banirnya tempat
berlindung, akar gantungnya tempat bergantung.
4.4.3 Tempat Pangupa
Kepala kerbau diletakkan di atas induri setelah dialasi dengan bulung ujung 3 helai sebagai perlambang dalihan na tolu. Sedangkan bahan-bahan lainnya yang
telah disusun diatas piring besar Pinggan Pasu. Induri atau anduri nyiru- bahasa Indonesia adalah lambang kemasyarakatan yang melambangkan pembeda
yang benar dan salah. Fungsi induri adalah untuk menampi beras. Induri bisa dipisahkan beras
dengan antah yang masih perlu diproses. Juga memisah dedak yang masih perlu diproses. Juga memisah dedak dan ampas yang harus dibuang, yang berarti
menganut prinsip sortasi dan seleksi pilah dan pilih mana yang beras dan mana yang hampa.
Universitas Sumatera Utara
Bagian tengah dari induri adalah bambu yang dianyam berpetak-petak menjadi suatu ikatan yang saling berhubungan, saling berkait dan saling
menunjang menjadi satu. Ini menggambarkan manusia yang bersatu dalam ikatan kekurangan yang membentuk suatu masyarakat merupakan suatu sistem yang
terdiri dari beberapa sub-sistem yang tali-menali satu sama lain. Anyaman bambu yang bentuknya segi empat itu bagian pinggirnya diikat
dengan rotan empat potong, satu potong tiap sisi sehingga membentuk segi empat. Rotan ini merupakan lambang dari peraturan adat yang tidak boleh dilanggar
yang disebut pastak-pastak ni paradaton, yaitu patik, uhum, ugari, dan hapatuhon.
4.4.4 Tata Laksana a. Persiapan
Tahap awal adalah pengaturan posisi duduk setiap hadirin selama upacara Mangupa berlangsung. Persadaan Marga Harahap dohot Boruna, 1993
menjelaskan tempat duduk tiap-tiap para pelaksana upacara mangupa sebagai berikut:
Sebelah kanan duduk bayo pangoli pengantin laki-laki yang didampingi sebelahnya kanannya oleh kahangginya yang ikut ketapian raya bangunan.
Disebelah kiri duduk pula boru na dioli pengantin perempuan didampingi oleh anak boru mereka semua di talaga arah ke pintu masuk tempat duduk semua
suhut laki-laki dan perempuan, anak boru, pisang raut, harajaon, hatobangon. Pakaian adat yang dikenakan pengantin ke tapian raya bangunan tetap dipakai.
Universitas Sumatera Utara
Setelah semua hadir diruangan sidang adat dan duduk sesuai dengan aturan, perangkat pangupa dibawa masuk kedalam ruang sidang adat. Orang kaya yang
bertugas sebagai pembawa acara memperdengarkan ungkapan-ungkapan yang berisi harapan-harapan. Bagian selanjutnya memaparkan tata laksana upacara
mangupa mulai dari pembukaan hata pangupa oleh orang kaya sampai kepada hata pangupa jawaban dari pengantin.
b. Pelaksanaan Pembukaan oleh Orang Kaya
Perangkat pangupa diletakkan oleh Orang kaya dihadapan kedua pengantin. Disebelah kiri dan kanan perangkat pangupa diletakkan masing-masing satu
piring pangupa lain yang isinya adalah ikan dan daging ayam. Satu piring diletakkan dihadapan kelompok kahanggi dan piring yang lain dihadapan anak
boru. Orang kaya membuka acara dengan sambutan seperti berikut ini.
Jagit bo tulang burangir on, jagit bo nantulang burangir sirara unduk sibontar adop-adop. Sataon so ra buruk, sabulan so ra malos. “ Sumurdu
burangirnami di hamu, di hananaek ni mata ni ari on, anso manaek ma tua, hamamora, hahorasan dohot hagabeon dihamu na niadopkon ni pangupa on.
Nadung lolot do on tarniat di andora ni suhut si habolonan. Jadi jadi na palaluhon ma sadarion niat ni roha nadung lolot tarsimpan di bagasan
sitamunang ni morangkon. Hara ni godang ni roha I, ni pasu baga-baga on. Jadi onpe patotor hamu ma sanga songon dia na tumbuk mangihutkon
partamana di bagasan adat i. laho paboahon sinta-sinta dohot haul ni roha adop Tuhanta Na Uli Basa i. Anso denggan mardalan karejonta on, jana
Universitas Sumatera Utara
anso saut dohot na ni parsinta ni rohanta i. jadi sannari kohe ma tu suhut sihabolanan”.
Artinya: Terimalah Tulang mamak pengantin laki-laki sirih ini, terimalah
nantulang istri mamak, pengantin laki-laki sirih ini, sirih yang merah bagian belakang dan putih bagian depan. Setahun tidak akan busuk, sebulan
tidak akan layu. Kami persembahkan sirih kepada kamu, ketika matahari mulai naik, agar naik pula tuah, derajad, kesehatan dan kejayaan kepada
kamu berdua yang sedang disajikan pangupa ini. Sudah lama berniat bagi suhut
sihabolananorangtua laki-laki dan
kahangginya. Jadi dilaksanakanlah hari niat ini yang sudah lama tersimpan di dalam hati mora
saya ini. Karena kami sangat berbahagia, maka dilaksanakanlah upacara yang mengandung harapan ini.
Jadi dalam hal ini sampaikanlah apa yang tepat menurut adat. Kemudian sampaikanlah angan-angan kamu selama ini dan niat dalam hati kepada
Tuhan kita, yang Maha Penguasa dan Maha Penyayang itu agar berjalan lancar acara kita ini dan terlaksana apa yang kita inginkan. Sekarang giliran
suhut sihabolonan .
Orang kaya kemudian melanjutkan Mangupa dengan mempersilahkan berbagai pihak untuk menyampaikan hata pangupa. Orang kaya harus mendahulukan pihak
ibu-ibu menyampaikan hata pangupa. Kelompok ibu-ibu yang menyampaikan hata pangupa adalah suhut, kahanggi, anak boru dan pisang rahut.
Hata Pangupa dari Suhut Sihabolonan, Kahanggi, Anak Boru, dan Pisang Rahut dari Pihak Ibu-ibu
Universitas Sumatera Utara
Suhut Sihabolonan tuan rumah yang punya hajat yang pertama menyampaikan hata pangupa adalah Ibu kandung pengantin laki-laki. Dia
menguraikan maksud pertemuan adat ini dan maksud pangupa agar semua yang hadir secara resmi mengetahui. Menyampaikan hata pangupa penuh keharuan dan
biasanya sambil menangis karena bahagia. Kemudian giliran hata pangupa kepada kahanggi, anak boru, dan pisang rahut
diberikan kepada kelompok barisan atau kelompok ibu-ibu. Contoh isi hata pangupa dari kahanggi pihak ibu-ibu biasanya sama dengan isi hata pangupa dari
kahanggi dari suhut ibu pengantin laki-laki diatas.
Hata Pangupa dari Suhut Sihabolonan,Kahanggi dan Anak Boru,dan Hatobangon dari Pihak Bapak-bapak
Giliran dari kelompok Bapak-bapak adalah suhut sihabolonan, yaitu tuan rumah, dalam hal ini ayah dari pengantin laki-laki. Setelah itu, orang kaya
kemudian akan mempersilahkan kahanggi untuk memberikan hata pangupa dari suhut. Setelah kahanggi memberikan hata pangupa, kemudian tiba giliran anak
boru dan hatobangon dari pihak bapak-bapak untuk memberikan hata pangupa, yang isinya pada umumnya sama dengan isi hata pangupa dari anak boru pihak
ibu-ibu yang telah dipaparkan dibagian sebelumnya.
Hata Pangupa dari Harajaon
Harajaon menyampaikan
hata pangupa setelah
hatobangon menyampaikan hata pangupa. Kelompok harajaon ini terdiri dari Raja Tording
Balok, Raja Pamusuk dan Raja Panusunan Bulung. Hata pangupa disampaikan
Universitas Sumatera Utara
oleh Raja Panusunan Bulung yang akan berbicara dengan tegas untuk menyimpulkan hata pangupa yang telah disampaikan sebelumnya.
Contoh hata pangupa Raja Panusunan Bulung adalah sebagai berikut :
“ Sattabi sappulu di anak ni raja-raja dohot namora-mora na ro sian jae dohot sian julu jala tarimo kasih disuhut sihabolonan sahat tu
pisangrahutna. Dison ma na pasahat dohot na putuluskon baga-baga sitamunang di bagasan roha, anso ulang i songon singotngot
dibagasan ipon tungkol dibagasan ngadol. On ma i arina hape, ari na martua marsahala manurut datu parhala
na pasampe sigodang ni roha taradop anak dohot parumaen. Sai marsangap ma hamu jana martua, panjang umur, mura
pancarian…… On pe madung imbo di dolok, Sarudung di parsiraisan madung
sahata sapangondok, roha pe madung marsijagitan. On pe horas ma tondi madingin sayur matua bulung, pir tondi
matogu on tu ginjang ni ari, botima jolo…..” Artinya :
“ Sembah sepuluh kali kepada anak Raja dan juga para bangsawan yang berasal dari hilir dan hulu, begitu pula ucapan terima kasih
kepada suhut sihabolonan sampai kepada pisang rahutnya. Dalam hal ini, pada saat ini kita adalah melepas hajat dan niat yang sudah lama
terpedam dalam hati agar jangan menjadi beban dalam sanubari. ……
Universitas Sumatera Utara
Ini semua kata-kata mufakat nenek moyang kita dahulu, pada hari ini dititipkan ke dalam tubuh kamu berdua.
Ini pun sudah seperti siamang di bukit ikan kecil ditangguk sudah pula semufakat, hati mereka juga saling menerima, ini pun selamat
tondi yang sejuk selamat sampai keakhir zaman, kuatlah tondi dari sekarang sampai masa yang akan datang. Sekian…”
Orang kaya bertindak sebagai pembawa acara kemudian akan mempersilahkan seorang harajaon pemuka adat yang mahir membaca
tamsil perangkat pangupa. Pemuka adat ini bertugas menyampaikan makna pangupa yang dimisalkan surat tumbaga holing. Pada tahap ini, upacara
mangupa memasuki esensi dari doa yang sesungguhnya, yaitu memanggil tondi kebadan melalui pemaknaan mendalam terhadap hidangan pangupa
dan doa atau mantera tertentu yang biasanya sudah baku. Salah satu proses pemanggilan tondi kebadan melalui pembacaan surat tumbaga holing
perangkat pangupa bisa dibaca dari seperti berikut. Antong hamu amang bope hamu inang, baen madung dipasu-pasu
hatobangon dohot harajaon hamu, marbanjar mada tondimu mangadopi pangupa simangadang tua na godang on jane bage bage
ma tondimu disise pangupa on. Baen madung diungkap pangupa na nitutup ni abit hagodangan i,
abit sijugat-jagit na nitonun manghuntak-tak nianikkon manguntek- tek, tapangido ma di Tuhanta Naulibasa i mungkap ma hamomora,
hatotorkis ana hadidingin di hamu.
Universitas Sumatera Utara
Tarparayak dijolomu pira ni manuk na ni hobolan na nilompa ni orang tua, dia ma i na nidokna, sai gomgom marsinggomgoman ma
tondimu nadua sampai hamu matua. Dibaen do i tolubangkiang, na gorsing dibagasan na bontar dibalian, na paboahon mada on sahata
saoloan do dalihan na tolu laho pasahatkon pangupa on tu hamu. Sai di jagit tondi dohot badanmu ma sinta-sinta dohot pangidoan ni
rohanami on. Ditonga ni pira manuk na nihobolan i dibaen do i sira na ancim
pandaian, dia ma i na nidokna, sai mura ma rasoki dohot pancarian. Duri pangkat ma i tu duri ni hotang
Tudia hamu mangalakka sai dapot-dapotan Nisuak barse-barse di toru lambak pining
Marringgit maruse-use marmanuk habang ding-ding Tibal muse do diisi ihan sayur, sai sayur matua bulung ma hamu na
diadopkon pangupa on. Laing ihan sahat mada i anso sahat mamora jana magabe, lain ihan simundur-undur do ina mangundurkon anak
mangundurkon boru laho mangingani bagas na martua on. Taratak tarhidang muse do dison horbo simarang tua, namamolus
ombun manyap, dompak menek maroban tua dung godang maroban sangap.
Ia horbo on nioban sian laut padang bolak, Na manjampal di padang na lomak,
Marsobur disosopan na so marlinta, Di galanggang na so marrongit,
Universitas Sumatera Utara
Dibaen on sannari gabe upa-upa ni tondi, upa-upa badanmu nadua. Dipatibal do tulan rincan sian siamun,
Tulan rincan sian siambirang, Na sian siamun bagian ni suhut sihabolonan,
Sian siambirang bagian ni anak bor. Songon i huling-kuling dohot bobak na nisale,
Malo-malo hamu mangkuling harana tua ni halak do na marobah dame.
Horbo saeto tanduk boti mangasa gogo, Malo hamu marbisuk songon i marpangalaho,
Dison dua mata na tiur panili marnida borngin dohot arian. Tutur hamu marpangarohai, rama markoum malo mardongan.
Songon i dila ni horbo, anso malo-malo hamu martutur poda. Mangalehen hata na denggan tu halak na bahat, songon i pinggol ni
horbo anso tangi-tangi di siluluton inte di siriaon. Sudena on payak di ginjang ni indahan, ima indahan sibonang
manita, nada dope dipangan madung binoto daina, tanda godang ni roha ama-ina diparjolianmuyu on. Indahan na nidippu mada i, na
marsintahon anso dippu hamomora di hamu na niadopkon pangupa on, laing on mai indahan ribu-ribu anso hombang ratus hombang
ribu pancarian dohot pancamotan. Ia pangupa on payak di ginjang ni ujung bulung, sai ibo rohana ni
Tuhanta sai marujung tu nadenggan ma sude na hita parsintahon di karejonta sadarion.
Universitas Sumatera Utara
Ia pangupa on dipayakkon do di ginjang ni anduri na bidang rapakna, dia ma i na nidokna, lainganduri on ma dalanta hiap-hiap tu
jolo ni Tuhanta naulibasa i anso dipasaut-saut jana dipatulussa sude na tarsinta sadari on. Dibagasan ni i liang on mangajari hita, anso
taboto maradat, maruhum dohot marugari tu hula dongan, hatobangon dohot harajaon tarlobi tu mora.
Laing mangindo hita tu Tuhanta Naulibasa i, sai dipasu-pasu ia ma hamu: tubuan lak-lak ma, tubuan singkoru, lak-lak ma i di ginjang ni
pintu singkoru di golom-golom, sai maranak ma sappulu pitu marboru sappulu onom, anggo dung mardakka abaramuyu,
margosta-gosta margiringgiring, maroppa-oppa mangiring-iring, lobi dope sian on nangkan baenon tanda godang ni roha ni ama dohot ina
pahompu nagkan na ro. Antong, bariba tor ma i bariba rura, aek mardomu tu muara, totor
iba di adatniba, i do tanda ni anak ni namora. Malo-malo hamu marhula dongan songon i marhula marga, inda adong arti ni
sinadongan, anggo na so malo iba martutur poda. On sude hata ni adat, padan ni oppunta na dung lalu, di ari na sadari on hami
pasahat tu badan muna. On pe hehe hamu jolo pangupa i, kata pembaca pangupa dan beberapa orang mengangkat pangupa itu ke
atas setinggi kepala kedua mempelai seraya pembaca pangupa berkata “manaek ma hamamora, hatotorkis jana hadidingin di hamu
na niupa on. perangkat pangupa disuruh angkat setinggi kepala kedua pengantin.
Universitas Sumatera Utara
Dipahot ma pangupa, hot ma hamamora, hatotorkis jana hadidingindi hamu na niupa on. On pe nada adong be nahurang,
madung hot di padanna, cocok dohot suringna, horas tondi madingin sayur matua bulung, pir tondi matogu sian on tu ginjang ni ari, na
1,2,3,4,5,6 dohot 7, pitun sundut hamu suada mara, pitun sundut tong magabe. Horaskon boo rang kaya….horas….horas….horas.
Terjemahan makna doa dan nasehat di atas adalah sebagai berikut. Ananda berdua kedua pengantin, karena kalian berdua sudah
didoakan oleh hatobangon dengan harajaon, maka siap dan kuat tondi ananda berdua menghadapi pangupa yang membawa tuah ini.
Kemudian saya harapkan agar tondi kamu berdua siap mendengarkannya saya akan membacakannya.
Pangupa yang ditutup dengan kain kebesaran adat sudah dibuka. Kain adat ini ditenun tak-tak tek-tek. Kita berdoa kepada Tuhan agar
terbukalah hidup yang senang, sehat dan sejuk bagi kamu berdua. Terletak dihadapanmu telur ayam yang bulat yang direbus orang
tuamu. Apakah itu maknanya? Semoga saling menggenggam tondi kamu berdua sampai hari tua. Telur tiga buah, kuning di dalam dan
putih diluar. Maksudnya sudah seia sekata dalihan na tolu melaksanakan upacara mangupa kepada kalian berdua. Semoga
diterima tondi dan badan kamu berdua hajat dan permintaan kami ini.
Ditengah-tengah telur ayam diletakkan garam yang rasanya asin. Apa pula maknanya? Semoga murah rezeki dan mudah pencarian.
Universitas Sumatera Utara
Duri pangkat itu lah duri rotan, Kemana kamu pergi selalu kamu mendapat
Dirobek barse-barse dibawah pelepah pinang Ringgit tumpah ruah, ayam beterbangan di dinding.
Disitu terletak pula ikan sayur, semoga Tuhan memberikan hidup sejahtera kepada kamu berdua hidup berbahagia dan kaya raya.
Diharapkan kamu juga mendapatkan anak laki-laki dan anak perempuan menempati rumah yang bertuah ini.
Terhidang rapi pula diatasnya kerbau yang menjelang tua, lewat di embun pagi, ketika kecil membawa tuah, sesudah besar membawa
kharisma. Kerbau ini dibawa dari padang bolak, mencari makan di padang
rumput, yang subur berendam di lubuk yang tidak berlintah di gelanggang yang tak bernyamuk, dibuat jadi pangupa tondi, upa-upa
badan kamu berdua. Diletakkan pula daging empuk disebelah kanan dan kiri. Sebelah
kanan bagian suhut, sebelah kiri bagian anak boru. Begitu juga jangat dan kulit kerbau maksudnya agar kamu bijaksana
berbicara. Karena tuah manusia membawa damai. Kerbau sehasta tanduk lagipula tenaganya kuat.
Pandai kamu berprilaku begitu juga bertata krama. Disini ada dua mata yang terang melihat malam dan siang.
Pandai bertenggang rasa, ramah berfamili akrab berteman.
Universitas Sumatera Utara
Didalamnya ada lidah kerbau maksudnya supaya tanggap kita terhadap hal masyarakat yang baik kemalangan maupun berita
kebahagiaan. Semua bahan pangupa diletakkan diatas nasi. Nasi sibonang manita,
belum lagi dimakan sudah tahu rasanya, sebagai tanda rasa bahagia kedua orang tuamu atas pernikahan kamu ini.
Tamsil nasi ini juga adalah agar kedua pengantin mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan.
Pangupa ini juga diletakkan diatas daun pisang bagian ujung. Maknanya adalah kita berharap agar Tuhan memberikan berkah
kepada kedua pengantin agar semua yang dihajat dan dikerjakan selalu selesai dengan sempurna.
Pangupa ini juga diletakkan diatas tampi. Maknanya kita semua berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa agar apa yang dicita-citakan
hari ini dan masa yang akan datang selesai dengan sempurna. Lebarnya tampi ini memberikan tamsil pendidikan kepada kedua
pengantin agar mereka mempertahankan adat, kebiasaan, aturan- aturan dalam masyarakat. Pandai menjaga hubungan yang baik
kepada unsur dalihan na tolu. Kita selalu mendoakan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, agar
kamu diberkati-Nya mendapat keturunan anak laki-laki dan perempuan. Kalau diizinkan beranak laki-laki tujuh belas orang dan
anak perempuan enam belas orang. Sekiranya anak kamu berdua
Universitas Sumatera Utara
sudah banyak kami akan membuat acara yang lebih meriah kepada kamu berdua.
Perangkat pangupa disuruh angkat setinggi kepala kedua pengantin Datanglah kebahagiaan, kesehatan, kesejukan hati kepada kamu berdua.
Setelah diberikan aba-aba dengan hitungan satu sampai tujuh, pembaca pangupa mengucapkan kata: horas-horas. Selamat, selamat.
c. Penutup Pengantin Mencicipi Hidangan Pangupa dan Memberikan