Tempat Pangupa Tata Laksana a. Persiapan

i Kaki Kerbau Makna : diumpamakan kanan depan dan kiri belakang agar pengantin nantinya cepat kaki ringan tangan, artinya seia sekata, rajin membantu dan mengunjungi orang lain. Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa. j Daun Ria-ria Makna : Diumpamakan agar yang di upa-upa mendapat kegembiraan. Fungsi : Sebagai bahan dalam upacara mangupa. k Ranting Pohon Beringin Makna : Rimbun seperti pohon beringin dapat mengayomi. Pohonnya dapat bersandar, daunnya tempat berteduh, banirnya tempat berlindung, akar gantungnya tempat bergantung.

4.4.3 Tempat Pangupa

Kepala kerbau diletakkan di atas induri setelah dialasi dengan bulung ujung 3 helai sebagai perlambang dalihan na tolu. Sedangkan bahan-bahan lainnya yang telah disusun diatas piring besar Pinggan Pasu. Induri atau anduri nyiru- bahasa Indonesia adalah lambang kemasyarakatan yang melambangkan pembeda yang benar dan salah. Fungsi induri adalah untuk menampi beras. Induri bisa dipisahkan beras dengan antah yang masih perlu diproses. Juga memisah dedak yang masih perlu diproses. Juga memisah dedak dan ampas yang harus dibuang, yang berarti menganut prinsip sortasi dan seleksi pilah dan pilih mana yang beras dan mana yang hampa. Universitas Sumatera Utara Bagian tengah dari induri adalah bambu yang dianyam berpetak-petak menjadi suatu ikatan yang saling berhubungan, saling berkait dan saling menunjang menjadi satu. Ini menggambarkan manusia yang bersatu dalam ikatan kekurangan yang membentuk suatu masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem yang tali-menali satu sama lain. Anyaman bambu yang bentuknya segi empat itu bagian pinggirnya diikat dengan rotan empat potong, satu potong tiap sisi sehingga membentuk segi empat. Rotan ini merupakan lambang dari peraturan adat yang tidak boleh dilanggar yang disebut pastak-pastak ni paradaton, yaitu patik, uhum, ugari, dan hapatuhon.

4.4.4 Tata Laksana a. Persiapan

Tahap awal adalah pengaturan posisi duduk setiap hadirin selama upacara Mangupa berlangsung. Persadaan Marga Harahap dohot Boruna, 1993 menjelaskan tempat duduk tiap-tiap para pelaksana upacara mangupa sebagai berikut: Sebelah kanan duduk bayo pangoli pengantin laki-laki yang didampingi sebelahnya kanannya oleh kahangginya yang ikut ketapian raya bangunan. Disebelah kiri duduk pula boru na dioli pengantin perempuan didampingi oleh anak boru mereka semua di talaga arah ke pintu masuk tempat duduk semua suhut laki-laki dan perempuan, anak boru, pisang raut, harajaon, hatobangon. Pakaian adat yang dikenakan pengantin ke tapian raya bangunan tetap dipakai. Universitas Sumatera Utara Setelah semua hadir diruangan sidang adat dan duduk sesuai dengan aturan, perangkat pangupa dibawa masuk kedalam ruang sidang adat. Orang kaya yang bertugas sebagai pembawa acara memperdengarkan ungkapan-ungkapan yang berisi harapan-harapan. Bagian selanjutnya memaparkan tata laksana upacara mangupa mulai dari pembukaan hata pangupa oleh orang kaya sampai kepada hata pangupa jawaban dari pengantin.

b. Pelaksanaan Pembukaan oleh Orang Kaya

Perangkat pangupa diletakkan oleh Orang kaya dihadapan kedua pengantin. Disebelah kiri dan kanan perangkat pangupa diletakkan masing-masing satu piring pangupa lain yang isinya adalah ikan dan daging ayam. Satu piring diletakkan dihadapan kelompok kahanggi dan piring yang lain dihadapan anak boru. Orang kaya membuka acara dengan sambutan seperti berikut ini. Jagit bo tulang burangir on, jagit bo nantulang burangir sirara unduk sibontar adop-adop. Sataon so ra buruk, sabulan so ra malos. “ Sumurdu burangirnami di hamu, di hananaek ni mata ni ari on, anso manaek ma tua, hamamora, hahorasan dohot hagabeon dihamu na niadopkon ni pangupa on. Nadung lolot do on tarniat di andora ni suhut si habolonan. Jadi jadi na palaluhon ma sadarion niat ni roha nadung lolot tarsimpan di bagasan sitamunang ni morangkon. Hara ni godang ni roha I, ni pasu baga-baga on. Jadi onpe patotor hamu ma sanga songon dia na tumbuk mangihutkon partamana di bagasan adat i. laho paboahon sinta-sinta dohot haul ni roha adop Tuhanta Na Uli Basa i. Anso denggan mardalan karejonta on, jana Universitas Sumatera Utara