dan mengatur panggilan yang harus digunakan oleh seseorang terhadap para kerabatnya sesuai dengan status kekerabatannya masing-masing. Dua orang laki-
laki yang masing-masing punya status kekerabatan kahanggi misalnya menggunakan panggilan angkang abang dan anggi adik. Dalam hal ini yang
usianya lebih tua menggunakan panggilan anggi terhadap yang berusia lebih muda. Sebaliknya, yang berusia lebih muda menggunakan panggilan angkang
terhadap yang berusia lebih tua.
1.11 Sistem Organisasi Sosial
Masyarakat Sipirok Hutapadang menganut sistem perkawinan exogami. Marga yang menetukan bahwa perkawinan hanya boleh dilakukan antara orang-
orang yang berlainan marga. Perkawinan dilakukan dengan adat manjujur. Artinya dalam pelaksanaan perkawinan calon pengantin laki-laki diwajibkan
memberikan mas kawin yang disebut tuhor kepada pihak calon istrinya. Di samping itu, calon pengantin laki-laki harus menjemput calon istrinya untuk
dibawa kerumah orang tuanya. Upacara persemian perkawinan secara adat yang disebut horja haroan boru yang diselenggarakan dirumah orang tua pengantin
laki-laki. Upacara adat untuk meresmikan perkawinan hanya boleh dilakukan
setelah lebih dahulu mendapat persetujuan dari tokoh-tokoh pimpinan tradisional setempat itu dinamakan harajaon dan hatobangon.
Waktu sistem pemerintahan tradisional masih berlaku dalam wilayah Angkola Hutapadang setelah masa kemerdekaan tidak berlaku lagi, masing-
masing komunitas desa yang disebut huta di wilayah tersebut dikepalai oleh seorang raja berpangkat Raja Pamusuk.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan dijalankan secara demokrasi oleh Raja Pamusuk bersama- sama dengan sejumlah tokoh pemimpin masyarakat. Kependudukan mereka yang
melembaga sebagai pimpinan, Raja Pamusuk disebut sebagai harajaon yang dirajakan dan tokoh-tokoh pemimpin atau pemuka masyarakat yang ikut yang
menjalankan pemerintahan bersama raja disebut sebagai hatobangon tokoh-tokoh yang dituakan.
Selain raja yang berpangkat sebagi Raja Pamusuk. Di wilayah Angkola dahulu terdapat pula raja-raja yang berpangkat Raja Panusunan Bulung yang
berkedudukan didesa induk ialah desa asal dari penduduk yang kemudian pergi membuka desa-desa lain yang berstatus sebagai anak dari desa induk. Dalam
pelaksanaan pemerintahan, antara suatu desa induk dengan desa-desa yang berstatus sebagai anaknya tidak terdapat hubungan struktural. Karena masing-
masing desa anak menjalankan pemerintahan secara otonom, tetapi dalam hal urusan adat, misalnya dalam penyelenggaraan upacara-upacara adat, desa-desa
anak tetap terikat secara struktural dengan desa induk masing-masing. Hal ini Raja Panusunan Bulung memegang wewenang tertinggi untuk mengesahkan
keputusan musyawarah adat yang harus dilakukan untuk setiap penyelenggaraan upacara adat, seperti upacara adat perkawinan dan kematian.
Masa sekarang, setelah sistem pemerintahan tradisional dihapuskan, eksistensi Raja Panusunan Bulung, Raja Pamusuk, dan Hatobangon hanya
berlaku dalam konteks penyelenggaraan upacara adat. Demikian juga wewenang, hak dan kewajiban mereka yang tradisional. Dalam urusan pemerintahan mereka
tidak lagi punya hak dan wewenang sama sekali.
Universitas Sumatera Utara
Karena hingga kini hak dan wewenang para pemimpin tradisional itu dalam urusan adat masih tetap berlaku dan diakui oleh masyarakat, maka tokoh-
tokoh Harajaon Panusunan Bulung harus diikutsertakan dalam setiap musyawarah adat yang dilakukan dalam konteks penyelenggaraan upacara adat,
seperti upacara mangupa. Seperti upacara mangupa. Merekalah yang memegang wewenang sepenuhnya untuk mengesahkan berlakunya semua hasil mufakat yang
dibuat melalui musyawarah itu. Demikian, masyarakat Angkola yang ada di Hutapadang Sipirok tidak dapat menyelenggarakan upacara adat tanpa
persetujuan dan pengesahan dari harajaon, hatobangon, dan panusunan bulung. Begitulah keadaannya yang berlaku dalam masyarakat Angola-Hutapadang
sampai saat ini. Prosedur Mengambil keputusan :
1. Suhut SihabolonanSepangkalan : Penyampai niat dan hajat
2. Ompu Nikotuk khusus Angkola : Menyimpulkan.
3. Hatobangon Nihuta : PenjawabPenjelasan
4. Raja Nihuta : PenjawabPenjelasan
5. Raja Adat yang Semarga : Penjawab seadatpenjelasan
6. Raja adat dari daerah na humaliang humaloho : penjawabmemberi
pendapat. 7.
Raja-Raja Torbing Balok : Penjawabmemberi pendapat. 8.
Orang KayaGoruk-goruk Hapinis : Penyusun apa-apa yang akan dilaksanakan.
9. Raja Pangondian khusus Angkola : Menyimpulkan pendapat Raja-
raja Torbing Balok. 10.
Raja Panusunan Bulung : Menutupmengucapkan Horas 3 kali Sutan Managor, 1995: 21
1.12 Sistem Religi