Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap enam puluh gambar yang dipilih dari Video
game seven sin, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari tanda-tanda yang telah dianalisis baik dari komunikasi verbal maupun
nonverbal, sensualitas perempuan dalam game seven sin digambarkan dengan dua cara. Pertama, melalui penampilan dan kostum yang dikenakan tokoh
perempuan, yang selalu memakai pakaian yang sangat ketat, minim, terbuka, dan membuat bagian-bagian sensitif dari tubuh perempuan, seperti payudara,
bagian pantat atau bokong, paha, dan punggung terlihat dengan jelas, bahkan seperti dengan sengaja menonjolkan bagian-bagian tersebut melalui pakaian
yang digunakan untuk memberi fantasi seksual. Dari segi penampilan secara keseluruhan, perempuan juga dikonstruksi dengan bentuk tubuh yang
proporsional, bentuk tubuh seperti gitar spanyol yang berpinggang kecil, langsing tanpa lemak, ukuran payudara yang besar, paha yang tidak terlalu
besar dan mulus, wajah yang menarik, bibir tebal nan sensual, hidung mancung, dan bagian punggung yang terkesan seksi. Sisi sensualitas
perempuan hampir disetiap level pada game ini digambarkan melalui daya tarik fisik dan apa yang ditampilkan dari tubuhnya, yang menjurus pada
ekspresi menggoda. Perempuan yang memiliki tubuh proporsional seperti itu, dianggap memiliki daya tarik sensual yang tinggi dan mengancam imajinasi
seksual laki-laki. Cara kedua adalah dengan melihat bagaimana tanda-tanda yang
mewakili sisi sensualitas tersebut dikonstruksikan developer game dalam setiap adegan game seven sin. Sensualitas perempuan ditampilkan dengan
gerakan-gerakan tubuh yang erotis, seperti mengoyang-goyangkan badannya, memegang kedua payudaranya, dan menunjukkan bagian pantatnya
dihadapan laki-laki. Adanya muncul adegan pembicaraan yang menggoda,
Universitas Sumatera Utara
bahkan membuat laki-laki berfantasi sendiri akan keindahan tubuh perempuan, ketika komunikasi interpersonal terjadi dengan tokoh laki-laki.
Mimik wajah, aroma tubuh, bahkan audio yang dirancang developer game menyerupai desahan lembut seorang perempuan seperti sedang disetubui
berhasil membangkitkan fantasi seksulnya. Hingga pada akhirnya sensualitas perempuan tersebut selalu dijadikan bahan eksploitasi seksual oleh kaum
adam dalam game ini. Developer game menempatkan perempuan dalam stereotip keindahan keperempuanannya dan membawa perempuan masuk
kedalam sifat-sifat dasar disekitar batasan apa yang dimaksud dengan keindahan itu sendiri, yang disadari atau tidak berasal dari bingkai pemikiran
laki-laki. Perempuan terjebak dengan keindahan tubuhnya dan daya tarik fisiknya, yang pada akhirnya membuat perempuan menjadi objek seks laki-
laki melalui kekerasan seksual. Kekerasan seksual yang digambarkan dalam game ini, dibuat dengan sangat halus, yang seolah-olah memberi kesan
bahwa perempuan sangat senang dieksploitasi sisi sensualitasnya dan menjadi hal yang wajar untuk dilakukan.
2. Mitos yang dapat digali dari pemaknaan atas tanda yang terdapat dalam
gambar-gambar video game seven sin adalah sensualitas perempuan yang selalu disajikan melalui daya tarik fisik yang dikonstruksi melalui bingkai
pemikiran laki-laki. Sensualitas sebagai pengalaman menyenangkan melalui penginderaan laki-laki terhadap bentuk tubuh perempuan. Pleasure
kesenangan tersebut bisa didapatkan melalui aktivitas seksual perempuan yang dirasakan melalui penginderaannya. Namun sensuaitasl bisa didapatkan
dengan atau tidak mengikutsertakan perempuan itu langsung, sensualitas didapatkan secara individualis berdasarkan penginderaannya terhadap
sesuatu, bisa benda, suara, ataupun gambar. Peneliti menemukan bahwa game ini sendiri membangun citra tubuh dan sensualitas perempuan menjadi bagian
dari representasi pandangan patriarki yang menjadikan perempuan objek seksual laki-laki. Adegan yang ditampilkan lebih dominan menampilkan laki-
laki sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam membentuk sensualitas bahkan bermain-main dengan hal tersebut sesuka hatinya. Keindahan tubuh
Universitas Sumatera Utara
perempuan selalu dijadikan komoditas utama untuk memperoleh kesenangan. Konstruksi yang dibentuk oleh developer game ini akan sangat banyak
mempengaruhi pemikiran gamers. Apalagi hampir kebanyakan gamers adalah laki-laki yang tidak bisa dibatasi usianya. Konstruksi yang dibentuk dalam
game ini akan dianggap menjadi hal yang biasa terjadi dalam kehidupan nyata. Tak heran jika terkadang sering terjadi “pemerkosaan” lewat imajinasi
terhadap perempuan oleh gamers. Laki-laki akan mulai menciptakan standarisasi dan mengklasifikasikan mana perempuan yang cantik, bertubuh
ideal, seksi dan mana perempuan yang biasa saja berdasarkan visualisai citra perempuan yang biasa mereka lihat dalam karakter perempuan yang ada
didalam Video game. Bahkan mirisnya, dalam beberapa situs komunitas game online, sering sekali mengadakan polling atau pemilihan karakter
perempuan dalam game yang paling seksi dan menarik.
3. Peneliti melihat bahwa developer game seven sin, menggunakan daya tarik
fisik perempuan sebagai sebuah sistem ekonomi yang mengguntungkan penjualan mereka. Developer game menghadirkan sebuah permainan tidak
hanya sekedar permainan game biasa, melainkan permainan yang menjual tubuh berempuan seperti belahan dada, paha, dan bagian tubuh sensitif
lainnya. Adegan demi adegan eksploitasi tubuh perempuan tidak dianggap sebagai kemerosotan moral tetapi justru dijadikan sebagai “hidangan” lezat
yang bernilai jual sangat tinggi. Segala cara dihalalkan untuk mendapatkan keuntungan material uang yang tidak hanya dilakukan oleh developer game
bahkan juga publisher gamenya. Konstruksi yang dibentuk selalu mengarah kepada permintaan imajinasi laki-laki akan tubuh perempuan, demi memikat
hati para gamers yang hampir kebanyakan kaum laki-laki, untuk membeli permainan ini. Tubuh perempuan dianggap memiliki nilai keuntungan
ekonomis bila diproduksi dan direproduksi sebagai nilai tukar lewat bahasa tubuh.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Saran