Analisis desain cover depan kaset game seven sin

Universitas Sumatera Utara

4.2.1. Analisis desain cover depan kaset game seven sin

Gambar 4.1 Desain cover depan kaset game seven sin Sumber: Youtube

1. Tataran Denotatif

Tampilan gambar diatas merupakan tampak depan dari cover game seven sin. Dalam desain gambar tersebut, peneliti menemukan komunikasi non verbal yang muncul melalui simbol-simbol dan tanda-tanda yang menunjukkan deskripsi akan sesuatu hal. Didalam gambar tersebut terdapat sosok seorang perempuan, seorang laki-laki, dan sepenggal bagian tubuh perempuan. Dalam gambar ini terlihat seorang laki-laki sedang duduk dengan santainya di sebuah kursi, dengan ekspresi tersenyum, memakai kemeja, celana panjang dengan rapi lengkap dengan tali pinggang, dan sepatu bergaya resmi. Laki-laki tersebut duduk sambil memegang sebuah gelas berisi cairan, kemudian tepat dibelakangnya ada seorang perempuan sedang berdiri tanpa memakai baju, sambil memasukkan tangannya kedalam baju laki-laki tersebut. Tangan perempuan tersebut tepat berada disekitaran bagian dada laki-laki itu. Selain tampilan gambar itu, peneliti juga bisa melihat ada gambar bagian tubuh perempuan, yaitu bagian dari pinggul hingga sekitaran paha dengan posisi membelakangi peneliti dan hanya menggunakan pakaian dalam saja. Gambar bagian tubuh perempuan dari pinggul hingga sekitaran paha ini, disajikan dengan ukuran yang sangat besar dibandingkan dengan gambar laki-laki yang sedang duduk dan perempuan yang berdiri dibelakangnya. Gambar setengah badan perempuan tersebut tepat mengapit gambar laki-laki dan perempuan tersebut. Universitas Sumatera Utara Kemudian dalam gambar ini juga terdapat simbol disebelah kiri bawah, yaitu simbol 18, yang berarti game ini dapat dimainkan oleh umur 18 tahun keatas.

2. Tataran Konotasi

Komunikasi nonverbal yang didapatkan dari gambar tersebut, diwakilkan dengan tanda-tanda berupa gambar: Seorang laki-laki yang sedang duduk di sebuah Sofa atau kursi dengan memakai pakaian yang rapi, dengan kemeja berwarna ungu identik dengan kesan elegant atau mewah. Ditambah lagi dengan stelan celana dan sepatu, yang menguatkan bahwa laki-laki tersebut bukan orang biasa, melainkan memiliki strata hidup menengah keatas. Latar dari gambar ini berada disebuah bar atau tempat hiburan. Hal ini dilihat dari adanya muncul gambar menyerupai lampu sorot berwarna-warni layaknya di sebuah tempat hiburan dan gelas yang berisi cairan yang dipegang oleh laki-laki tersebut, semakin menguatkan keberadaannya di tempat hiburan. Adanya gambar seorang perempuan berdiri dibelakang laki-laki tersebut dengan tidak memakai pakaian telanjang, sambil memasukkan salah satu tangannya kedalam baju laki-laki tersebut yang terkesan seperti sedang melayani akan “kebutuhannya” atau sekedar membuat rasa sensualitas laki-laki itu meningkat. Posisi perempuan yang berada dibelakang tanpa memakai pakaian tersebut membuat kesan bahwa, perempuan adalah kaum yang memang bertugas sebagai pelayan dan objek pemuas kebutuhan laki-laki. Gambar berikutnya, peneliti menemukan gambar potongan tubuh perempuan dari pinggul hingga sekitaran paha, dengan hanya memakai pakaian dalam saja, disajikan dengan ukuran yang lebih besar sambil menghadap gambar laki-laki yang duduk di sofa, yang menunjukkan adanya unsur ekploitasi perempuan. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang memiliki tubuh yang indah dan kulit berwarna coklat berkilau yang memberi kesan seksi. Posisi gambar yang menghadap laki-laki yang sedang duduk di sofa tersebut, seperti sedang menyuguhkan tampilan sesuatu hal yang memanjakan mata laki-laki itu. Laki- laki tersebut seperti terlihat menikmati tontonan “pamer” tubuh yang disajikan perempuan tersebut. Universitas Sumatera Utara Developer game membuat suatu konstruksi bahwa perempuan bertugas sebagai pelayan laki-laki untuk memuaskan keinginannya, bahkan sebagai objek seks. Hal ini sangat tumpang tindih dengan kondisi laki-laki tersebut. Dari komunikasi nonverbal melalui tanda dan simbol yang mewakili sosok laki-laki dalam gambar tersebut, terlihat posisi kelas yang berbeda antar laki-laki dan perempuan. Laki-laki di gambarkan memiliki kelas atas, kelas dimana berada pada posisi mengatur dan dilayani. Sedangkan perempuan berada pada kelas bawah yang bertugas melayani segala kebutuhan laki-laki, kaum yang lemah, dan bisa diekploitasi baik tubuh maupun apa yang ada dalam dirinya demi kepentingan laki-laki. Tulisan “7 sins” berwarna merah dalam gambar tersebut, menandakan identitas atau judul game ini. Warna merah selain diidentikkan dengan keberanian juga diidentikkan dengan aura jahat atau lambang setaniblis. Huruf S terakhir, pada kata “sins” digambarkan berbentuk ekor panjang dan ujungnya diberi tanda panah yang menyerupai kepala ular dan bagian tubuhnya secara utuh, yang melambangkan iblis yang selalu menggoda manusia untuk melakukan dosa terus-menerus. Dalam kitab umat kristiani khususnya kitab kejadian, ular dilambangkan sebagai sosok iblis yang menggoda hawa terjerumus dalam dosa. Tulisan “7 sins” diletakkan pembuat game ini tepat dibawah bagian pantat, tepatnya dibawah bagian reproduksi perempuan. Bagian reproduksi ini berperan sebagai saluran pembuangan sisa makanan ataupun tempat menghasilkan kehidupan baru layaknya seorang bayi yang keluar. Hal ini menandakan bahwa, dosa dikeluarkan dari diri perempuan atau yang dihasilkan dari diri perempuan sendiri, yang kemudian menjalar kepada laki-laki. Layaknya sebuah akar yang tumbuh dalam diri perempuan. Mitos yang digunakan oleh developer game dalam hal ini diambil dari nilai agama khususnya kristiani, yang menganggap bahwa hawa yang merupakan perempuan adalah sumber segala dosa. karena perempuan itu yang tergoda untuk memetik buah terlarang dan memberikan kepada suaminya Adam, sehingga membuat mereka jatuh kedalam dosa dan dihukum Allah. Mitos ini juga yang terus berkembang, tatkala ketika perempuan hadir dengan bentuk tubuh yang seksi, aduhai, indah dipandang mata dan gaya berpakaian mini, ketat serta Universitas Sumatera Utara terkesan seksi, membuat laki-laki merasa bahwa perempuan sebagai penjeratnya jatuh kedalam dosa, akibat apa yang ditampilkannya yang membuat laki-laki bergairah dan akhirnya mulai berimajinasi liar akan tubuh perempuan. Perempuan dianggap sebagai penggoda keimanan dari laki-laki. Bahkan ada anggapan bahwa perempuan sendirilah yang “memaksa” laki-laki untuk berimajinasi liar akan dosa seks khususnya, dengan rekreasi pemandangan yang disajikan perempuan melalui apa yang ada dalam dirinya. Peneliti sengaja memulai penelitian dengan meneliti desain cover depan kaset seven sin, karena peneliti melihat adanya unsur strategi marketing yang dilakukan produsen game ini, untuk menarik minat gamers membeli dan memainkannya. Tampilan awal yang disajikan dengan gambar tubuh perempuan, bahkan langsung menyoroti bagian pantat perempuan hanya memakai pakaian dalam saja, ditambah lagi gambar perempuan telanjang yang berdiri dibelakang laki-laki dan tema besar game ‘7 Sins’, yang dianggap termasuk tema sensitif dan mengundang rasa penasaran orang yang melihatnya dan tak sabar untuk memainkannya. Apalagi gamers hampir kebanyakan adalah laki-laki.

3. Mitos

Dari gambar tersebut, kebudayaan patriarki sangat kental disajikan si pembuat game. Hal ini dapat dilihat dari penggambaran sosok perempuan yang telanjang, berdiri dibelakang laki-laki seperti sedang melayaninya, gambar potongan tubuh perempuan yang menonjolkan bagian paha dan pantat dengan hanya menggunakan pakaian dalam, posisi laki-laki yang sedang duduk di sofa yang menikmati pelayanan dari perempuan dibelakangnya dan tontonan gratis perempuan yang berada didepannya. Bahkan perempuan dianggap selalu menjadi penyebab dosa terhadap apa yang ditampilkannya dalam dirinya. Hal ini juga berkaitan dengan unsur keagamaan, khususnya mitos yang diyakini umat kristiani, yang menganggap asal mula dosa ketika Hawa perempuan tergoda oleh Iblis yang diwakilkan oleh seekor ular, memberi buah terlarang kepada suaminya Adam laki-laki sehingga mereka berdua terjerat hukuman dosa yang berat. Hal ini terlihat dari bagaimana si pembuat game menggambarkan potongan tubuh perempuan yang berdiri didepan laki-laki yang Universitas Sumatera Utara sedang menontonnya, kemudian di bagian bawah alat reproduksinya terletak kalimat “7 sins”, yang memberi pesan yang sama dengan mitos yang diyakini umat Kristen, bahwa perempuan lah sumber dosa tersebut. Dari hal ini terlihat budaya patriarki yang dibangun dengan kacamata laki- laki, menganggap perempuan adalah second person, termarjinalkan, tertindas, layak diekploitasi, kaum yang lemah , bahkan yang paling tragis adalah orang yang selalu menjadi sumber dosa. Perempuan dibentuk seperti “memaksa” mata laki-laki untuk berimajinasi liar akan apa yang ada dalam dirinya, khususnya tubuh dan kecantikannya. Perempuan dijadikan sebagai objek keindahan dan objek seks. Bahkan perempuan dijadi alat perdagangan yang jitu, dimana si pembuat game merancang sedemikian rupa tampilan cover depan kaset game ini, agar menarik perhatian gamers untuk membelinya. Dalam diri manusia terdapat rasa penasaran. Rasa ini muncul ketika seseorang melihat sesuatu, kemudian terjadilah komunikasi intrapersonal yang menghasilkan sebuah tanda-tanda yang pada akhirnya membuat orang tersebut mulai muncul rasa penasaran akan makna dibalik tanda-tanda itu dan berujung pada ketertarikan untuk mencari makna pesan yang lebih dalam lagi akan sesuatu hal tersebut. Tampilan awal yang dimulai dengan gambar tubuh perempuan yang hampir telanjang menjadi daya tarik yang kuat dalam penjualan kaset game ini. Apalagi hampir kebanyakan gamers adalah laki-laki. Walaupun tidak ada data yang jelas khususnya di Indonesia akan persentasi gamers perempuan dan laki-laki, tetapi melalui data yang dikumpulkan oleh situs 17173.com yang merupakan salah satu situs game terbesar di China, jumlah gamer perempuan dari beberapa Negara seperti, Jepang meningkat hingga 66 persen, Korea hanya 37 persen dan China sebanyak 27 persen. Di negara barat, data statistik menunjukkan bahwa jumlah gamer perempuan di Inggris mencapai 49 persen, sedangkan di Amerika hanya 42 persen. Dari data diatas, dapat dilihat bahwa persentasi gamers laki-laki lebih mendominasi, sehingga hampir kebanyakan game dibentuk berdasarkan pandangan laki-laki, yang menjadikan perempuan sebagai objek permainan atau sekedar alat hiburan melalui tampilan animasi yang ditampilkan, bahkan menjadi salah satu daya tarik penjualan. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Analisis representasi sensualitas perempuan dalam game seven sin level 1 “Suks”

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN PADA IKLAN POMPA AIR SHIMIZU DI TELEVISI (Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Pada Iklan Pompa Air Shimizu di Televisi).

2 14 115

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN PADA IKLAN POMPA AIR SHIMIZU DI TELEVISI.

13 62 115

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ ( Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Dalam Iklan Kondom Sutra Versi Goyang Kamasutra Julia Perez Di Televisi ).

10 42 86

Representasi Sensualitas dalam Iklan Par

0 0 12

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ ( Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Dalam Iklan Kondom Sutra Versi Goyang Kamasutra Julia Perez Di Televisi )

0 0 22

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komu

0 0 107

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN PADA IKLAN POMPA AIR SHIMIZU DI TELEVISI

0 0 16

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN PADA IKLAN POMPA AIR SHIMIZU DI TELEVISI (Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Pada Iklan Pompa Air Shimizu di Televisi)

0 1 99

BAB I PENDAHULUAN - REPRESENTASI SENSUALITAS DALAM IKLAN “COOLANT JUS BELIMBING” (Studi Deskripstif Kualitatif Representasi Sensualitas Perempuan Dalam Iklan Coolant Jus Belimbing di Televisi)

0 0 7