PenyuluhanEdukasi Latihan Fisik Jasmani

2.3 Penatalaksanaan DM Tipe 2

2.3.1 PenyuluhanEdukasi

Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit, pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul dan resikonya, pentingnya intervensi obat dan pemantauan glukosa darah, cara mengatsi hipoglikemia, perlunya latihan fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan. Mendidik pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah, mengurangi komplikasi dan meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri Purba, 2008. Penyakit DM tipe 2 biasanya terjadi pada saat gaya hidup dan perilaku terbentuk dengan kuat. Petugas kesehatan bertugas sebagai pendamping pasien dalam memberikan edukasi yang lengkap dalam upaya untuk peningkatan motivasi dan perubahan perilaku. Penelitian Palestian 2006 mendapatkan bahwa sikap responden terhadap penyakit DM yang dideritanya meningkat cukup berarti setelah pemberian intervensi komunikasi terapeutik. Secara statistik terdapat pengaruh yang bermakna setelah pemberian komunikasi terapeutik terhadap sikap pasien dengan penyakit yang diderita dan program pengobatan. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan penyuluhan antara lain : a. Penyandang diabetes dapat hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan, karena kualitas hidup sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang. Universitas Sumatera Utara b. Membantu penyandang diabetes agar mereka dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat dikurangi, selain itu juga jumlah hari sakit dapat ditekan. c. Meningkatkan produktifitas penyandang diabetes sehingga dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya di dalam masyarakat. d. Menekan biaya perawatan baik yang dikeluarkan secara pribadi, asuransi ataupun secara nasional Basuki, E., dalam Soegondo, Soewondo, Subekti, 2009.

2.3.2 Diet

Perencanaan makan yang baik merupakan bagian penting dari penatalaksanaan diabetes secara total. Diet seimbang akan mengurangi beban kerja insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin mengubah gula menjadi glikogen. Keberhasilan terapi ini melibatkan dokter, perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan keluarganya Delameter, 2006. Intervensi gizi yang bertujuan untuk menurunkan berat badan, perbaikan kadar glukosa dan lemak darah pada pasien yang gemuk dengan DM tipe 2 mempunyai pengaruh positif pada morbiditas. Orang yang kegemukan dan menderita DM mempunyai resiko yang lebih besar dari pada mereka yang hanya kegemukan Sukardji, K., dalam Waspadji, Sukardji, Octarina, 2002. Berikut ini ada beberapa metode sehat untuk mengendalikan berat badan, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Makanlah lebih sedikit kalori Mengurangi makanan setiap 500 kalori setiap hari, akan menurunkan berat badan satu pon satu pekan, atau lebih kurang 2 kg dalam sebulan. Tampaknya seperti kemajuan yang sangat lambat, tetapi sebenarnya cara itulah yang aman dan ukuran ideal penurunan berat badan. b. Jangan makan diantara makan yang ditetapkan Makanan kecil akan menambah kalori tambahan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh pasien DM. Mereka harus tetap pada tiga kali makan sehari tanpa sesuatu di antaranya. c. Hindari makan berlebihan Tetapkan kebutuhan makanan, berapa kalori yang dibutuhkan kepada ahli gizi, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.Batasi diri dalam jumlah yang sudah ditentukan. d. Kurangi jumlah lemak dalam diet sehari hari Lemak akan menyebabkan insulin sulit untuk mengizinkan glukosa masuk ke sel tubuh, sehingga tubuh akan lebih banyak memproduksi insulin. Keadaan seperti ini menyebabkan tubuh tidak sanggup untuk menambah produksi insulin yang diperlukan, maka terjadilah penyakit diabetes. Universitas Sumatera Utara e. Hati-hati dengan lemak yang tersembunyi dan penyedap makanan Hindari makanan yang di goreng dan jauhi makanan juckfood dan fastfood serta seperti makanan kue-kue kering dan makanan yang berlemak tinggi lainnya.Mengenai penggunaan bumbu garam, MSG, kecap, dan bahan perasa lainnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.Pada penderita DM mempunyai resiko penyakit jantung dan ginjal maka harus berhati-hati dalam menggunakan bumbu-bumbu ini. f. Makanlah makanan yang belum dimurnikan Makanan seperti serat-serat alami dapat menurunkan jumlah lemak dan gula yang beredar di dalam peredaran darah.Makanan ini seperti sayur-sayuran, buah-buahan semua yang tidak di kupas kulitnya sebelum dimakan, biji-bijian yang belum dimurnikan seperti terigu dan gandum, buncis, kacang-kacangan. g. Hindari minuman beralkohol Alkohol memiliki kalori yang sangat tinggi bahkan dapat mendorong tubuh menyimpan banyak lemak.Pada pasien yang juga merokok, dapat terjadi penyempitan pembuluh darah. Rokok juga dapat menambah lemak yang beredar dalam peredaran darah yang bukan hanya menganggu tapi juga bisa mematikan Jhonson, 2005. Universitas Sumatera Utara Standar yang diajukan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan barat badan idaman. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan idaman dikali kebutuhan kalori basal 30 Kkalkg BB untuk laki-laki dan 25 Kkalkg BB untuk wanita. Kemudain ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas 10-30 untuk atlet dan pekerja berat dapat lebih banyak lagi, sesuai dengan kalori yang dikeluarkan dalam kegiatannya. Makanan sejumlah kalori terhitung dalam 3 porsi besar untuk makanan pagi 20, siang 30, dan sore 25 serta 2-3 porsi makanan ringan, 10-15 di antaranya Sukardji, K., dalam Soegondo, SoewondoSubekti 2009.

2.3.2.1 Gizi Seimbang dan Diabetes

1. Makanlah aneka ragam makanan Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat dan produktif.Oleh sebab itu setiap orang termasuk penyandang diabetes perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Sumber zat tenaga seperti : beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti, mie. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga Universitas Sumatera Utara menghasilkan tenaga.Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Sumber zat pembangun berasal dari bahan makan nabati antara lain kacang- kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah ikan, telur, daging, susu, serta hasil olahannya seperti keju. Zat pembangun berperan penting untuk petumbuhan dan perkembangan kecerdasaan seseorang. Sumber zat pengatur adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. 2. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi. Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk memeuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A,D,E, dan K serta menambah lezatnya makanan. Kebiasaan mengkonsumsi lemak hewani berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.Anjuran konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25. Penyandang diabetes mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, oleh karena itu lemak dan kolesterol dalam makanan perlu dibatasi.Jaganlah makan makanan yang terlalu banyak digoreng, tidak lebih dari satu lauk saja yang digoreng pada setiap kali makan untuk mereka yang gemuk.Makanan dapat dipanggang, dikukus, Universitas Sumatera Utara direbus atau dibakar.Kurangi makan yang tinggi kolesterol seperti kuning telur, ginjal, hati, limpa, jantung, daging berlemak, keju, lemak hewan dan mentega. 3. Gunakan garam beryodium dan gunakan garam secukupnya. Penyandang diabetes sering memiliki tekanan darah tinggi sehingga perlu hati-hati pada asupan natrium.Pilihlah garam yang beryodium yaitu garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat sebanyak 30-80 ppm. 4. Makanlah makanan sumber zat besi Fe Kekurangan zat besi dalam sumber makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Bahan makanan sumber zat besi antara lain sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan serta makanan hewani. 5. Biasakan makan pagi Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi semua orang.Hal ini dapat mempertahankan ketahanan fisik dan mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi penyandang diabetes terutama yang menggunakan obat penurun glukosa jika tidak makan pagi mempunyai resiko menurunkan kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan Sukardji dalam Soegondo, Soewondo Subekti,2009. Universitas Sumatera Utara Sebagai contoh menu DM 1700 Kalori Waktu Makanan Penukar Kebutuhan bahan Contoh Menu Pagi Roti Margarin Telur Iris ½ sdm 1 btr Roti panggang Margarin Telur rebus Teh panas 10.00 Pisang 1buah Pisang Siang Nasi Udang Tahu Minyak Sayuran Kelapa Jeruk 1 ½ gelas 5 ekor 1 potong 1 sdm 1 gelas 5 sdm 1 buah Nasi Oseng-oseng Udang, tahu, cabe ijo, Urap sayuran Jeruk 16.00 Duku 16 buah Duku Malam Nasi Ayam Kacang merah Sayuran Minyak Apel Malang 1 ½ gelas 1 potong sdm 1 gelas ½ sdm 1 buah Nasi Sop + k.merah Tumis sayuran Apel Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Latihan Fisik Jasmani

Pada DM tipe II, olahraga berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Pada saat berolahraga resistensi insulin berkurang sebaliknya sensitifitas insulin meningkat, hal ini menyebabkan kebutuhan insulin pada diabetisi tipe II akan berkurang. Respon ini hanya terjadi setiap kali berolahraga, tidak merupakan efek yang menetap atau berlangsung lama, oleh karena itu olahraga harus dilakukan secara terus menerus dan teratur Ilyas, dalam Soegondo, Soewondo, Subekti 2009. Olahraga yang dilakukan adalah olahraga yang terukur, teratur terkendali dan berkesinambungan .Prinsip olahraga yang harus dijalankan adalah Frekuensi jumlah olah raga perminggu sebaiknya dilakukan teratur 3-5 kali perminggu, Intensitas ringan dan sedang yaitu 60-70 Maximum heart rate, Durasi 30-60 menit, Jenis olahraga enduransaerobik untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda Ilyas, 2009.Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki selama 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olahraga berat misalnya jogging. Seperti perencanaan makan, mengenai latihan jasmani juga memerlukan pembicaraan tersendiri yang lebih rinci Ilyas, dalam Soegondo, Soewondo, Subekti 2009. Prinsip lain yang perlu diperhatikan adalah, setiap berolahraga harus terdiri dari 3 tahap berturut-turut mulai dari pemanasan 5-10 menit, latihan inti 20-40 menit, dan pendinginan 5-10 menit. Durasi dan intensitas ditentukan berdasarkan kondisi tubuh dan tingkat penyakit DM pasien, usia, tingkat kebugaran, penyakit Universitas Sumatera Utara yang menyertai dan lain-lain. Contoh bagi pasien yang tidak biasa aktif adalah melakukan olahraga ringan yang dapat membakar 5Kalmenit selama 20 menit 5x20=100Kal. Olahraga itu antara lain adalah jalan kaki santai, sepeda santai, dan senam low impact. Agar program olahraga yang diberikan aman, perlu dilakukan penilaian kesehatan dan kebugaran penyandang DM terlebih dahulu sebelum berolahraga Ilyas, dalam Soegondo, Soewondo, Subekti 2007. Hal yang perlu diperhatikan setiap kali melakukan olahraga adalah dengan urutan-urutan kegiatan berikut ini : 1. Pemenasan warm-up Kegiatan ini dilakaukan sebelum melakukan kegiatan inti dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan yang sebenarnya, seperti menaikkan suh tubuh, meningkatkan denyut nadi secara bertahaptidak meningkatkan secara mendadak.Selain itu pemansan perlu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cedera akibat berolahraga. Lama pemansan cukup 5-10 menit. 2. Latihan inti conditioning Pada tahap ini denyut nadi di usahakan mencapai THR agar latihan benar- benar bermanfaat. Bila THR tidak tercapai maka latihan tidak akan bermanfaat, bila melebi THR akan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan. Universitas Sumatera Utara 3. Pendinginan cooloing-down Baiknya setelah selesai melakukan olahraga dilakukan pendinginan, untuk mencegah terjadinya penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolahraga atau pusing-pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif.Bila oalahraga yang dilakukan adalah jogging maka pendinginan sebaiknya tetap jalan untuk beberapa menit.Bila bersepeda, tetap mengayuh sepeda tanpa beban. Lama pendinginan kurang lebih 5-10 menit, hingga denyut nadi mendekati denyut nadi istirahat. 4. Peregangan stretching Hal ini dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot masih teregang, elastis, dan hangat. Aktivitas ini lebih pentingdiutamakan bagi para penyandang diabetes yang usia lanjut. Banyak ahli menempatkan peregangan sebagian dari pendinginan Ilyas dalam Soegondo. Ilyas, dalam Soegondo, Soewondo, Subekti 2009. Sebelum mengikuti suatu kegiatan latihan jasmani sebaiknya penyandang diabetes berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kebugaran terlebih dahulu, setelah itu akan disusun program latihan yang sesuai. Bagi penyandang diabetes yang penyakitnya ringan atau terkendali dengan baik tanpa komplikasi tentu tidak begitu berbahaya untuk melakukan latihan jasmani namun bagi penyandang diabetes yang berat atau dengan komplikasi, pengawasan Universitas Sumatera Utara yang ketat sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Evaluasi yang berkala perlu dilakukan untuk melihat kemajuan latihan dan mengetahui manfaat dari latihan jasmani yang telah dilakukan. Hasil yang baik dan memuaskan akan menambah motivasi pasien diabetes untuk tetap melakukan latihan jasmani Ilyas dalam Soegondo, SoewondoSubekti 2009.

2.3.4 Obat Hipoglikemik Oral OHO