Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis karakter dan kompetensi yang mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan
materi menjadi materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dan pendekatan scientific dengan pembelajaran contextual
teaching and learning CTL dan model pembelajaran discovery learning, problem dan project based learning. Kurikulum 2013 ini menjanjikan lahirnya
generasi penerus bangsa yang produktif, kreativ, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif
untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Tujuan kurikulum 2013 ini dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif
dan inovatif berkesinambungan dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat.
Saat ini seluruh pembelajaran di semua jenjang pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya
pembelajaran tersebut masih belum terlaksana dengan baik sesuai dengan standar isi yang tercantum dalam kurikulum 2013 karena kurangnya
sosialisasi kurikulum 2013 terhadap para guru, sarana dan prasarana penerapan kurikulum yang belum memadai, sehingga hal ini berdampak
kepada kesiapan siswa dalam menerima kurikulum 2013. Kenyataan ini perlu diakui oleh sekolah, guru, dan siswa yang sulit menerapkan kurikulum
tersebut dan banyak guru yang belum menerima sosialisasi tentang kurikulum 2013 serta siswa yang belum membiasakan diri dengan pembelajaran
kurikulum 2013.
4
Ada beberapa kemungkinan permasalahan, kendala, hambatan dan pendapat yang muncul, mungkin saja penerapan kurikulum 2013 belum
terlaksana dengan baik sesuai materi yang tercantum dalam standar isi dan tuntutan kurikulum 2013 yang mungkin terlalu sulit bagi siswa, waktu yang
terbatas, sarana dan prasarana yang kurang memadai, metode dan media yang kurang cocok, atau mungkin lain permasalahannya ada pada siswanya yang
belum terbiasa. Hal ini seperti yang terlihat di salah satu lembaga pendidikan di
Indonesia yaitu SMP Negeri 6 Yogyakarta. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat Praktek Pengalaman Lapangan PPL di SMP Negeri 6
Yogyakarta, dalam kegiatan pembelajaran terutama mata pelajaran seni budaya masih terdapat banyak kesulitan bagi siswa. Mata pelajaran seni
budaya merupakan salah satu materi pelajaran yang diberikan di sekolah mulai dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat lanjut
. Tujuan dari mata
pelajaran seni budaya khususnya pada satuan pendidikan menengah pertama adalah agar siswa dapat memahami konsep dan pentingnya seni budaya,
menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya, menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam
tingkat lokal, regional, maupun global. Mata pelajaran Seni Budaya dalam kurikulum 2013 diajarkan dengan
tujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta didik secara menyeluruh.
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dalam kurikulum 2013 tingkat
5
SMP terdiri dari empat aspek yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Alokasi waktu yang diberikan tiap minggunya sebanyak 2 jam
pelajaran dengan masing-masing lama tiap jamnya 45 menit. Permasalahan yang muncul di dalam proses pembelajaran ini terjadi di
SMP Negeri 6 Yogyakarta. Kesulitan pembelajaran ini menyebabkan siswa tidak dapat memahami, mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni.
Dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang kurang memperhatikan guru saat menyampaikan materi mata pelajaran seni budaya,
maupun berdiskusi dengan siswa lain di luar materi pembelajaran sehingga menyebabkan siswa tidak dapat memahami apa yang disampaikan guru di
depan kelas. Selain itu juga, ada beberapa siswa dari setiap kelas yang tidak hafal
dengan lagu daerah dan tidak banyak mengetahui nama-nama alat musik tradisional seperti gamelan. Bahkan ada siswa yang tidak hafal dengan syair
dan melodi lagu daerah yang dipilihnya sendiri saat diminta guru untuk menyanyikan salah satu lagu daerah. Ada pula beberapa siswa yang meminta
untuk tidak menyanyikan lagu daerah, tetapi diganti dengan lagu-lagu pop dan barat yang sedang tenar di pasaran.
Motivasi siswa terhadap pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 6 Yogyakarta perlu ditingkatkan, oleh karena pelajaran seni budaya sebaiknya
mempunyai bobot yang sama dengan mata pelajaran lain supaya siswa tidak menganggap mata pelajaran yang satu lebih penting dari mata pelajaran yang
lainnya. Dampak penyetaraan dari semua mata pelajaran tersebut adalah
6
bahwa mereka akan bersungguh-sungguh dan disiplin dalam mengikuti pelajaran seni budaya, baik teori mapun praktek sehingga hasil yang akan
mereka peroleh benar-benar maksimal. Minat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, pada umumnya
semakin tinggi minat yang ada pada siswa dan dapat disalurkan, serta mendapat dorongan dengan baik maka minat tersebut akan menjadikan siswa
belajar dengan antusias tinggi. Apresiasi siswa terhadap mata pelajaran seni budaya dapat
ditumbuhkembangkan dengan metode guru yang tepat. Berbagai hal yang dapat meningkatkan apresiasi perlu disadari guru sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang membuat siswa apresiatif terhadap mata pelajaran seni budaya. Guru seni budaya yang kompeten yaitu yang menguasai,
merencanakan, dan melaksanakan strategi pembelajaran seni budaya. Penguasaan strategi pembelajaran mencakup: strategi pengorganisasian,
strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pengajaran. Strategi penyampaian pengajaran merupakan salah satu bagian
penting keterampilan yang perlu dikuasai guru seni budaya. Strategi penyampaian pengajaran berkaitan dengan keterampilan guru menerapkan
langkah-langkah menyajikan materi pembelajaran, meliputi keterampilan: menyajikan materi pembelajaran, menerapkan pendekatan atau metode
pembelajaran, menggunakan media pembelajaran dan asesmen sesuai perencanaan pembelajaran. Selain itu tidak semua guru yang mengajar seni
budaya di SMP Negeri 6 Yogyakarta memiliki pendidikan formal seni musik,
7
seni tari, seni rupa dan seni teater. Yang terjadi pada saat pengamatan pelajaran seni musik diajarkan oleh guru mata pelajaran lain.
Dari berbagai faktor yang melatarbelakangi di atas, untuk mengatasi dan meningkatkan mutu pendidikan baik bagi sekolah maupun sumber daya
kualitas siswa sehingga perlu diadakan suatu penelitian. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penilitian ini. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil judul: “Faktor-Faktor Kesulitan Pembelajaran Seni Budaya di
SMP Negeri 6 Yogyakarta”. Diharapkan dengan diadakannya penelitian ini dapat mengetahui faktor-faktor kesulitan pembelajaran seni budaya dan
membantu siswa agar lebih baik dalam proses belajarnya.