BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum- sum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi
adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi.
1
Leukemia dibagi atas akut dan kronis yang dibedakan atas acute lymphocytic leukemia ALL, chronic
lymphocytic leukemia CLL, acute myeloid leukemia AML dan chronic myeloid leukemia CML berdasarkan sel myeloblast atau limfoblast yang
mendominasi.
2
Prevalensi leukemia akut pada masa anak-anak berkisar 30- 40 dari keganasan. Insiden rata-rata 4 - 4,5 kasus tahun 100.000 anak
dibawah 15 tahun. Di negara berkembang dijumpai 83 ALL dan 17 AML, anak kulit putih lebih banyak dibandingkan anak kulit hitam dengan usia rata-
rata tertinggi 2-5 tahun.
1
Penyakit alergi mengacu kepada bentuk klinis seperti asma, rinitis alergik, dermatitis atopik, konjungtivitis alergik dan alergi makanan yang
disebabkan oleh mekanisme imunologi.
3
Reaksi alergi yang disebabkan oleh antibodi immunoglobulin E IgE menyebabkan pelepasan mediator kimia
dengan berbagai manifestasi alergi. Analisa ekologi data dari The international Study of Asthma and Allergies in Childhood ISAAC aspek
lingkungan berupa pembangunan ekonomi, faktor makanan, iklim, infeksi
1
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi beberapa variasi ini.
4
Mekanisme imunologi menyebabkan timbulnya klinis alergi
kemungkinan menjadi pelindung terhadap perkembangan kanker. Beberapa studi menunjukkan alergi menimbulkan efek perlindungan terhadap kanker
tetapi penelitian lain mendapatkan bahwa alergi menjadi faktor risiko untuk kanker.
5
Studi epidemiologi menyatakan bahwa hubungan penyakit atopik merupakan faktor protektif terhadap leukemia pada masa anak-anak.
6
Penyakit atopik ini meningkatkan kewaspadaan sistim imun dalam pemantauan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi sel malignant dengan
demikian mencegah perkembangan sel malignant pada masa anak-anak.
7
Riwayat alergi pada keluarga untuk mengetahui apakah alergi mendahului penyakit leukemia atau leukemia yang mendahului penyakit alergi.
8,9
Studi di Amerika Serikat menyatakan hubungan yang terbalik antara risiko leukemia dan eksim, faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan
gangguan alergi menurunkan risiko terjadinya leukemia pada masa anak.
10
Studi meta-analisis mendapatkan hasil hubungan yang terbalik antara atopi dan alergi dengan leukemia dimasa anak-anak.
11
Alergi mungkin mempengaruhi anak dengan risiko leukemia dengan mekanisme yang tidak
jelas, meskipun satu kemungkinan bahwa kondisi alergi memiliki sistem imun dengan kapasitas yang lebih besar untuk mendeteksi dan menghancurkan
penyimpangan sel.
12
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah