Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit alergi Leukemia

penelitian lebih lanjut terhadap faktor perawatan gaya hidup, lingkungan, genetik, dan perawatan medis yang mempengaruhi penyakit ini. 21

2.5 Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit alergi

Beberapa faktor dikaitkan dengan peningkatan proses alergi untuk polusi lingkungan dan perubahan dalam populasi kebersihan, diet dan gaya hidup antara faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor ini secara praktis dapat diringkas dalam bentuk 2 kelompok besar, yaitu faktor yang berhubungan dengan penurunan beban mikroba dan faktor lain yang bersifat nonmikroba. 22 Tabel 2.1. Faktor mikroba yang berhubungan dengan alergi dan atopi − Faktor- faktor yang berhubungan dengan kehamilan dan proses persalinan 22 − Jumlah saudara kandung − Vaksinasi − Infeksi dan penggunaan antibiotik − Flora usus, prebiotik dan probiotik − Paparan hewan Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Faktor nonmikroba yang berhubungan dengan alergi dan atopi − Riwayat keluarga genetik 22 − Faktor hormonal − Jenis perawatan dan pengenalan makanan tambahan − Air susu ibu ASI atau susu formula dan waktu pengenalan makanan padat − Diet, obesitas, pola hidup yang kurang melakukan aktifitas fisik − Penyakit autoimun − Tingkat sosioekonomi dan gaya hidup barat − Tempat tinggal perkotaan atau pedesaan − Pencemaran lingkungan − Kondisi rumah polusi dalam ruangan − Paparan asap rokok − Faktor iklim − Stres

2.6 Leukemia

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum – sum tulang yang ditandai oleh proliferasi sel darah putih, dengan manifestasi adanya sel abnormal dalam darah tepi. Leukosit di dalam darah penderita leukemia berproliferasi secara tidak teratur, tidak terkendali dan fungsinya menjadi tidak nomal. Oleh karena proses tersebut fungsi lain dari sel darah normal juga terganggu sehingga menimbulkan gejala klinis leukemia. Kelainan yang menjadi ciri khas sel leukemia diantaranya termasuk asal mula gugus sel clonal, kelainan proliferasi, kelainan sitogenetik, morfologi dan Universitas Sumatera Utara kegagalan differensiasi terhadap sel normal. Klasifikasi imunofenotip sangat berguna dalam mengklasifikasikan leukemia, ALL dalam precursor sel B atau leukemia sel T. Prekursor sel B termasuk CD19, CD20, CD22 dan CD79, sementara sel T membawa imunofenotip CD3, CD7, CD5 atau CD2. Petanda mieloid spesifik termasuk CD13, CD14 dan CD33. 1 Penyebab leukemia masih belum diketahui, faktor lingkungan dan cacat genetik dihubungkan dengan peningkatan insidens leukemia, namun hal ini masih kontroversi. Hipotesis yang menarik saat ini mengenai etiologi leukemia pada anak mengenai peranan infeksi virus atau bakteri seperti yang disebutkan Greaves tahun 1993, ada 2 langkah mutasi pada sistem imun. Pertama selama kehamilan atau awal masa bayi dan kedua selama tahun pertama kehidupan sebagai konsekuensi dari respons terhadap infeksi. 1,23

2.7 Polimorfisme genetik