2.3.3 Asma
Asma adalah gangguan heterogen yang ditandai oleh obstruksi jalan napas reversibel, hiperesponsif jalan napas dan peradangan saluran napas kronis.
Asma sering dimulai pada anak usia dini dengan perkembangan menjadi dewasa. Asma bronkial didiagnosis berdasarkan manifestasi klinis wheezing
berulang, sesak napas, kadang batuk khususnya pada malam hari, bersifat reversibel baik spontan maupun dengan pengobatan dalam 1 tahun terakhir,
nyeri atau rasa tertekan pada dada dan sesak napas.
13
2.4 Diagnosis penyakit alergi
Diagnosis penyakit alergi ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan uji kulit.
2.4.1 Anamnesis
Gejala rinitis alergik berupa rasa gatal dihidung dan mata, bersin, sekresi hidung, hidung tersumbat dan bernapas melalui mulut sehingga
menimbulkan tenggorokan kering, mengorok, gangguan tidur, suara sengau, gangguan penciuman dan pengecapan.
14
Gejala asma bronkial mengi berulang dan batuk persisten yang timbul secara episodik, cenderung pada
malam haridini hari, musiman, setelah aktivitas fisik, serta mempunyai riwayat asma atau atopi lain dalam keluarga atau penderita sendiri.
13
Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis dermatitis atopik meliputi pruritus dan
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan untuk menjadi kronik atau kronik residif dengan gambaran morfologi dan distribusi yang khas.
16
2.4.2 Pemeriksaan Fisik
Rinitis alergik terdapat karakteristik pada muka seperti allergic salute, allergic crease, Dennie’s line, allergic shiner dan allergic face. Tanda klasik lain
berupa mukosa edema dan pucat kebiruan dengan ingus encer. Pada asma bronkial terjadi spasme otot bronkus, inflamasi, edema, dan hipersekresi
sehingga menimbulkan retraksi dinding dada, mengi dan sianosis tergantung dari derajat serangan asma. Dermatitis atopik dijumpai berupa eritema,
papula, vesikel, krusta, skuama dan pruritus, Morgan line, sindrom Buffed- Nail, serta hiperpigmentasi.
17
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Uji Tusuk Kulit
Skin Prick Test
Uji tusuk kulit untuk mengkonfirmasi respons alergi dan uji minimal invasif, bila dilakukan dengan benar memiliki reproduktifitas baik. Hal ini juga disukai
karena hasil test dapat diinterpretasikan dalam waktu 15-20 menit setelah dilakukan uji tusuk kulit dan dapat memungkinkan evaluasi beberapa alergen
dalam 1 sesi.
18
Keberhasilan prediksi digambarkan sebagai positive value
Universitas Sumatera Utara
dan negative value, positive predictive value 65 dan negative predictive value 86. Analisis sensitivitas dan spesifisitas untuk test positif
menggunakan dua nilai berbeda dengan cut-off values 3 mm dan 5 mm.
19
Uji tusuk kulit dengan sensitivitas 90, merupakan test diagnostik untuk beberapa makanan termasuk susu, telur, kacang tanah terutama
dengan gejala yang lebih berat. Individu yang telah tersensitisasi oleh alergen
tertentu, pemberian sejumlah kecil alergen cair yang di suntikan dengan jarum pada epidermis superfisial fleksor lengan bawah, cukup untuk
menyebabkan terjadinya reaksi sensitifitas berupa bengkak kemerahan yang terlihat 15- 20 menit sesudah pemberian alergen, yang dibandingkan dengan
kontrol positif 1 Histamin dan kontrol negatif saline.
18
Uji tusuk kulit dinyatakan positif jika suatu alergen mengakibatkan bengkak dan kemerahan dengan indurasi
≥ 3 m m.
19
Antihistamin dapat mengurangi reaktivitas kulit, maka penggunaan obat yang mengandung
antihistamin harus dihentikan paling sedikit 3 hari sebelum uji tusuk kulit, sedangkan obat kortikosteroid sistemik, dikarenakan pengaruhnya yang lebih
kecil maka cukup hanya dihentikan selama 1 hari sebelum uji tusuk kulit dilakukan.
18
Jenis alergen yang dibutuhkan untuk menguji tergantung lokasi geografis dan sejarah klinis. Alergen seperti tungau debu rumah, jamur,
kecoa, kucing dan anjing diuji untuk rinitis alergik, serbuk sari dari pohon, rumput dan gulma sering menyebabkan rinitis alergik namun sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
wilayah geografis. Beberapa makanan yang menimbulkan reaksi alergi ≥ 85
termasuk susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, ikan dan kerang, coklat, jeruk, buah bery, dan jagung sering tercantum di panel alergen meskipun ini
merupakan alergen makanan biasa.
20
b. Pemeriksaan Laboratorium − Kadar IgE Total Serum