Persetujuan Informed Consent Etika Penelitian Cara Kerja dan Alur Penelitian

3.6 Persetujuan Informed Consent

Semua subyek penelitian mendapat persetujuan dari orangtua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi penyakit yang dialami, dan proses penelitian yang akan dilakukan.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperoleh ethical clearance dari komite etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8 Cara Kerja dan Alur Penelitian

1. Peneliti memberikan penjelasan kepada orang tua mengenai penelitian dan pemeriksaan yang akan dilakukan kepada subjek. 2. Diberikan lembar informed consent kepada orang tua subjek untuk menandatangani sebagai bukti izin anaknya diikutsertakan dalam penelitian ini. 3. Berat badan ditimbang dengan timbangan merek Camry® dengan ketelitian 0.5 kg. Penimbangan dilakukan tanpa memakai alas kaki. Pembacaan berat badan dalam kg dengan kepekaan 0.1 kg. 4. Tinggi badan diukur dengan microtoise yang sudah distandarisasi dengan ketelitian 0.1 cm. Pengukuran dilakukan dengan posisi tegak, tumit dan badan menempel ke dinding, muka menghadap lurus ke depan tanpa Universitas Sumatera Utara memakai alas kaki. pembacaan tinggi badan dalam centimeter cm dengan kepekaan 0.1 cm. 5. Peneliti melakukan uji tusuk kulit terhadap 10 alergen yang paling sering yaitu; tungau debu rumah, bulu ayam, udang, kepiting, susu sapi, kacang tanah, putih telur ayam, daging ayam, coklat, dan jamur. Alergen yang digunakan diproduksi oleh Instalasi Farmasi RSUP dr. Soetomo, Surabaya. Cara melakukan uji tusuk kulit : a. Daerah volar lengan bawah dibersihkan dengan larutan alkohol 70 b. Setiap alergen diteteskan sebanyak 1 tetes dengan jarak 2 cm pada lengan bawah c. Kemudian jarum khusus dimasukkan pada tetesan alergen dengan posisi 90 d. Sensitisasi dinilai 15-20 menit setelah aplikasi uji tusuk kulit. . Alergen yang pertama ditusukkan adalah kontrol negatif NaCl 0,9 dan yang terakhir adalah kontrol positif histamin 1 e. Sensitisasi positif jika didapati indurasi kemerahan diameter lebih dari atau sama dengan 3 mm sesudah 15-20 menit dilakukan uji tusuk kulit. f. Sensitisasi negatif jika didapati indurasi kemerahan dengan diameter kurang dari 3 mm sesudah aplikasi tusuk kulit. Jarum yang digunakan Universitas Sumatera Utara adalah Staller point®. Setiap alergen pada setiap subjek ditusukkan dengan satu jarum khusus. Antisipasi kemungkinan terjadinya reaksi anafilaksis dilakukan dengan menyediakan epinefrin 1: 1.000 yang telah dimasukkan ke dalam jarum suntik. Dosis yang diberikan 0,1- 0,3 cckgbbIM. Epinefrin tersebut disiapkan terlebih dahulu sebelum uji tusuk kulit dilakukan oleh peneliti. 6. Dibagikan data umum subjek dan kuesioner yang diterjemahkan dari ISAAC Lampiran 5 untuk melihat manifestasi penyakit alergi pada subjek. Untuk memudahkan subjek dan orang tua subjek mengenali gejala alergi diberikan penjelasan mengenai gambaran manifestasi penyakit alergi pada anak sebagai berikut : a. Dermatitis atopik merupakan gatal pada kulit disertai kemerahan, gelembung pada permukaan kulit berisi cairan, keropeng dan bersisik. b. Rinitis alergik dengan gejala hidung tersumbat dan berair, gatal-gatal pada hidung dan mata serta bersin-bersin. c. Asma bronkial dengan gejala mengi berulang, sesak nafas, dan batuk persisten yang timbul secara episodik, cenderung pada malam hari, musiman, dan setelah aktivitas fisik. 7. Kuesioner dikumpulkan, data dimasukan dalam tabel, kemudian dianalisis lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara

3.9 Alur Penelitian