LAKIP 2015 TPSA BPPT 36
Pada tahun 2013, realisasi kinerja terdiri atas 1 Prototype CBT di Padang; 1 survei Bathymetri dan Oseanografi lokasi buoy. Pada tahun 2014; 1 Buoy Ocean Climate
terpelihara dan beroperasi. Adapun tahun 2015, dihasilkan 1 prototype CBT beroperasi di pantai Barong, Yogyakarta.
d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Jangka Menengah
Kegiatan Teknologi Unggulan Benua Maritim Indonesia dalam jangka menengah 2015-2019 telah menargetkan 4 prototype 2015-2017, 1 operasi survey 2015, 1 pilot
project 2018 dan 1 rekomendasi 2019. Jika dibandingkan antara realisasi kinerja tahun 2015 dengan target jangka menengah, maka telah tercapai sekitar 25 untuk prototype
platform observasi laut.
e. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standard Nasional
Tidak ada
f. Analisis Penyebab KeberhasilanKegagalan
Keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2015 didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengembangan
platform observasi laut. SDM yang ada memiliki pengalaman dalam pengembangan buoy- buoy pada tahun-tahun sebelumnya. Kerjasama dan networking yang telah dibangun baik
di dalam maupun di luar negeri juga menjadi salah satu penyebab keberhasilan pencapaian kinerja. Selain SDM, keberadaan sumberdaya lain berupa peralatan survey dalam
menyiapkan lokasi sangat menentukan dalam instalasi platform di lapangan. Keberadaan IDBC dan tim pengelola di BPPT sebagai bagian dari system observasi berbasis platform
juga menentukan keberhasilan. Ketersediaan anggaran yang cukup tentunya menjadi faktor keberhasilan dari pencapaian kinerja. Kerjasama lintas unit dan system matriks yang
diterapkan BPPT dalam system kerekayasaan sangat mempengaruhi keberhasilan. Kerjasama dengan pemerintah daerah Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Jogyakarta
dalam menyiapkan lokasi pemasangan CBT di pantai Baron juga menjadi penyebab keberhasilan. Lokasi awal yang direncanakan untuk pemasangan CBT yaitu di Pelabuhan
Genteng, Pelabuhan Ratu dikarenakan tidak tersedianya lokasi untuk fasilitas darat dapat menjadi penyebab kegagalan pencapaian kinerja.
g. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi Penggunaan SDM: Penggunaan SDM yang relative efisien tentunya menjadi prioritas dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hal ini disebabkan banyaknya kegiatan
lain yang juga membutuhkan SDM. Dengan demikian kebutuhan akan tenaga ahli yang
LAKIP 2015 TPSA BPPT 37
sesuai sangat penting untuk efisiensi penggunaan SDM. Sistem matrix SDM merupakan solusi untuk efisiensi SDM ini.
Efisiensi Penggunaan Keuangan: Penggunaan anggaran yang sangat efisien melalui prioritasi penggunaan anggaran. Prioritas anggaran diarahkan untuk biaya pelaksanaan
survey awal lokasi dan instalasi CBT. Selain itu, prioritas anggaran untuk pengadaan bahan-bahan dan material untuk membangun sistim CBT. Hal ini merupakan strategi untuk
melakukan efisiensi penggunaan anggara. Perjalanan dinas harus dioptimalkan dalam rangka pelaksanaan survey dan instalasi CBT di lapangan.
Efisiensi Penggunaan Mesin dan Peralatan : Peralatan survei yang digunakan menggunakan peralatan BPPT sendiri termasuk transportasi Jakarta ke lokasi.
Gambar 3.5. Rencana Capaian Tahun 2015-2019
h. Analisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Beberapa analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja sasaran program dijelaskan sebagai berikut:
LAKIP 2015 TPSA BPPT 38
a SDM yang memiliki pengalaman dalam bidang survey dan observasi laut dan dukungan peralatan yang ada sangat menunjang keberhasilan pencapaian pernyataan
kinerja b Jaringan kerjasama dan networking baik dengan pihak dalam negeri maupun luar
negeri juga menjadi penunjang keberhasilan pencapaian kinerja c Sistem kerja yang diterapkan BPPT yaitu matrix SDM dalam satu programkegiatan
sangat membantu dalam pencarian SDM yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan d Keberadaan tim IDBC BPPT yang sangat membantu dalam system penerimaan data
dari buoy ataupun CBT ke IDBC maupun ke mitra pengguna BMKG e Anggaran yang tersedia dan tidak mengalami pemotongan menyebabkan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan awal kegiatan f Sistem kerekayasaan BPPT dimana dalam satu tim kerekayasaan terdiri atas
gabungan peneliti, perekayasa maupun teknisi yang saling mendukung baik dalam pembangunan buoy, IT, elektronik dan elektrik system, survey penentuan lokasi, data
base maupun dalam survey penempatan CBT.
3.1.1.2. Sasaran Program SP 2 : Terbangunnya teknologi SAR Polarimetri untuk Eksplorasi Sumberdaya Alam
Indikator Kinerja : Jumlah aplikasi teknologi SAR polarimetri remote sensing untuk pemantauan dan prediksi produksi tanaman padi
a. Uraian Kegiatan