Visi Rencana Kinerja Tahunan RKT TPSA Tahun 2015 Penetapan Kinerja PK TPSA Tahun 2015

LAKIP 2015 TPSA BPPT 11 Gambar 2.2. Alur Pikir Perencanaan Kinerja TPSA

2.2. Renstra TPSA Tahun 2015-2019

2.2.1. Visi dan Misi

Visi dan Misi TPSA mengacu kepada Visi dan Misi BPPT yang di landasi dari semangat RPJMN dan Tugas pokok yang telah diamanatkan. Visi dan misi BPPT diharapkan akan menjadi solusi dalam rangka pemecahan permasalahan bangsa melalui ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam

a. Visi

Dalam rangka pencapaian Pembangunan Jangka Menengah khususnya untuk periode 2015-2019 maka Kedeputian Bidang TPSA mendukung visi lembaga BPPT yaitu : “Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk Mewujudkan Daya Saing Industri dan Kemandirian Bangsa”.

b. Misi

Upaya - upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan melalui enam misi. Kedeputian TPSA bertanggung jawab untuk melaksanakan misi nomor 4 di bawah ini : RENSTRA TPSA Renja dan RKT DIPA + RKAKL PK Tugas Pokok RPJPN RPJMN Visi Misi Tujuan RENCANA KINERJA 5 TAHUN Anak Lampiran II dan IV Sasaran Strategis IKU dan Target PROGRAM KEGIATAN LAKIP 2015 TPSA BPPT 12 1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Energi,Informasi dan Material. 2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Transportasi, Maritim, Hankam, Permesinan, Industri Kimia. 3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Pangan dan Pertanian, Obat dan Kesehatan.

4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi

dan Layanan Teknologi dibidang Sumber Daya Alam dan Kelautan, Lingkungan, dan Kebencanaan. 5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi dibidang Sistim Inovasi untuk Pembangunan Taman Sainsdan Tekno,dan Inkubasi Teknologi. 6. Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi.

2.2.2. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program- program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi 2. Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi 3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi. Berdasarkan TUPOKSI yang di emban oleh kedeputian TPSA maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dikontribusikan unuk mendukung 2 dua tujuan lembaga dia atas yaitu nomor 1 dan 2.

2.2.3. Sasaran Strategis

Mengacu kepada Sasaran Strategis BPPT Tahun 2015-2019 yang merupakan penjabaran lebih detail dari Tujuan BPPT dengan indikator dan target yang terukur. Maka Sasaran Strategis yang menjadi tugas TPSA 2015-2019 yang akan dicapai adalah : Sasaran Strategis 1: Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi. Indikator dan Target dari Sasaran Strategis 1 adalah sebagai berikut : LAKIP 2015 TPSA BPPT 13 Terbangun dan termanfaatkannya Kawasan Inovasi Teknologi Maritim Nasional di Kab. PPU Kaltim, dengan target 1 kawasan Inovasi Teknologi. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi Indikator dan Target dari Sasaran Srategis 2 adalah sebagai berikut : Menurunnya indeks risiko bencana di tingkat propinsi, dengan target 10 propinsi.

2.3. Keterkaitan Program TPSA dengan RPJMN 2015-2019 dan Proses Bisnis TPSA

2.3.1. Keterkaitan Program TPSA dengan RPJMN 2015-2019

Dalam melaksanakan amanat yang terkandung dalam RPJPN dan RPJMN 2015- 2019 dan semangat dari tugas pokok yang diemban, TPSA menjalankan program yang terdiri dari program Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi PPT dengan indikator kinerja utama yang mempunyai keterkaitan erat dengan program yang diprioritaskan dalam RPJMN. Program TPSA tercakup pada bidang teknologi : 1. Bidang Teknologi Sumberdaya Alam dan Kelautan 2. Bidang Teknologi Kebencanaan 3. Bidang Teknologi Lingkungan

2.3.2. Proses Bisnis Utama TPSA

Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Proses Bisnis Tata Laksana, BPPT sudah membuat Tata Laksana Utama Proses Bisnis Utama yang terdiri atas L0 tingkat lembaga, L1 unit organisasi, dan L2 unit kerja sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini. Layanan teknologi BPPT untuk mencapai sasaran strategis pada tingkat L0 tingkat lembaga dilakukan dengan melaksanakan peran pada tingkat L1Eselon-1 sebagai tindak lanjut keluaran pada tingkat L2 unit kerja. LAKIP 2015 TPSA BPPT 14 Gambar 2.3. Tata Laksana Utama Proses Bisnis Utama di Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam L1 Layanan Teknologi Kedeputian TPSA secar umum dapat dirinci sebagai berikut :

1. Rekomendasi

Rekomendasi adalah suatu tindakan untuk merekomendasikan atau sesuatu yang perlu direkomendasikan dalam bentuk nasihat atau saran dalam hal ini berbentuk tertulis, dengan kriteria: ada permasalahan yang perlu dipecahkan; ada tindakan tindakan yang perlu dilakukan; ada alternatif alternatif yang harus dipilih; ada sumber sumber daya yang harus dimanfaatkan; ada data dan informasi yang harus diolah untuk dimanfaatkan; dan memberikan dampak yang lebih baik efektif dan efisien.

2. Advokasi

Advokasi adalah proaktif memberi saran dan memberi pertimbangan kepada mitrapengguna tentang penerapan, pemilihan, penggunaan suatu teknologi atau metodologi; dan proaktif melakukan langkahupaya untuk merekomendasikan gagasan kepada mitrapengguna tentang penerapan, pemilihan, penggunaan suatu teknologi atau metodologi. LAKIP 2015 TPSA BPPT 15

3. Alih Teknologi

Alih teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya.

4. Konsultansi perumusan

Konsultansi adalah memberikan suatu petunjuk, pertimbangan, pendapat atau nasihat dalam penerapan, pemilihan, penggunaan suatu teknologi atau metodologi yang didapatkan melalui pertukaran pikiran untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang sebaik-baiknya.

5. Pengujian pelaksanaan

Pengujian adalah melakukan pengujian berdasarkan permintaan dalam rangka sertifikasi dan standardisasi yang dilakukan dengan Kontrak atau Kerjasama atau swakelola yang mengandung nilai tambah dalam bentuk dana, sharing budget, kerjasama kegiatan inkindincash pada unit kerja yang melaksanakan dan dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

6. Jasa Operasional pelaksanaan

Jasa operasional adalah melakukan jasa operasional berdasarkan permintaan dalam rangka sertifikasi dan standardisasi yang dilakukan dengan kontrak atau kerjasama atau swakelola yang mengandung nilai tambah dalam bentuk dana, sharing budget, kerjasama kegiatan inkindincash pada unit kerja yang bersangkutan.

7. Pilot Project

Pilot project adalah pelaksanaan kegiatan proyek percontohan yang dirancang sebagai pengujian atau percobaan trial dalam rangka untuk menunjukkan keefektifan suatu pelaksanaan program, mengetahui dampak pelaksanaan program dan keekonomisannya.

8. Pilot Plant

Pilot plant adalah pabrik dalam skala kecil dengan kapasitas 10 dari pabrik pada skala normal dan merupakan implementasi dari desain yang dibuat terdahulu. Pilot plant tidak cukup untuk skala ekonomi namun hanya digunakan untuk beberapa tahun untuk mendapatkan data kinerja dan operasionalnya. Demo Plant merupakan pabrik dengan skala kecil dengan kapasitas 33 dari pabrik pada skala normal dan merupakan kelanjutan dari hasil yang diperoleh pada pilot plant, namun untuk beroperasi pada skala ekonomi masih belum mencukui masih perlu dukungan subsidi, Demo plant dioperasikan selama beberapa tahun sekaligus untuk LAKIP 2015 TPSA BPPT 16 dilakukan test terhadap pabrik tersebut berupa penggunaan bahan bakar yang berbeda, dan juga untuk mendemonstrasikan beberapa mode operasinya.

9. Prototype

Prototipe adalah bentuk fisik pertama dari satu objek yang direncanakan dibuat dalam satu proses produksi, mewakili bentuk dan dimensi dari objek yang diwakilinya dan digunakan untuk objek penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Kriteria dari prototipe: bentuk awal dari objek yang akan diproduksi dalam jumlah banyak; prototipe dibuat berdasarkan pesanan untuk tujuan komersialisasi; belum pernah dibuat sebelumnya; merupakan hasil penelitian dan pengembangan dari objek atau sistem yang direncanakan akan dibuat; serta mudah dipahami dan dianalisis untuk pengembangan lebih lanjut. Model Fisik, bentuk model yang mewakili bentuk asli geometris dari satu objek atau sistem yang dibuat dalam skala kecil miniatur atau dalam skala besar skala diperbesar atau merupakan duplikat dari satu objek atau sistem.

10. Survey pelaksanaan

Survei adalah pengamatan langsung di lapangan atau observasi atau inspeksi berdasarkan permintaan dalam rangka pembuktian fakta, mendapatkan data kinerja dan operasional, dan pengujian suatu pernyataan.

11. Referensi Teknis perumusan

Referensi Teknis adalah ketentuan terdokumentasi yang legal, dimana referensi teknis dapat berupa dokumen standar, norma, spesifikasi, pedoman, panduan, SOP, dan sebagainya. Referensi teknis merupakan suatu hasil studi multidimensi yang sistematis tentang suatu bidang tertentu yang menjadi acuanreferensi secara umum atau khusus.

12. Audit Teknologi perumusan

Audit Teknologi adalah dokumen hasil pelaksanaan peran dalam hal audit teknologi. Audit teknologi merupakan verifikasi dan klarifikasi terhadap suatu teknologi yang sudah digunakan oleh industriinstansi masyarakat terhadap suatu standar yang telah ditetapkan.

13. PPBT Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

Teknoprener adalah perusahaan pemula berbasis teknologi yang mengkomersialisasikan teknologi, baik yang berasal dari BPPT maupun luar BPPT, setelah melalui proses inkubasi. Merupakan suatu hasil dari inkubator teknologi sehingga bisa menghasilkan perusahaan-perusahaan pemula yang berbasis teknologi. LAKIP 2015 TPSA BPPT 17 Peran TPSA 1. Pengkajian Teknologi Melakukan studi multidimensi yang sistematis tentang suatu teknologi untuk menghasilkan pemahaman tentang tingkat kesiapankematangan suatu teknologi TRL- technology readiness level, perkiraan nilai value dari suatu teknologi sebagai suatu asset intelektual knowledgeintellectual asset beserta peluang dan tantanganrisikonya, perkiraan dampak teknologi yang telah diterapkanjika yang akan diterapkan, danatau implikasi strategikebijakan atau advisrekomendasi kebijakan pada tataran organisasional ataupun public.

2. Audit Teknologi

Melakukan suatu studi yang sistematis dengan prosedur legal terstandar untuk mengevaluasi, membandingkan danatau memeriksa suatu teknologi atau suatu penerapan teknologi terhadap berdasarkan standar atau ketentuan persyaratankriteria tertentu.

3. Technology Clearning House

Melakukan “ clearance test” bagi teknologi sebagai otoritas atau pendukung dalam menyatakan bahwa suatu teknologi “laik” atau tidak untuk diterapkan di Indonesia atau untuk konteks tertentu di Indonesia misalnya berdasarkan tujuan perlindungan kepentingan masyarakat dan lingkungan hidup dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan bagi manusiamasyarakat danatau kelestarian lingkungan hidup.

4. Solusi Teknologi

Memberikan advis teknologi; memfasilitasi atau mengimplementasikan penerapan teknologi; memberikan pelayanan teknis di bidang teknologi; melaksanakan pembinaan teknologi.

5. Intermediasi Teknologi.

Memfasilitasi hubungan, keterkaitan, jejaring, kemitraan antara dua pihak atau lebih dalam rangka pemanfaatan hasil perekayasaan teknologi. Memberikan akses bagi industri, instansi pusat pemda dan masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya iptek dari BPPT atau lembaga iptek lainnya dari dalam dan luar negeri. LAKIP 2015 TPSA BPPT 18 Struktur Outcome Kedeputian TPSA Kinerja tingkat kedeputian adalah hasil outcome dan atau keluaran output yang setingkat lebih tinggi dari keluaran output unit kerja di bawahnya. Outcome TPSA berasal dari output unit kerja dan satker yang berada dibawah TPSA yang dibentuk dari kontribusi beberapa output dan atau output yang berkinerja outcome. Untuk mengukur output atau outcome digunakan TRL Technology Readiness Level atau Tingkat Kesiapan Teknologi TKT berdasarkan Kepka BPPT No. 58 Tahun 2012 Tentang Hasil Raker BPPT Tahun 2012. Manfaat Evaluasi dengan menggunakan TKT TRL adalah memberikan suatu kerangka perencanaan dan koordinasi program dan prioritas pengembangan kapasitas, kapabilitas dan kesiapan readiness teknologi dalam pemanfaatan hasil litbang, sehingga efisien dalam penggunaan sumber daya untuk investasi litbang seleksi program, alokasi anggaran. Kegiatan dengan nilai TRL 1-6 masih berupa Keluaran output, sedangkan nilai TRL 7, 8 dan 9 merupakan siap menjadi hasil outcome.

2.4. Rencana Kinerja Tahunan RKT TPSA Tahun 2015

Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Rencana Kinerja TPSA Tahun 2015 disajikan pada tabel II-1 di bawah ini. LAKIP 2015 TPSA BPPT 19 Tabel 2.1. Rencana Kerja Tahunan Tingkat Eselon 1 Unit OrganisasiEselon I : Kedeputian Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Tahun Anggaran : 2015 No Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kineja Target Anggaran Rp. x 1.000 1 Meningkatnya daya saing industri melalui inovasi dan layanan teknologi. Terwujudnya pemanfaatan teknologi survey dan observasi sumberdaya maritim 1. Jumlah pemanfaatan teknologi maritime untuk eksplorasi migas tambahan di perairan indonesia 1 40.264.853 2. Jumlah pemanfaatan ocean observation platform bouy tsunami 1 Terbangunnya teknologi SAR Polarimetri untuk Eksplorasi Sumberdaya Alam 3. Jumlah aplikasi teknologi sarpolrimetri remote sensing untuk pemantauan dan prediksi tanaman padi 1 2.954.050 4 Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi Terwujudnya penurunan tingkat risiko bencana 4. Jumlah provinsi yang menurun tingkat risiko bencananya 1 51.711.311 LAKIP 2014 TPSA BPPT 20

2.5. Penetapan Kinerja PK TPSA Tahun 2015

Dokumen Penetapan Kinerja PK merupakan suatu dokumen pernyataan kinerjakesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi. Adapun fungsi dokumen Penetapan Kinerja selain digunakan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan yang bersifat top-down juga dijadikan sebagai alat untuk menggabungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi, KemenPAN dan RB mensyaratkan penambahan dua kolom yaitu: 1 Program dan 2 Anggaran, semula hanya tiga kolom yaitu: 1 Sasaran Strategis, 2 Indikator Kinerja dan 3 Target. LAKIP 2015 TPSA BPPT 21 Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Kinerja Tingkat Eselon 1 Unit OrganisasiEselon I : Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Tahun Anggaran : 2015 No Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kineja Target Program Pagu Anggaran Akhir Rp. 1 Meningkatnya daya saing Industri melalui inovasi dan layanan teknologi. Terwujudnya pemanfaatan teknologi survey dan observasi sumberdaya maritim 1. Jumlah pemanfaatan teknologi maritim untuk eksplorasi migas tambahan di perairan indonesia 1 PPTPPT Survei Kelautan 40.264.853.000,- 2. Jumlah pemanfaatan ocean observation platform bouy tsunami 1 PPTPPT Survei Kelautan Terbangunnya teknologi SAR Polarimetri untuk Eksplorasi Sumberdaya Alam 3. Jumlah aplikasi teknologi sarpolrimetri remote sensing untuk pemantauan dan prediksi tanaman padi 1 PPT PPT Inventarisasi Sumberdaya Alam 2.954.050.000,- 4 Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi Terwujudnya penurunan tingkat risiko bencana 4. Jumlah provinsi yang menurun tingkat risiko bencananya 1 PPT Reduksi Risiko Bencana 51.711.311,000,- Total Anggaran Kedeputian TPSA Tahun Anggaran 2015 : Rp. 117,628,541,000,-. LAKIP 2015 TPSA BPPT 22

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian Kinerja organisasi KedeputianTeknologi Pengembangan Sumberdaya Alam TPSA Tahun 2015 merupakan pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan. Setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis TPSA Tahun 2015- 2019. 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional jika memang sudah ada. 5. Menganalisis penyebab keberhasilankegagalan atau peningkatanpenurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan. 6. Menganalisis efisiensi penggunaan sumberdaya SDM, Anggaran, Peralatan Mesin, dll 7. Menganalisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan atapun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Hasil pengukuran terhadap kinerja organisasi Kedeputian TPSA yang telah ditetapkan pada awal tahun pelaksanaan kegiatan, secara umum menunjukkan bahwa seluruh kinerja sasaran strategis TPSA secara kuantitas dapat dicapai dengan baik 100. Namun demikian secara kualitas terdapat beberapa indikator yang perlu disempurnakan dan dilengkapi pada tahapan berikutnya. Rekapitulasi hasil pengukuran capaian kinerja program di Kedeputian TPSA Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.