Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Di Masa Yang Akan Datang Analisis Penyebab KeberhasilanKegagalan Uraian Kegiatan

LAKIP 2015 TPSA BPPT 44

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun Lalu dan Beberapa

Tahun Sebelumnya Tidak ada, karena kegiatan baru dimulai 2015.

e. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Target Jangka Menengah

Realisasi kinerja tahun 2015 berupa Prototipe Teknologi SAR Polarimetri untuk Pemetaan Sentra Produksi Pertanian dan bila dibandingkan dengan target jangka menengah RPJM 2015-2019 yaitu berupa jumlah prototipe telah tercapai 100. Tahun 2015 merupakan program tahun pertama dari rangkaian pembangunan Prototype Teknologi Hyprspectral untuk Pemetaan Sentra Produksi Pertanian, saat ini pengembangan prototype telah bekerjasama dengan Kementrian Pertanian.

f. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Di Masa Yang Akan Datang

Rencana tindak lanjut kegiatan di masa yang akan datang RPJM 2015-2019 adalah terus melakukan komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan pengguna utama yaitu Kementrian Pertanian yang berkenaan dengan teknis operasional dan pengembangan pengembangan lebih lanjut. Gambar 3.12. Peningkatan Capaian Kinerja Outcome Menuju Target Akhir Sesuai Dokumen Renstra LAKIP 2015 TPSA BPPT 45

g. Analisis Penyebab KeberhasilanKegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian target berupa satu Prototype Teknologi SAR Polarimetri untuk Pemetaan Sentra Produksi Pertanian ini tidak terlepas dari kerja keras secara bersama-sama seluruh sumber daya manusia yang terkait dalam kegiatan ini.Selain itu, koordinasi yang baik antar instansi dan lembaga sangat berperan dalam kesuksesan ini.

h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumberdaya

Efisiensi Penggunaan Keuangan: Penggunaan anggaran yang sangat efisien karena adanya efisiensi anggaran yang cukup besar, bahkan cenderung kurang untuk memenuhi target yang diinginkan. Efisiensi Penggunaan Mesin dan Peralatan: Penggunaan peralatan yang efisien dari peralatan yang ada dengan menggunakan citra satelit yang didapatkan dari penyedia data secara cuma-cuma. i. Analisis ProgramKegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Beberapa analisis programkegiatan yang menunjang keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja sasaran strategis 4 dijelaskan dalam diagram berikut Gambar 3.13. Analisis ProgramKegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Indikator Sasaran Strategis 1 LAKIP 2015 TPSA BPPT 46

3.1.2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kemandirian bangsa melalui inovasi dan layanan teknologi.

Sasaran Program : Terwujudnya penurunan tingkat risiko bencana Indikator Sasaran Strategis : Jumlah propinsi yang menurun tingkat resiko bencana.

a. Uraian Kegiatan

Teknologi Modifikasi Cuaca TMC didefinisikan sebagai usaha campur tangan manusia dalam mengelola sumberdaya air di atmosfer untuk menambah curah hujan atau mengurangi intensitas curah hujan pada daerah tertentu untuk meminimalkan bencana alam yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca dengan memanfaatkan parameter cuaca. Keunggulan teknologi ini terletak pada kemampuan mengelola potensi atmosfer sehingga dapat meningkatkan nilai manfaat kepada kegiatan usaha, sosial, kesehatan dan lainnya bagi masyarakat yang terpengaruh oleh potensi alami tersebut. Pelaksanaan pelayanan TMC ini merupakan bagian dari salah satu peran lembaga BPPT, yaitu sebagai lembaga pemberi solusi teknologi. Pelayanan jasa TMC yang dilaksanakan oleh UPT Hujan Buatan tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya air untuk kebutuhan PLTA energi dan irigasi pangan serta untuk mengatasi bencana asap kebakaran hutan dan lahan serta bencana kekeringan sebagai dampak fenomena iklim El Nino kuat yang terjadi pada tahun 2015. Ancaman kekeringan yang disertai dengan realita lapangan bahwa telah terjadi penurunan jumlah cadangan air pada waduk-waduk PLTA di Indonesia sebagai dampak El Nino kuat, khususnya ketika memasuki musim kemarau, pada prosesnya menjadi dasar bagi instansi terkait berkoordinasi dengan UPT Hujan Buatan dalam merencanakan dan melaksanakan penerapan TMC. Beberapa pengelola waduk PLTA yang pada tahun 2015 bekerjasama dengan UPT Hujan Buatan dalam menyelenggarakan kegiatan TMC untuk pengisian waduknya antara lain: a. PT. PLN Persero Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tegah WKSKT Sektor Pembangkitan Barito untuk pengisian Waduk PLTA Ir. PM Noor di Kalimantan Selatan, b. PT. PLN Persero Wilayah Pembangkitan Sumatera Bagian Utara KITSBU Sektor Pekanbaru untuk pengisian Waduk PLTA Kota Panjang di Riau dan Waduk PLTA Singkarak di Sumatera Barat, dan c. PT VALE untuk pengisian Danau Towuti dan Danau Mahalona di DAS Larona, Sulawesi Selatan. LAKIP 2015 TPSA BPPT 47 Hasil pelayanan jasa TMC kepada para pengguna jasa dari sektor BUMN dan swasta tersebut di atas inilah yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP bagi UPT Hujan Buatan. Kegiatan layanan jasa TMC PNBP pertama yang dilakukan oleh UPT Hujan Buatan di tahun 2015 adalah Pekerjaan Jasa Teknologi Modifikasi CuacaHujan Buatan di DAS PLTA Ir. PM Noor PT. PLN Persero Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah - Sektor Pembangkitan Barito, yang berlangsung selama periode tanggal 16 Juni – 03 Juli 2015. Kegiatan layanan jasa TMC untuk pengisian Waduk PLTA Ir. PM Noor ini merupakan kerjasama antara UPT Hujan Buatan dengan PT.PLN Persero Wilayah KSKT Sektor Barito. Hasil pelaksanaan kegiatan TMC memberikan tambahan inflow di Waduk PLTA Ir. PM Noor sebesar 27.2 juta m 3 yang apabila dikonversi menjadi produksi listrik bernilai setara dengan hasil produksi listrik sekitar 3.023.808 kWh. Gambar 3.14. Kegiatan Pelayanan Jasa TMC di DAS PLTA Ir. PM Noor, Kalimantan Selatan Kegiatan layanan jasa TMC PNBP berikutnya adalah Pekerjaan Jasa Teknologi Modifikasi Cuaca TMC di Danau PLTA Singkarak dan Waduk PLTA Kota Panjang PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi permintaan dari PT PLN Persero Wilayah Pembangkitan Sumatera Bagiaun Utara KITSBU Sektor Pekanbaru untuk menambah cadangan air Waduk PLTA Kota Panjang Riau dan Danau PLTA Singkarak Sumatera Barat. Pekerjaan Jasa TMC di Danau PLTA Singkarak dan Waduk PLTA Kota Panjang Tahun 2015 dikerjakan dalam 2 dua tahap. Pekerjaan tahap I dilaksanakan selama periode tanggal 1 September – 12 Oktober 2015, sementara pekerjaan tahap II dilaksanakan selama periode tanggal 9 – 28 November 2015. Hasil pelaksanaan kegiatan TMC memberikan LAKIP 2015 TPSA BPPT 48 tambahan inflow yang masuk ke Waduk PLTA Kota Panjang sebesar 542,21 juta m 3 dan Danau PLTA Singkarak sebesar 47,77 juta m 3 , yang apabila dikonversi menjadi produksi listrik bernilai setara dengan hasil produksi listrik sebanyak 84.363.219 kWh atau setara dengan nilai sebesar Rp. 118.952.138.425,41. Perhitungan secara ekonomis menghasilkan nilai benefit to cost ratio sebesar 19,25. Gambar 3.15. Kegiatan Pelayanan Jasa TMC di DAS PLTA Kota Panjang Riau dan PLTA Singkarak Sumatera Barat Kegiatan layanan jasa TMC PNBP terakhir yang dilakukan oleh UPT Hujan Buatan di tahun 2015 adalah Pelayanan Jasa TMC di DAS Larona, Sorowako. Pekerjaan ini dilakukan untuk melayani permintaan PT VALE untuk mengisi cadangan air di Danau Matano dan Towuti yang menjadi sumber air PLTA yang hasil produksi listriknya dimanfaatkan untuk proses produksi nikel yang mereka tambang. Pekerjaan TMC untuk melayani PT VALE ini dikerjakan pada bulan Desember 2015 dengan sistem statis penyemaian dari darat menggunakan wahana Ground Base Generator dengan berbasis bahan semai flare. Selain kegiatan pelayanan TMC yang menghasilkan PNBP, UPT Hujan Buatan juga telah memberikan kontribusi dalam hal penanganan darurat bencana yang terjadi sebagai dampak fenomena El Nino kuat yang terjadi di tahun 2015. Dampak El Nino yang sudah mulai terasa sejak awal tahun 2015 telah menyebabkan sejumlah daerah mengalami kekeringan dan memicu sejumlah bencana hidrometeorologi. Berawal dari bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang terjadi sejak periode akhir bulan Februari di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan, hingga berlanjut pada terjadinya krisis air di LAKIP 2015 TPSA BPPT 49 wilayah pertanian akibat kekeringan yang semakin menguat sejak memasuki periode bulan Mei. Dalam rangka mendukung program Pemerintah mengurangi dampak El Nino tahun 2015, UPT Hujan Buatan secara proaktif telah memberikan kontribusi melalui sejumlah pelayanan jasa Teknologi Modifikasi Cuaca TMC di beberapa lokasi dengan tujuan penanggulangan bencana, sebagai berikut: a. Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca Untuk Menanggulangi Bencana Asap Kebakaran Lahan dan Hutan Di Provinsi Riau, b. Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca Untuk Menanggulangi Bencana Asap Kebakaran Lahan dan Hutan Di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dan c. Pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca Untuk Menanggulangi Bencana Kekeringan di Wilayah Pertanian Indonesia. Secara rinci, daftar seluruh pelaksanaan kegiatan TMC Tahun 2015 tersaji dalam Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.13. Daftar kegiatan layanan jasa TMC Tahun 2015 NO KEGIATAN LOKASI WAKTU PENGGUNA JASA Layanan Jasa TMC PNBP 1. Pengisian Waduk PLTA Ir.PM Noor Kalimantan Selatan 16 Juni - 3 Juli 2015 PT.PLN Persero Wilayah KSKT Sektor Barito 2. Pengisian Waduk PLTA Kota Panjang dan Singkarak Riau dan Sumatera Barat Tahap I: 1 September – 12 Oktober 2015 PT PLN Persero Wilayah KITSBU Sektor Pekanbaru Tahap II: 9 - 28 November 2015 3. Pengisian Danau Towuti dan Danau Mahalona DAS Larona, Sulawesi Selatan Desember 2015 PT VALE Layanan Jasa TMC Untuk Penanggulangan Bencana Swakelola LAKIP 2015 TPSA BPPT 50 NO KEGIATAN LOKASI WAKTU PENGGUNA JASA 4. Penanggulangan Bencana Asap Karhutla Riau 2 Maret - 30 April 2015; dan 22 Juni - 20 November 2015 BNPB, Kementerian LHK, PemProv. Riau, PemProv.SumS el, PemProv. Jambi, PemProv. KalBar, PemProv. KalSel dan PemProv. KalTeng Sumsel 8 Juli - 24 November 2015 Kalbar 11 Agustus - 07 November 2015 Jambi 13 September - 10 November 2015 Kalsel dan Kalteng 15 Oktober - 12 November 2015 5. Penanggulangan Bencana Kekeringan Lahan Pertanian Jawa Barat dan Jawa Tengah 25 Agustus - 13 Oktober 2015 BNPB, Kementerian Pertanian, PemProv. Jabar dan PemProv. Jateng Sejak bulan Maret hingga akhir November 2015, BPPT bekerja sama dengan BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terlibat aktif dalam penanggulangan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan dengan melakukan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca TMC di 6 Provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan, yaitu di Provinsi: 1 Riau, 2 Sumatera Barat, 3 Jambi, 4 Kalimantan Barat, 5 Kalimantan Selatan, dan 6 Kalimantan Tengah. Upaya TMC untuk penanggulangan bencana asap kebakaran hutan dan lahan dipandang sebagai salah satu upaya yang paling efektif karena dapat langsung mematikan nyala api sebagai penyebab kemunculan kabut asap. Terlebih untuk kebakaran yang terjadi pada lahan gambut dengan kedalaman tertentu, sangat sulit untuk dipadamkan jika hanya melalui upaya operasi darat. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk dapat memadamkan titik kebakaran pada lahan gambut adalah dengan siraman air hujan yang dapat dimaksimalkan melalui upaya TMC. Selain untuk mengurangi jumlah titik api hotspot, pelaksanaan TMC juga bertujuan untuk menjaga visibility jarak pandang di bandara dan juga menjaga Indeks Standar Pencemaran Udara ISPU untuk memperbaiki kualitas udara bagi kesehatan masyarakat. LAKIP 2015 TPSA BPPT 51 Gambar 3.16. Foto-foto Kegiatan TMC Penanggulangan Bencana Asap Karhutla Tahun 2015 Gambar 3.17. Hujan yang memadamkan sejumlah titik api sumber asap. Foto diambil dari pesawat, saat melakukan misi penyemaian awan. Gambar 3.18. Teleconference Kepala BNPB foto kiri di Jakarta dengan Posko Penanganan Bencana Asap Karhutla di sejumlah Provinsi foto kanan saat berlangsungnya Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Asap di Jakarta, 28 Oktober 2015. LAKIP 2015 TPSA BPPT 52 Gambar 3.19. Testimoni Presiden Joko Widodo atas kontribusi TMC dalam upaya pemadaman asap karhutla, saat beliau mengunjungi Posko Penanganan Bencana Asap di Jambi. Selain untuk penanggulangan bencana asap karhutla, UPT Hujan Buatan juga melakukan kegiatan TMC untuk membasahi lahan pertanian di wilayah Jawa yang mengalami kekeringan atas dasar permintaan dari BNPB dan Kementerian Pertanian sebagai salah satu upaya penanggulangan bencana kekeringan akibat El Nino. Selama periode kegiatan TMC yang berlangsung sejak tanggal 25 Agustus - 13 Oktober 2015, hujan yang terjadi hanya dengan intensitas ringan karena secara waktu pelaksanaan TMC dilakukan pada saat kondisi cuaca benar-benar kering sehingga upaya TMC agak kurang begitu optimal hasilnya. Gambar 3.20. Menteri Pertanian saat menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers saat pembukaan kegiatan TMC untuk Penanggulangan Bencana Kekeringan di lahan Pertanian di Pulau Jawa.

b. Tabel Ringkasan