Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Jangka Menengah Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standard Nasional Analisis Penyebab Keberhas

LAKIP 2015 TPSA BPPT 35 Measureable Teknologi ini dapat diukur berdasarkan jumlah prototype buoy dan jumlah buoy yang operasional Achieveable Teknologi ini sangat berguna untuk mengobservasi dinamika lingkungan laut dan atmosfir yang dibutuhka dalam perkiraan cuaca dan untuk mendeteksi tsunami. Data-data hasil observasi selanjutnya dimanfaatkan BMKG Relevant Pengembangan teknologi Unggulan Benua Maritim merupakan kegiatan yang mendukung teknologi observasi laut nasional Time Bound Teknologi Unggulan Benua Maritim untuk OFS membutuhkan waktu 3 tahun, sedang Pendetekaasi Gempa dan Tsunami berbasis kabel membutuhkan waktu 5 tahun.

j. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015

Pengukuran tingkat capaian kinerja indikator sasaran program 2 Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator sasaran program yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Hasil pengukuran kinerja indikator sasaran program tersebut diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.10. Hasil Pengukuran Kinerja Indikator Sasaran Program 1 Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja Target Realisasi Program Kegiatan Mitra Jumlah pemanfaatan Ocean Observation Platform CBT 1 1 100 Pengkajian dan Penerapan Teknologi Survei Kelautan BMKG

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya

Teknologi unggulan benua maritime merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya yaitu pengembangan Prototype System Deteksi Tsunami Kabel Bawah Laut CBT-Kabel dan Operasional serta Pemeliharaan Ocean Climate Buoy dan Tsunami Buoy. LAKIP 2015 TPSA BPPT 36 Pada tahun 2013, realisasi kinerja terdiri atas 1 Prototype CBT di Padang; 1 survei Bathymetri dan Oseanografi lokasi buoy. Pada tahun 2014; 1 Buoy Ocean Climate terpelihara dan beroperasi. Adapun tahun 2015, dihasilkan 1 prototype CBT beroperasi di pantai Barong, Yogyakarta.

d. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Target Jangka Menengah

Kegiatan Teknologi Unggulan Benua Maritim Indonesia dalam jangka menengah 2015-2019 telah menargetkan 4 prototype 2015-2017, 1 operasi survey 2015, 1 pilot project 2018 dan 1 rekomendasi 2019. Jika dibandingkan antara realisasi kinerja tahun 2015 dengan target jangka menengah, maka telah tercapai sekitar 25 untuk prototype platform observasi laut.

e. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standard Nasional

Tidak ada

f. Analisis Penyebab KeberhasilanKegagalan

Keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2015 didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengembangan platform observasi laut. SDM yang ada memiliki pengalaman dalam pengembangan buoy- buoy pada tahun-tahun sebelumnya. Kerjasama dan networking yang telah dibangun baik di dalam maupun di luar negeri juga menjadi salah satu penyebab keberhasilan pencapaian kinerja. Selain SDM, keberadaan sumberdaya lain berupa peralatan survey dalam menyiapkan lokasi sangat menentukan dalam instalasi platform di lapangan. Keberadaan IDBC dan tim pengelola di BPPT sebagai bagian dari system observasi berbasis platform juga menentukan keberhasilan. Ketersediaan anggaran yang cukup tentunya menjadi faktor keberhasilan dari pencapaian kinerja. Kerjasama lintas unit dan system matriks yang diterapkan BPPT dalam system kerekayasaan sangat mempengaruhi keberhasilan. Kerjasama dengan pemerintah daerah Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Jogyakarta dalam menyiapkan lokasi pemasangan CBT di pantai Baron juga menjadi penyebab keberhasilan. Lokasi awal yang direncanakan untuk pemasangan CBT yaitu di Pelabuhan Genteng, Pelabuhan Ratu dikarenakan tidak tersedianya lokasi untuk fasilitas darat dapat menjadi penyebab kegagalan pencapaian kinerja.

g. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya