LAKIP 2015 TPSA BPPT 8
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Keterkaitan RPJMN, Renstra dan Perencanaan Kinerja
Dalam RPJMN 2015-2019 kebijakan nasional yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi kedeputian TPSA antara lain : 1. Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah
Sumber Daya Alam SDA Yang Berkelanjutan. Arah kebijakan peningkatan pengelolaan dan nilai tambah SDA adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui
peningkatan produktivitas dan perluasan areal pertanian, meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi pertanian dan perikanan, mengoptimalkan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya mineral dan tambang lainnya, meningkatkan produksi dan ragam bauran sumber daya energi, meningkatkan efisiensi dan pemerataan dalam
pemanfaatan energi, mengembangkan ekonomi kelautan yang terintegrasi antar-sektor dan antar-wilayah, dan meningkatnya efektivitas pengelolaan dan pemanfaatan
keragaman hayati Indonesia yang sangat kaya. 2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim. Arah kebijakan peningkatan kualitas
lingkungan hidup, mitigasi bencana dan perubahan iklim adalah melalui peningkatan pemantauan kualitas lingkungan dan penegakan hukum pencemaran lingkungan hidup;
mengurangi risiko bencana, meningkatkan ketangguhan pemerintah dan masyarakat terhadap bencana, dan memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan agenda pembangunan nasional 2015-2019 ditetapkan 9 sembilan agenda nasional, dimana salah satunya adalah
Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Di Pasar Internasional melalui Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi dengan sasaran pembangunan IPTEK
sebagai berikut: 1 Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengem-bangan dan penerapan iptek
yang mendukung: a. daya saing sektor produksi barang dan jasa;
b. keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam; serta c. penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global.
2 Meningkatnya ketersediaan faktor input bagi penelitian, pengembangan dan penerapan iptek yang mencakup sumberdaya manusia, sarana prasarana, kelembagaan, jaringan,
dan pembiayaannya.
LAKIP 2015 TPSA BPPT 9
Arah kebijakan strategi nasional yang terkait dengan agenda nasional tersebut antara lain:
1 Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, maka pembangunan diarahkan pada layanan Perekayasaan dan Teknologi melalui
peningkatan kapasitas layanan dan revitalisasi peralatan laboratorium serta peningkatan kualitas dan jumlah SDM yang akan dibiayai dari dana pemerintah.
2 Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam maka pembangunan diarahkan untuk meningkatkan disseminasi
produk sumberdaya hayati ke masyarakat melalui kebun percobaan, perbanyakan bibit, pembinaan masyarakat sendiri. Untuk mendukung strategi ini salah satunya adalah
revitalisasi dan pengadaan baru kapal riset. Selain itu juga diarahkan untuk pengembangan sumberdaya nirhayati dengan arah kebijakan P3-Iptek untuk
sumberdaya nir-hayati adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang sumberdaya kelautan, limnologi, dan kebencanaan. Strategi utama yang akan
dilaksanakan adalah pembangunan pusat penelitian kelautan di Pantai Penajam – Kalimantan Selatan; pengembangan dan ujicoba model pengelolaan danau dan situ;
serta pengembangan teknologi mitigasi bencana. 3 Dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar
pembangunan iptek diarahkan untuk: 1 peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek; 2 pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek; 3
pembangunan repositori dan disseminasi informasi iptek; serta 4 peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.
4 Dalam rangka peningkatan layanan teknologi kepada masyarakat pedesaan, masyarakat pesisir, dan usaha kecil dan menengah akan dibangun
Techno Park dan Science Centre.
Demikian pula dalam dokumen RPJPN 2005-2025, dimana didalam RPJMN 3 2015-2019 pembangunan akan ditekankan kepada pembangunan yang bertumpu kepada
keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber daya Alam yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan Iptek. Untuk itu program TPSA pada RPJMN 2 ini
dipersiapkan untuk membangun kemampuan iptek dalam mengelola sumber daya alam untuk memperkuat daya saing perekonomian nasional. Seperti tergambar dalam Gambar
dibawah ini.
LAKIP 2015 TPSA BPPT 10
Gambar 2.1. Posisi Pengembangan Sumber Daya Alam dalam Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025
Sebagai tindak lanjut dari amanat RPJPN dan RPJMN tersebut, maka Kedeputian TPSA telah membuat perencanaan strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan kedeputian TPSA tahun 2015-2019 Terkait dengan perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, BPPT menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan RKT seperti yang tercantum dalam lampiran. Alur pikir keterkaitan
RPJMN, Renstra, Rencana Kerja Renja, RKT dan Penetapan Kinerja PK dapat dilihat dari gambar berikut ini :
BADAN PENGKAJIAN
DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI
P
EN TA H A PA N
P
EM B A N GU N A N
D
A L A M
R
PJ PN
2 0 0 5 - 2 0 2 5
2025
Memantapkan penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualitas SDM, membangun
kemampuan iptek, memperkuat daya
saing perekonomian.
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan
menekankan pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA yang
tersedia
, SDM yang
berkualitas, serta kemampuan iptek.
Mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil
dan makmur melalui percepatan
pembangunan di segala bidang
dengan struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif.
Menata kembali NKRI, membangun
Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis, dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih baik.
RPJM 1
2005 ‐2009
RPJM 2
2010 ‐2014
RPJM 3
2015 ‐2019
RPJM 4
2020 ‐2024
PENGUATAN SISTEM
INOVASI DALAM
RANGKA MENDORONG
PEREKONOMIAN YANG
BERBASIS PENGETAHUAN
SUMBER ROREN
6 NOV
2012
LAKIP 2015 TPSA BPPT 11
Gambar 2.2. Alur Pikir Perencanaan Kinerja TPSA
2.2. Renstra TPSA Tahun 2015-2019