Belanja Pemerintah DATA SOSIAL 15. Jumlah Penduduk orang

9 Kajian Ekonomi Regional Banten pertumbuhan investasi di Banten sejak beberapa triwulan sebelumnya akibat dampak krisis keuangan global akhirnya mulai mereda, penambahan kendaraan baru jenis truk, pick up dan bus cenderung sudah mulai bergerak naik sejak akhir Triwulan I 2009, meskipun jika dibandingkan tahun sebelumnya belum membaik. Meningkatnya investasi dan kembalinya pulih pada sektor industri diharapkan akan meningkatkan pembelian kendaraan bermotor khususnya niaga yang sangat berperan sebagai distribusi barang. Kredit investasi untuk lokasi proyek di Banten menunjukkan pertumbuhan yang moderat. Pada Triwulan II 2009 pertumbuhan kredit investasi dari perbankan nasional untuk Banten adalah sebesar 22,57 y-o-y dengan nilai kredit sebesar Rp 10,47 triliun. Kredit investasi yang disalurkan di Banten banyak digunakan untuk sektor industri pengolahan; listrik, gas dan air serta jasa dunia usaha. Tabel I.6 Kredit Investasi yang disalurkan di Banten per Sektor Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Pertanian 97,037 96,140 101,608 93,893 90,168 92,982 0.89 -6.09 Pertambangan 59,319 30,605 29,157 48,858 47,176 45,812 0.44 -16.33 Industri pengolahan 3,628,621 3,729,583 4,290,565 4,468,615 4,443,620 4,138,693 39.54 7.36 Listrik,Gas dan Air 832,764 825,713 1,936,124 1,939,960 2,073,737 2,416,757 23.09 185.53 Konstruksi 1,327,710 1,425,448 1,502,690 1,168,311 1,102,250 1,057,422 10.10 -22.80 Perdagangan 762,261 807,512 867,360 987,187 1,126,727 969,974 9.27 22.22 Pengangkutan 199,962 196,782 165,662 158,732 137,486 134,997 1.29 -32.76 Jasa Dunia Usaha 1,237,607 1,095,359 1,240,411 1,267,397 1,115,084 1,241,005 11.86 16.50 Jasa Sosial Masyarakat 207,719 255,739 369,556 365,752 364,577 370,492 3.54 44.82 Kredit Investasi 8,353,000 8,462,881 10,503,133 10,498,705 10,500,825 10,468,134 100.00 22.57 2008 2009 Sektor Ekonomi Growth Tw II 09 y-o-y Pangsa Tw II 09 Sumber : Bank Indonesia

3. Belanja Pemerintah

Realisasi belanja Pemerintah daerah Propinsi Banten sejak Januari hingga Juni 2009 telah mencapai 40,61 dari APBD tahun 2009. Nilai realisasi belanja daerah Banten hingga semester I 2009 ini adalah sebesar Rp 961,04 miliar atau 40,61 dari target belanja pemerintah Propinsi Banten tahun 2009 dengan besar Rp 2,366 triliun. Telah dilaksanakannya sejumlah proyek pemerintah sejak awal Triwulan II lalu mendorong pencapaian target realisasi belanja pemerintah daerah Banten hingga semester I 2009. Dengan pencapaian realisasi belanja Januari hingga Juni 2009 sebesar 40,61, DPKAD memperkirakan bahwa pada akhir semester II 2009 belanja pemerintah daerah Banten akan mencapai target tahun 2009. 10 Kajian Ekonomi Regional Banten Tabel I.7 Pagu Belanja Langsung Berdasarkan Bidang Tahun 2009 No. Bidang APBD 2009 Milyar Rp thd Belanja APBD thd Belanja Langsung 1 Pendidikan 345.00 14.62 26.14 ‐ Pendidikan Provinsi 205.00 8.69 15.53 ‐ Bantuan Pendidikan KabKota 140.00 5.93 10.61 2 Kesehatan 150.00 6.36 11.36 3 KP3B 115.00 4.87 8.71 4 Sumber Daya Alam dan Perkim 125.00

5.30 9.47

5 Bina Marga 275.00 11.65 20.83 6 Pertanian

40.00 1.69

3.03 7 Kelautan

20.00 0.85

1.52 8 Kehutanan dan Perkebunan 20.00

0.85 1.52

9 Pariwisata

20.00 0.85

1.52 10 SKPD Lain 210.00

8.90 15.91

TOTAL BELANJA LANGSUNG 1,320.00 Sumber : Bappeda Propinsi Banten, diolah Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Banten tahun 2009, belanja pemerintah daerah Banten pada tahun 2009 difokuskan pada bidang pendidikan sebesar 14,62 dari belanja APBD tahun 2009, bidang Bina Marga 11,65 dan kesehatan 6,36. Proporsi penganggaran bidang-bidang penyerap anggaran terbesar tersebut terkait dengan tema pembangunan tahun 2009 yaitu “Percepatan Pembangunan Pusat Pertumbuhan Solusi Utama Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan”. Melalui tema ini Pemerintah Daerah Banten memiliki beberapa prioritas pembangunan yang beberapa diantaranya adalah pengurangan kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial, optimalisasi penataan ruang dan pengembangan wilayah dan kawasan serta pembangunan sarana dan prasarana wilayah dan kawasan untuk menunjang percepatan pembangunan pusat pertumbuhan. Sasaran-sasaran yang ingin dicapai terkait dengan hal: meningkatnya indeks pendidikan; meningkatnya indeks kesehatan; meningkatnya partisipasi perempuan dalam pendidikan ekonomi; serta memadainya infrastruktur pendukung pembangunan.

4. Ekspor – Impor