57
Kajian Ekonomi Regional Banten
sebesar 66,23 atau menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan rasio sebesar 70,64. Kredit dengan plafon
menengah besar relatif menurun, sementara itu kredit yang plafonnya kecil sedikit meningkat. Hal ini terindikasi dari kredit
berdasarkan lokasi proyek yang menurun dan berdasarkan bank pelapor meningkat. Kecenderungan kekhawatiran terhadap
sebagian kondisi perusahaan menengah besar yang belum stabil menyebabkan perbankan relatif mengetatkan kredit berskala
besar. Margin laba yang sebagian belum kembali positif pada sektor dan industri tertentu menyebabkan kebijakan perbankan
cenderung masih cukup berhati-hati dalam penyaluran kreditnya, meskipun likuiditas dana cenderung meningkat. Kondisi ini akan
mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga kreditnya agar turut mendorong penyaluran kredit ditengah beban biaya
bunga yang meningkat akibat kenaikan dana pihak yang cukup tinggi.
Kualitas kredit perbankan yang berlokasi di Banten pada Triwulan II 2009 tetap masih berada dalam kondisi aman
dan wajar walaupun terjadi sedikit peningkatan Non Performing Loan NPL dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Rasio NPL gross perbankan di Banten pada triwulan laporan adalah sebesar 3,03 atau sedikit meningkat
dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Tabel III.1 Indikator Perbankan Banten
Uraian Unit
2008 2009
Tw I 2009
Tw II
Jumlah kantor bank Umum kantor
349 438
454 Aset
Rp Triliun 40,58
41,95 42,74
DPK Rp Triliun
35,86 35,99
39,94 Kredit Bank Pelapor
Rp Triliun 23,44
25,42 26,45
Kredit Lokasi Proyek Rp Triliun
57,58 56,94
56,04 LDR
65,37 70,64
66,23 NPL
2,22 2,99
3,03 Kredit MKM Bank Pelapor
Rp Triliun 18,29
19,48 20,14
Sumber: Bank Indonesia
A. INTERMEDIASI PERBANKAN
1. PERKEMBANGAN JUMLAH KANTOR DAN ASET
Ekspektasi kondisi ekonomi di Banten yang semakin membaik mendorong jumlah kantor bank umum di Banten
58
Kajian Ekonomi Regional Banten
pada Triwulan II 2009 terus meningkat. Peningkatan terutama berasal dari peningkatan kantor cabang pembantu
dan kantor kas. Pada akhir tahun 2008, jumlah kantor bank umum di Banten adalah sebesar 349 buah. Jumlah ini kemudian
meningkat menjadi sebesar 438 buah dan menjadi 454 buah pada Mei 2009. Penambahan yang cukup besar ini berasal dari
kontribusi yang tinggi dari peningkatan jumlah kantor kas bank BUMN dari sebelumnya sebesar 40 unit pada Desember 2008
menjadi 63 unit pada Maret 2009 dan bertambah satu unit pada Mei 2009. Jumlah kantor cabang pembantu bank pemerintah juga
meningkat dari sebelumnya pada Desember 2008 sebanyak 49 unit menjadi 67 unit pada Maret 2009 dan 68 unit pada Mei
2009. Hal yang serupa juga terjadi pada kantor cabang pembantu bank swasta nasional yang meningkat dari 131 unit pada
Desember 2008 menjadi 164 unit pada Maret 2009 dan menjadi sebesar 180 unit pada Mei 2009.
Penambahanekspansi jumlah kantor bank umum menyebabkan nilai aset bank umum di Banten juga
meningkat pada triwulan laporan Grafik III.1. Pada Triwulan II 2009 tercatat nilai aset bank umum sebesar Rp 42,74 triliun
dengan pertumbuhan sebesar 22,85 y-o-y, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dimana total aset
adalah sebesar Rp 41,95 triliun dengan pertumbuhan sebesar 20,70 y-o-y. Besarnya jumlah kantor bank swasta nasional 253
unit pada Triwulan II 2009 berefek pada tingginya pangsa aset dari bank swasta nasional yaitu sebesar 53,29 pada triwulan
laporan, dan sisanya berasal dari bank pemerintah yang merupakan gabungan antara bank BUMN dengan bank
pemerintah daerah Grafik III.2. Jika dilihat berdasarkan Dati II, persentase kepemilikan aset perbankan berada pada Kota
Tangerang sebesar 71,94 pada triwulan laporan dan yang terkecil adalah di Lebak hanya sebesar 1,66 Grafik III.4.
Berdasarkan data sebaran kantor bank, satu kantor bank di wilayah Tangerang melayani masyarakat rata-rata untuk wilayah
seluas 2 Km2, sedangkan di Lebak 1 bank melayani masyarakat rata-rata pada luasan 274 Km2 yang tidak jauh berbeda dengan
Pandeglang dengan rata-rata luas wilayah jangkauan bank sebesar 220 Km2. Hal ini semestinya dapat menjadi peluang bagi
perbankan untuk membuka kantornya di wilayah-wilayah seperti Lebak maupun Pandeglang.
59
Kajian Ekonomi Regional Banten
Tw I Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Ju ta
Rp
Total Aset
Aset Bank
Pemerintah Aset
Bank Swasta Nasional
Grafik III.1 Perkembangan Aset Perbankan
Propinsi Banten per Kelompok Bank
‐ 5,000,000
10,000,000 15,000,000
20,000,000 25,000,000
30,000,000 35,000,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2008 2009
Ju ta
Rp
Kotif Cilegon
Kodya Tangerang
Kab. Tangerang
Kab. Serang
Kab. Pandeglang
Kab. Lebak
Grafik III.3 Perkembangan Aset Perbankan
Propinsi Banten per Dati II
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2008 2009
Aset Bank
Pemerintah Aset
Bank Swasta Nasional
Grafik III.2 Pangsa Aset Perbankan Propinsi
Banten per Kelompok Bank
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Tw I
Tw II Tw III Tw IV
Tw I
Tw II
2008 2009
Kotif Cilegon
Kodya Tangerang
Kab. Tangerang
Kab. Serang
Kab. Pandeglang
Kab. Lebak
Grafik III.4 Pangsa Aset Perbankan Propinsi
Banten per Dati II
2. PERKEMBANGAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA