Prinsip-prinsip evaluasi Petunjuk Umum

Buku Guru Kimia untuk SMAMA Kelas XI 16 a. Membantu siswa mengkaji ulang hasil penyelesaian masalah. b. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam penyelesaian masalah yang selektif. c. Mengevaluasi materi akademik: memberi kuis atau membuat peta konsep atau peta materi.

2. Prinsip-prinsip evaluasi

Prinsip-prinsip evaluasi dalam mata pelajaran Kimia kelas XI, yaitu sebagai berikut. a. Menentukan aspek dari hasil belajar Kimia yang sudah dan belum dikuasai peserta didik setelah satu proses pembe la jaran. b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai. c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sikap. d. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran berikutnya. e. Aspek-aspek yang dievaluasi mencakup hal-hal berikut. 1 Produk: Konsep dan prinsip-prinsip yang terkait dengan materi pokok. 2 Proses: Apersepsi, interaksi sosial dalam penyelesaian masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyaji kan hasil kerja, dan menganalisis serta mengevaluasi kembali hasil penyelesaian masalah. 3 Kognitif: Kemampuan Kimia, kemampuan abstraksi, pola pikir deduktif, berpikir tingkat tinggi berpikir kritis, objektif, dan berpikir kreatif. 4 Afektif: Keterampilan menyelesaikan masalah, keteram pilan berkolaborasi, dan kemampuan berkomunikasi. 5 Psikomotor: Menghargai pendapat orang lain, dapat menerima perbedaan setiap individu, bekerja sama, jujur mengungkapkan pendapat, senang belajar Kimia, dan tangguh menghadapi suatu permasalahan. Pendidik melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian dapat berupa tes tertulis, lisan, uraian, produk, observasi, dan lain sebagainya. Apabila nilai peserta didik tidak memenuhi kompetensi yang diharapkan, BapakIbu guru dapat melakukan remedial kepada siswa yang bersangkutan. Bentuk soal-soal remedial dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. G Panduan evaluasi Proses dan Hasil Belajar Proses pembuatan bahan evaluasi harus didasarkan pada indikator pembelajaran yang bercermin pada KI-KD. Oleh karena itu, pembuatan indikator pembelajaran sangat penting sekali untuk mendapatkan sebuah gambaran khusus bagaimana KI-KD akan dicapai yang nantinya akan dilihat ketercapaiannya melalui evaluasi proses dan hasil belajar. Manfaat adanya indikator adalah a guru dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat, sesuai dengan KI-KD yang telah ditetapkan dan b sebagai pedoman dan pegangan bagi guru untuk menyusun soal atau instrumen penilaian yang tepat, sesuai dengan KI-KD yang telah ditetapkan. Setiap indikator yang dibuat minimal harus memuat satu buah instrumen untuk melihat ketercapaiannya. Oleh karena itu, jenis tes yang digunakan harus sesuai dengan indikator pembelajaran. Jenis tes harus disesuaikan dengan karakteristik indikator pembelajaran apakah indikator tersebut berkaitan dengan proses belajar atau dengan hasil belajarnya, jadi instrumen yang digunakan pun harus sesuai dengan kebutuhannya. Evaluasi biasanya dilakukan pada tiga domain utama, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam praktiknya, pembuatan indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang harus disesuaikan dengan domain dan jenjang kemampuan yang diukur. Petunjuk Umum 17 Ada dua macam teknik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis, dan tes performance. Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung atau di akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya, sedangkan tes performance atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban berbentuk performance atau tindakan. Evaluasi dengan menggunakan teknik tes bertujuan untuk menge tahui: 1. Tingkat kemampuan siswa. 2. Hasil belajar siswa. 3. Perkembangan prestasi siswa. 4. Keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun bentuk teknik nontes penilaian atau evaluasi belajar siswa dilakukan tanpa menguji siswa. Teknik nontes dilakukan melalui pengamatanobservasi, wawancara, angket, dan skala. 1. Pengamatan atau observasi dilakukan dengan mengamati perilaku atau sikap yang terlihat dan dicatat secara sistematis dari objek yang dijadikan sasaran pengamatan. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian. 2. Wawancara adalah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. 3. Angket adalah bentuk lain dari wawancara yang penyajiannya dilakukan secara tertulis. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik atau diberikan pada orangtua. 4. Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dalam kebutuhan pembelajaran di dalam atau di luar kelas sebaiknya kedua teknik tes ini digabungkan dalam menilai kemampuan siswa baik dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai instrumen evaluasi untuk domain-domain tersebut.

1. domain Kognitif atau Pengetahuan