Buku Panduan Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Bentuk sewa seperti ini sering dipakai untuk pembangunan infrastruktur. Pemerintah akan membayar biaya konstruksi dengan pinjaman dari IFI, setelah itu pihak swasta yang membangun kegiatan akan mengambil sewa
operasinya dan membayar ongkos sewa ke Pemerintah. Pendapatan operasi akan dipakai untuk melunasi pinjaman. Periode pinjaman untuk skema DBL biasanya 15 tahun, dengan opsi untuk 15 tahun berikutnya. Perbedaannya
dengan kontrak sewa, sebagian besar ada pada pengaturan pembagian risiko selama konstruksi dan operasi.
Aplikasi di sektor sanitasi Dalam sektor sanitasi, pendekatan ini bisa berfungsi untuk air minum tapi hanya di kota besar di mana isu privatisasi
layanan ini telah menjadi kontroversi dan untuk SWD skala besar serta fasilitas saluran limbah. Tampaknya sewa akan berkaitan hanya dengan kasus-kasus yang berdiri sendiri dalam sektor sanitasi dan tidak akan relevan bagi
ISSDP 2.
3.10 Bangun Operasi Alih BOT
Instrumen ini berguna untuk menarik partisipasi investor swasta, jika berkaitan dengan infrastruktur mahal yang diperlukan segera. Keuntungan tambahannya adalah alih keahlian, manajemen dan teknologi yang tepat.
Dalam kontrak BOT, pihak swasta akan membangun misalnya fasilitas pengolahan limbah padat lalu mengoperasikannya selama periode tertentu umumnya 20 hingga 30 tahun. Pada akhir periode kontrak, investor
swasta memberikan haknya atas fasilitas ke Pemerintah, jadi fasilitas menjadi utilitas publik. Pemda akan membayar mitra swastanya berdasarkan kinerja seperti yang ditentukan dalam kontrak. Pendapatan dari pengelolaan fasilitas
akan menutup biaya konstruksi, operasi dan perawatan dan menyisakan keuntungan bagi operator. Aplikasi di sektor sanitasi sama seperti pada kontrak sewa.
3.11 Kredit dari Pemasok bentuk khusus BOT
Dalam alternatif pembiayaan ini, peran kontraktor atau pemasok dalam tahap konstruksi dimaksimalkan. Mitranya adalah Pemda, perusahaan daerah PD, kontraktor dan lembaga pembiayaan jika kegiatan bisa dibiayai
perbankan. Pemda akan menyediakan 30 biaya investasi, sedangkan kontraktor atau bank akan menanggung sisanya. Bersama dengan pihak swasta, Pemda atau PD akan membentuk perusahaan patungan SPV–special
purpose vehicle
yang akan mengoperasikan kegiatan atau mesub-kontrakkan kegiatan. Jika kegiatannya ternyata tidak bisa dibiayai perbankan, maka pihak swasta akan menanggung biaya investasi, dan Pemda atau PD
harus melunasi pinjaman dengan mengangsur contohnya Instalasi Pengolahan AirIPA PDAM Bandarmasih di Banjarmasin, di mana pinjaman diangsur oleh PDAM kepada Adhi Karya selama 4 tahun. Aset tetap menjadi milik
Pemda atau PD.
Aplikasi di sektor sanitasi Sekali lagi, instrumen pembiayaan ini bisa dipakai untuk pembangunan kegiatan sanitasi yang besar, jika Pemda
mempunyai anggaran yang terbatas tapi bertekad untuk meningkatkan sanitasi. Karena pihak swasta bukan bank, maka ‘periode pinjaman’ biasanya paling lama 4 tahun tapi bisa diperpanjang, tergantung kepercayaan
masing-masing pihak, kinerja dalam kerangka kontrak dan mungkin bentuk instrumen baru yang dipakai untuk mengurangi risiko kredit.
Gambar 6 : Diagram ilustrasi Kredit Pemasok
PEMDA PD-PAL PDAM
Kontraktor Penyedia
Biaya Operator
Investor Swasta
PROYEK SANITASI
Pemasok