belajar kognitifnya lebih dari sama dengan 75. Kriteria pengujian Ho ditolak jika t ≤ -
dimana didapat dari daftar distribusi Student t menggunakan peluang
1- α dan dk = n-1. Untuk t -
hipotesis Ho diterima.
Tabel 17 hasil uji ketuntasan belajar kelas sinektik
Kelas Rata-rata
t
hitung
t
tabel
Kriteria Sinektik
83,4 8,119
2,04 Tuntas
Berdasarkan uji ketuntasan belajar kelas yang melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model sinektik, diketahui rata-rata nilai tes
akhir siswa sebesar 83,4, sedangkan berdasarkan perhitungan uji t menunjukkan t
hitung
= 8,119 dan t
tabel =
t
0,95:31
= 2,04. Dengan demikian, t
hitung
t
tabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang melaksanakan pembelajaran menulis cerpen
dengan menggunakan model sinektik sudah mencapai ketuntasan belajar individual. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20.
4.1.3.3 Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Dengan Menggunakan Model
Sinektik Lebih Efektif Dibandingkan Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Menggunakan Model
Problem Based Instruction PBI
Setelah diketahui pembelajaran menulis cerpen dengan model Problem Based Instruction PBI dan dengan menggunakan model sinektik memenuhi
kriteria keefektifan, pembahasan selanjutnya yaitu pembuktian pembelajaran menulis cerpen dengan model sinektik lebih efektif dibandingkan pembelajaran
menulis cerpen dengan model Problem Based Instruction PBI.
Analisis pembuktiannya yaitu menggunakan uji perbedaan dua rata-rata uji t hasil posttest antara kelas Problem Based Instruction PBI dan kelas
sinektik dengan kriteria H
o
diterima jika tidak terdapat perbedaan kemampuan antara kelas Problem Based Instruction PBI dan kelas sinektik, sedangkan H
o
ditolak H
a
diterima jika terdapat perbedaan kemampuan antara kelas Problem Based Instruction PBI dan kelas sinektik. Kriteria pengujiannya, yaitu dengan
taraf signifikansi 5 dan dk = n
1
+ n
2
– 2 maka H
o
dinyatakan diterima apabila - t
1- 12αn1+n2-2
t t
1- 12αn1+n2-2
.
Tabel 18 uji posttest kelas PBI dengan kelas sinektik
Kelas Rata-rata
t
hitung
t
1-12an1+n2-2
PBI 77,147
3,25 ±2,00
Sinektik 83,4
Berdasarkan hasil perhitungan uji t, diperoleh dk = 62, t
hitung
= +3,52, dan t
1- 12αn1+n2-2
= ±2,00 sehingga t
hitung
berada di daerah penerimaan H
a
yang berarti terdapat perbedaan rata-rata posttest antara kelas yang melaksanakan
pembelajaran menggunakan model sinketik dan kelas yang melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction PBI yaitu kelas
yang dikenai pembelajaran menulis cerpen dengan model sinektik mendapat nilai lebih tinggi dibanding yaitu kelas yang dikenai pembelajaran menulis cerpen
dengan model Problem Based Instruction PBI. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis cerpen di kelas X SMA Negeri 2
Rembang dengan menggunakan model sinektik lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menulis cerpen menggunakan model Problem Based Instruction
PBI. Hasil hitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
4.2 Pembahasan
Berikut ini akan dibahas hasil penelitian yang berkaitan dengan rumusan masalah yang telah disampaikan pada bab sebelumnya yaitu 1 bagaimana
keefektifan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model Problem Based Istrucion PBI? 2 bagaimana keefektifan pembelajaran menulis cerpen
dengan menggunakan model Sinektiks? 3 lebih efektif manakah antara pembelajaran menulis cerpen dengan model Problem Based Instruction atau
pembelajaran menulis cerpen dengan model sinektik pada siswa kelas X SMA?
4.2.1 Keefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model Problem
Based Instruction PBI
Pada sub bab ini akan dijelaskan proses pembelajaran menulis cerpen dengan model Problem Based Instruction PBI dan hasil pembelajaran menulis
cerpen dengan model Problem Based Instruction PBI.
4.2.1.1 Proses Pembelajaran Menulis cerpen Dengan Model Problem Based
Instruction PBI
Perlakuan treatment yang diberikan kepada kelas X D berupa pembelajaran menggunakan model Problem Based Instruction PBI dilakukan
sesuai dengan RPP yang dibuat berdasarkan sintakmatik model Problem Based Instruction PBI. Dengan model pembelajaran ini, siswa berlatih menulis cerita
pendek dengan cara mencoba mencari solusi dari permasalahan orang lain yang mereka temukan di sekitar mereka yang kemudian mereka ubah ke dalam bentuk
cerita pendek.