Secara filosofis, belajar menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil atau
diingat. Manusia harus mengkonstruk pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata Baharuddin, 2012: 116.
Berdasarkan aliran ini, dapat disimpulkan bahwa belajar lebih memfokuskan pada kesuksesan peserta didik dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Hal ini
juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belaja kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal balik antara individu dan
individu, antara individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok. Sehingga, dalam belajar terjadi interaksi sosial dan kerjasama.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat atau disiapkan untuk mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar
tertentu dapat dicapai. Dengan demikian unsur ”kesengajaan” merupakan karakteristik dari suatu pembelajaran. Alwi 2007: 17 mendefinisikan kata
pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik Darsono, 2000: 24.
Sementara itu, pengertian pembelajaran menurut Trianto 2009: 17 pada
hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. Pada proses tersebut terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan diorganisasi secara
kognitif. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada diri siswa ataupun lingkungannya. Berdasarkan penjelasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya
perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Sehingga, pembelajaran diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa
sehingga perubahan perilaku yang disadari dan bersifat tetap tersebut dapat mengarahkan siswa pada hal-hal yang lebih baik.
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran karena sistem pembelajarannya adalah menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran.
Dalam pendidikan, pembelajaran kooperatif memberikan cara yang berbeda dalam pengajaran yaitu bekerjasama dengan anggota kelompoknya dan memecahkan
permasalahan secara bersama-sama, membantu siswa untuk saling bertukar pengetahuan, pemikiran dan pengalaman sehingga diperolah suatu pengetahuan
yang baik dan benar.
Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran berdasarkan faham kontuktivis. Cooperative Learning merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang