Ilmu Pengetahuan Sosial Tinjauan Pustaka

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya Hamalik, 2007: 155. Menurut Hamalik 2007: 31 mengemukakan, “hasil belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan”. Hasil belajar melingkup tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut saling berhubungan satu sama lain, jadi satu ranah tidak dapat berdiri sendiri dalam proses pembelajaran, tapi ranah kognitif kadang lebih dominan dibandingkan kedua ranah yang lain. Pertimbangan guru lebih mengutamakan ranah kognitif, karena penilaian ranah kognitif dianggap lebih mudah dibanding yang lain, tetapi bukan berarti ranah yang lain diabaikan. Dalam penilaian ranah kognitif lebih mudah dilakukan karena hasilnya bisa diketahui dengan penilaian tes, sedangkan ranah afektif dan ranah psikomotorik dapat diketahui hasilnya dengan penlaian non tes. Hasil penilaian kognitif dilakuakan untuk mengatahui pengetahuan seseorang, biasanya dengan penilaian menggunakan tes pilihan ganda atau uraian agar penskorannya lebih mudah, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dilakukan dengan penilaian non tes biasanya dengan observasi. Menurut Rohani 2004: 179 menyatakan bahwa penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Nasution 2006: 144 menyatakan sebagai berikut. “Hasil belajar hanya ada apabila sesuatu yang diingat. Yang lebih penting adalah mengingat untuk membantu murid mempelajari hal-hal lain lebih lanjut. Jadi yang diingat itu merupakan perantara bagi pelajaran selanjutnya. Yang perlu diingat adalah 1 keterampilan intelektual; mendeskriminasi, mengklasifikasi, menggunakan aturan, strategi memproses informasi. Keterampilan intelektual harus diingat dan digunakan seumur hidup, dan 2 kategori informasi verbal, merupakan syarat mutlak agar dapat belajar seterusnya. Hal-hal yang spesifik dapat dicari dalam buku sumber.” Perubahan salah satu ranah dari tiga ranah domain khususnya pada ranah kognitif siswa disebabkan oleh proses belajar. Benjamin S. Bloom Dimyati, 2006: 26-27 menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut. a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan C1, pemahaman C2, dan penerapan C3 dan analisis C4. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes. Hasil belajar kognitif siswa tersebut dapat digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka seseorang atau siswa memperoleh suatu hasil belajar.

2.2 Peranan Model Pembelajaran

Cooperative Learning TimeToken Arends Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Kognitif siswa Komunikasi manusia pada dasarnya dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam konteks pembelajaran, komunikasi itu dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui pembelajaran itu, peserta didik bukan sekedar menjadi tahu sesuatu melainkan juga bisa melakukan sesuatunya. Menurut Iriantara 2014: 30 level-level komunikasi dan bobot informasi dan relasinya divisualisasikan sebagai berikut.