Pembelajaran Kooperatif Tinjauan Pustaka

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: 1 Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; 2 Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. f. Membuat persiapan mengajar desain instruksional dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Berdasarkan uraian tersebut, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Selanjutnya, model pembelajaran tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajarannya.

2.1.6 Model Pembelajaran

Cooperative Learning Time Token Arends 2.1.6.1 Pengertian Pembelajaran Time Token Arends Menurut Baharuddin 2012: 3, salah satu model yang dapat diterapkan secara tepat dan melibatkan siswa secara aktif untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah model kooperatif Time Token Arends. Konsep ini sejalan dengan Suprijono 2009: 133 metode Time Token Arends disebut metode time token Arends 1998. Hal ini dikarenakan model time token Arends ini digunakan oleh Arends pada tahun 1998. Metode ini digunakan oleh Arends untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Alur pelaksanaannya, guru memberikan sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada setiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kupon habis. Menurut Arends 2008: 29, tujuan dalam pembelajaran kooperatif Time Token Arends digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial terutama keterampilan berkomunikasi agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali dimana siswa dituntut aktif dan berpartisipasi, dengan adanya kupon dan batas waktu yang ditentukan agar dapat mengembangkan inisiatifnya dalam proses pembelajaran. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat diartikan bahwa model pembelajaran Time Token Arends digunakan untuk mengembangakan dan melatih khususnya dalam kemampuan berkomunikasi antar siswa dengan tetap mendapatkan bimbingan dari guru sehingga guru dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selanjutnya, dengan adanya pembatasan waktu berbicara dapat menjadikan siswa untuk belajar menata dan mengembangkan inisiatifnya dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dapat meminimalisir siswa untuk bekerja sendiri. Hal ini dilakukan untuk tetap mengkondisikan siswa yang pemalu dan ditolak tetap belajar bersama dengan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Selanjutnya, dengan adanya kartu bicara untuk setiap siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan memahami suatu konsep pembelajaran.

2.1.6.2 Langkah – Langkah Pembelajaran Time Token Arends Pembelajaran

Time Token Arends memiliki langkah-langkah sebagai berikut. 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar 2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi 3. Guru memberikan tugas pada siswa 4. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada setiap siswa 5. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan siswa. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.