399
mudah bagi para pembudidaya untuk melakukan pemanenan. Tubifek yang baru
dipanen tersebut dapat digunakan langsung untuk konsumsi larva atau benih
ikan.
Tubifek yang sudah dipanen tersebut dapat tidak secara langsung diberikan
pada larva dan benih ikan hias yang di- budidayakan tetapi dilakukan penyimpanan.
Cara penyimpanan tubifek yang dipanen berlebih dapat dilakukan pengolahan
tubifek segar menjadi beku. Proses tersebut dilakukan dengan menyaring
tubifek dengan air dan tubifeknya saja yang dimasukkan dalam wadah plastik
dan disimpan di dalam lemari pembeku Freezer.
Untuk melakukan budidaya tubifek secara skala kecil dapat dilakukan dengan
menggunakan wadah yang terbuat dari bak plastik dengan langkah kerja sebagai
berikut.
1. Pembuatan wadah budidaya dengan menggunakan bak kayu yang terbuat
dari kayu yang dilapisi plastik dengan ukuran misalnya 100 cm x 50 cm x 10
cm.
2. Masukkan media ke dalam wadah budidaya tubifek dengan ke dalaman
media 5 cm, media ini terbuat dari lumpur dan pupuk kandang dengan
perbandingan lumpur dan pupuk kandang adalah 1 : 1.
3. Masukkan air ke dalam wadah yang telah berisi media tersebut, ke
dalaman air dalam wadah budidaya adalah2 cm dan buatlah sistem air
mengalir pada wadah budidaya dengan debit air berkisar 900 ml
menit.
4. Biarkan media tersebut selama 5–7 hari agar terjadi proses pembusukan
di dalam wadah budidaya dan akan tumbuh detritus dan mikroorganisme
lainnya sebagai makanan untuk tubifek.
5. Setelah itu masukkan tubifek ke dalam media tersebut dengan dosis 2 gram
per meter persegi. 6. Lakukan pemeliharaan tubifek ter-
sebut dengan melakukan pemupukan susulan dan pemantauan per-
tumbuhan setiap sepuluh hari sekali.
7. Pemanenan tubifek dapat dilakukan setelah minimal 40 hari pemeliharaan.
Hal ini berdasarkan hasil penelitian Fadillah 2004 bahwa pertumbuhan
populasi tubifek mencapai puncaknya setelah dipelihara selama 40 hari.
7.5 Bioenkapsulasi
Untuk meningkatkan mutu pakan alami dapat dilakukan pengayaan, istilah
pengayaan bisa juga disebut dengan bioenkapsulasi. Pengayaan terhadap
pakan alami ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas nutrisi dari pakan
tersebut. Jenis pakan alami yang dapat dilakukan pengayaan adalah dari
kelompok zooplankton misalnya
Artemia, rotifer,
Daphnia, moina, dan tigriopus. Semua jenis zooplankton tersebut biasa-
nya diberikan kepada larva dan benih ikan air tawar, payau, dan laut. Dengan
meningkatkan mutu dari pakan alami dari kelompok ini dapat meningkatkan mutu
dari larva dan benih ikan yang meng- konsumsi pakan tersebut. Peningkatan
mutu pakan alami dapat dilihat dari meningkatkan kelangsungan hidup
sintasan larva dan benih yang dipelihara, meningkatkan pertumbuhan larva dan
benih ikan serta meningkatkan daya tahan tubuh larva dan benih ikan.
400
Menurut Watanabe 1988 zooplank- ton dapat ditingkatkan mutunya dengan
teknik bioenkapsulasi dengan mengguna- an teknik omega yeast ragi omega.
Omega tiga merupakan salah satu jenis asam lemak tidak jenuh tinggi yaitu asam
lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap. Asam lemak ini tidak dapat
disintesis di dalam tubuh dan merupakan salah satu dari asam lemak esensial. Ada
dua metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pakan alami seperti
berikut.
1. Indirect Method yaitu metode tidak
langsung. Metode pengayaan zooplankton
secara tidak langsung dilakukan dengan cara memelihara zooplankton
dengan media Chlorella dan ragi roti Saccharomyces cerevisiae, dengan
dosis sebanyak 1 gram yeast106 sel ml air laut perhari.
2. Direct Method yaitu metode langsung.
Metode pengkayaan zooplankton secara tidak langsung dengan
cara membuat emulsi lipid. Lipids yang mengandung
3 HUFA di homogenisasi dengan sedikit kuning
telur mentah dan air yang akan menghasilkan emulsi dan secara
langsung diberikan kepada pakan alami dicampur dengan ragi roti.
Tahapannya:
– Pembuatan emulsi lipid mayon-
naise – Pengecekan ke homoenisasi
emulsi di bawah mikroskop –
Pencampuran dengan ragi roti –
Pemasukan emulsi ke dalam me- dia pakan alami
– Pemberian pakan alami langsung
ke larva ikan Adapun prosedur yang dapat dilaku-
kan jika akan melakukan pengayaan zoop- lankton sebagai berikut.
Pengayaan terhadap Artemia salina
sangat penting dilakukan untuk meningkat- kan kualitas nutrisi dari pakan tersebut.
Artemia salina merupakan salah satu jenis pakan alami dari kelompok zooplankton
yang dapat diberikan kepada larva ikan konsumsi atau ikan hias. Pada stadia larva
semua jenis ikan sangat membutuhkan nutrisi yang lengkap agar pertumbuhan
larva sempurna sesuai dengan kebutuhan- nya. Pengayaan terhadap pakan alami ini
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Jepang dapat
meningkatkan pertumbuhan.
Alat dan bahan • Mixer
• Minyak ikan
• Vitamin yang larut dalam air
• Kuning telur
• Aquades • Ragi
rotifermipan Langkah kerja:
1. Siapkan alat dan bahan 2. Timbanglah minyak ikan sebanyak 5
gram, vitamin yang larut dalam air sebanyak 10 gram dan kuning telur
sebanyak 1 gram dan letakkan dalam wadah yang terpisah.
3. Masukkan 5 gram minyak ikan ke dalam mixer dan lakukan homogenisasi
selama 2–3 menit dengan alat tersebut. 4. Tambahkan 10 gram vitamin yang
401
larut dalam air ke dalam mixer dan tambahkan pula kuning telur mentah
sebanyak 1 gram kemudian tambah- kan 100 ml aquades.
5. Lakukanlah pencampuran dengan mixer selama 2–3 menit sampai terjadi
campuran yang homogen. 6. Ambillah 20 ml emulsi yang telah
dibuat pada langkah sebelumnya sebanyak 20 ml, dan tambahkan 5
gram ragi roti, dan campurlah dengan air kultur
Artemia. 7. Jumlah emulsi yang telah dibuat di
atas tersebut dapat dipergunakan untuk memperkaya jumlah nauplius
Artemia sebanyak 100–200 naupli per ml, sedangkan untuk rotifer emulsi
tersebut dapat dipergunakan untuk memperkaya sebanyak 500–1000
individu per liter.
Pemenuhan kebutuhan akan asam lemak esensial oleh larva ikan dapat
dipenuhi dengan pemberian sumber pakan yang tepat yang berasal dari hewani
dan nabati pada pengkayaan pakan alami seperti minyak ikan dan minyak jagung.
Pada umumnya komposisi minyak ikan laut lebih kompleks dan mengandung
asam lemak tak jenuh berantai panjang pada minyak ikan laut terdiri dari asam
lemak C18, C20, dan C22 dengan kandungan C20, dan C22 yang tinggi dan
kandungan C16 dan C18 yang rendah. Sedangkan kandungan asam lemak ikan
air tawar mengandung C16 dan C18 yang tinggi serta C20 dan C22 yang rendah.
Komposisi lain yang terkandung dalam minyak ikan adalah lilin ester, diasil gliserol
eter, plasmalogen netral, dan fosfolipid. Terdapat pula sejumlah kecil fraksi yang
tak tersabunkan, antara lain vitamin, sterol, hidrokarbon, dan pigmen. Komponen-
komponen ini banyak ditemukan pada minyak hati ikan bertulang rawan.
Bahan yang kaya akan asam lemak n-6 umumnya banyak dikandung oleh
minyak yang berasal dari tumbuhan. Minyak jagung mengandung asam lemak
linoleat n-6 sekitar 53 Stickney, 1979. Minyak jagung diperoleh dengan jalan
ekstraksi bagian lembaga, baik dengan tekanan tinggi maupun dengan jalan
ekstraksi menggunakan pelarut. Dalam pembuatan bahan emulsi untuk
memperkaya
Daphnia sp dapat
ditambahkan juga kuning telur ayam mentah dan ragi roti Saccharomyces
cerevisiae . Kandungan asam lemak dari beberapa bahan yang dapat dipergunakan
untuk membuat emulsi bioenkapsulasi dapat dilihat pada Tabel 7.10.
402
SFA
Tabel 7.10 Kandungan Komposisi Beberapa Bahan Bioenkapsulasi
Komposisi Asam Lemak
Minyak Ikan Lemuru
Minyak Jagung
g100g Kuning
Telur Ayam g100g
Ragi roti Total Asam
Lemak Minyak
Ikan Lemuru
SFA 23,869
C 14 : 0 –
1 1,1
12,68 C 16 : 0
20,5 14
11,2 20,41
C 18 : 0 7,1
2 88,4
3,82 C 20 : 0
– Trace
0,52 C 22 : 0
Trace 0,34
MUFA C 16 : 1
10,2 Trace
14,2 12,42
C 18 : 1 8,2
30 38,0
4,45 C 20 : 1
3,1 –
1,6 2,70
PUFA C 18 : 2
– 50
10,202 15,1
1,17 C 18 : 3
1,0 2
0,377 6,4
0,88 C 20 : 2
– 0,16
C 20 : 3 2,8
0,40 C 20 : 4
5,2 1,419
2,53 C 20 : 5
17 0,012
10,61 C 22 : 2
Trace –
C 22 : 3 Trace
– C 22 : 4
1,2 0,16
C 22 : 5 3,3
1,81 C 22 : 6
6,4 6,28
Sumber Winarno
1993 Gurr
1992 Yuhendi
1998 Watanabe
1988 Dualantus
2003
Keterangan: SFA
: Saturated Fatty Acid MUFA : Monounsaturated Fatty Acid
PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid :
tidak ada
data –
: tidak terdeteksi
403
BAB VIII
HAMA DAN PENYAKIT IKAN
Dalam suatu usaha budidaya ikan yang intensif dengan padat penebaran tinggi,
dengan penggunaan pakan buatan yang sangat besar dapat mengakibatkan
terjadinya suatu masalah. Masalah terbesar yang sering dianggap menjadi
penghambat budidaya ikan adalah munculnya serangan penyakit. Serangan
penyakit yang disertai gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
menjadi sangat lambat kekerdilan, mortalitas meningkat, konversi pakan
manjadi sangat tinggi dan menurunnya hasil panen produksi.
Ikan yang dipelihara dapat terserang hama dan penyakit karena diakibatkan
oleh kualitas air yang memburuk dan mal- nutrisi. Ikan yang sehat akan mengalami
pertumbuhan berat badan yang optimal. Ikan yang sakit sangat merugikan bagi para
pembudidaya karena akan mengakibatkan penurunan produktivitas. Oleh karena itu
agar ikan yang dipelihara di dalam wadah budidaya tidak terserang hama dan penya-
kit harus dilakukan pencegahan. Pence- gahan merupakan tindakan yang paling
efektif dibandingkan dengan pengobatan, Sebab, pencegahan dilakukan sebelum
terjadi serangan, baik hama maupun pe- nyakit, sehingga biaya yang dikeluarkan
tidak terlalu besar.
8.1. JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT