411
mata yang terletak di daerah pharynx. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat,
produksi lendir berlebih.
Gambar 8.9. Dactylogyrus sp
5. Gyrodactilus sp.
Gyrodactilus sp digolongkan kedalam phylum Vermes, subphylum Platyhel-
mintes, kelas Trematoda, ordo Mono- genea, famili Gyrodactylidae, subfamily
Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat
rendah Trematoda.
Gyrodactilus sp bi- asanya sering menyerang ikan air tawar,
payau dan laut pada bagian kulit luar dan insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana
telur berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar
antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permu- kaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi or-
gan-organ lokomosi hospes dan respirasi. Larva berkembang di dalam uterus parasit
tersebut dan dapat berisi kelompok-kelom- pok sel embrionik. Ophisthaptor individu
dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16
buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di tengah-tengah, terdapat dua
tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
8.10. Gejala infeksi pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir
berlebih.
Gambar 8.10. Gyrodactilus sp.
6. Lernea sp.
Parasit ini termasuk crustacea udang- udangan tingkat rendah. Ciri parasit ini
adalah jangkar yang menusuk pada kulit ikan dengan bagian ekor perut yang
bergantung, dua kantong telur berwarna hijau. Jenis parasit ini biasa disebut
dengan cacing jangkar karena bentuk tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti
jangkar yang akan dibenamkan pada tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat
menempel pada bagian tubuh ikan yang terserang parasit ini. Parasit ini sangat
berbahaya karena menghisap cairan tubuh ikan untuk perkembangan telurnya. Selain
itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan berkas lubang pada kulit ikan sehingga
akan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya
mengalami tiga kali perubahan tubuhnya yaitu nauplius, copepodit dan bentuk
dewasa. Dalam satu siklus hidupnya membutuhkan waktu berkisar antara 21
– 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat secara kasat mata dan pada bagian bawah
tubuhnya pada individu betina mempunyai
412
www.koic amp.
org.uk
sepasang kantung telur. Kantung telur ini akan menetas dan naupliusnya akan
berenang keluar dari dalam kantung untuk mencari ikan lainnya. Untuk lebi jelasnya
dapat di lihat pada Gambar 8.11.
Gambar 8.11 . Lernea sp.
7. Argulus indicus
Argulus indicus merupakan salah satu ektoparasit yang termasuk kedalam
phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelas Entomostsaca, ordo copepoda,
subordo Branchiora, famili Argulidae, genus Argulus. Ciri-ciri parasit ini adalah
bentuk seperti kutu berwarna keputih-pu- tihan, menempel pada bagian tubuh ikan,
mempunyai alat penghisap, sehingga bi- asa disebut juga dengan nama kutu ikan.
Alat penghisap ini akan menghisap darah ikan. Oleh karena itu ikan yang terserang
akan menurun pertumbuhannya serta akan mengakibatkan pendarahan pada
kulit. Tubuh Argulus indicus mempunyai
dua alat penghisap dibagian bawah tu- buhnya, berupa alat yang akan menusuk-
kan alat tersebut kedalam tubuh ikan yang diserang. Pada pinggiran karapace-
nya terdapat empat pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan pada bagian tu-
buh ikan, berenang bebas dan berpindah dari satu ikan ke ikan yang lain.
Perkembangbiakan terjadi secara kawin karena jenis
Argulus indicus ini ada jantan dan betina, ukuran tubuh
jantan lebih kecil daripada betina. Daur hidup
Argulus indicus terjadi selama 28 hari dimana 12 hari untuk fase telur dan
menetas sedangkan fase larva sampai dewasa membutuhkan waktu berkisar 16
hari. Larva Argulus indicus dapat hidup tanpa ikan selama 36 jam sedangkan
individu dewasa dapat hidup tanpa inang selama 9 hari. Jumlah telur yang dihasil-
kan dari individu betina berkisar antara 50 - 250 butir. Telur yang dihasilkannya
akan diletakkan pada berbagai benda yang ada di dalam perairan. Telur akan
menetas menjadi larva setelah beberapa kali berganti kulit akan berubah menjadi
dewasa. Untuk lebih jelasnya dapat dili- hat pada Gambar 8.12.
Gambar 8.12 . Argulus indicus tampak
bawah
413
8. Saprolegnea sp dan Achlya sp.