Pemeliharaan dan Pemanen- an Phytoplankton

360 8. Hitunglah jumlah bibit yang akan di- tebar tersebut sesuai dengan point 7. 9. Lakukan penebaran bibit pakan alami pada pagi atau sore hari dengan cara menebarkannya secara perlahan- lahan ke dalam media kultur.

7.2.4 Pemeliharaan dan Pemanen- an Phytoplankton

Pada subbab ini akan dibahas beberapa contoh dalam melakukan pemeliharaan dan pemanenan Phy- toplankton antara lain Cholrela, Tetraselmis, dan Skeletonema costatum. Chlorella Penyiapan Bibit 1. Alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan larutan klorin 150 ppm. 2. Dalam wadah 1 galon Menggunakan stoples atau botol ”carboys”, slang aerasi, dan batu aerasi. Botol diisi medium ± 3 liter, untuk Chlorella air laut menggunakan medium dengan kadar garam 15 per mil, dan untuk Chlorella air tawar dapat menggunakan air tawar yang disaring dengan kain saringan 15 mikron. Air disterilkan dengan cara mendidihkan, klorinasi, atau penyinaran dengan lampu ultra- violet. Pemupukan dengan mengguna- kan ramuan Allen-Miguel, yang terdiri dari 2 larutan, yaitu: 1 Larutan A, terdiri dari 20 gram KNO 3 dalam 100 ml air suling; 2 Larutan B, terdiri dari: 4 gram Na 2 HPO 4 .12H 2 O; 2 gram CaCl 2 .6H 2 O; 2 gram FeCl 3 ; dan 2 ml HCl; semuanya dilarutkan dalam 80 ml air suling. Setiap 1 liter medium, meng- gunakan 2 ml larutan A dan 1 ml larutan B. 3. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton Wadah dicuci dan dibebas- hamakan. Air untuk medium harus disaring. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran: 100 mgliter pupuk TSP, Urea se- banyak 10–15 mgliter dan pupuk KCl sebanyak 10–15 mgl. Untuk pertumbuhan dalam wadah besar 1 ton cukup menggunakan urea dengan takaran 50 gramm 3 . Pemeliharaan 1. Dalam wadah 1 galon Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk, sampai airnya berwarna agak kehijau- hijauan. Bibit yang masuk disaring dengan saringan 15 mikron. Wadah disimpan di dalam ruang laboratorium di bawah penyinaran lampu neon, dan air diudarai terus-menerus. Setelah ± 5 hari, Chlorella sudah tumbuh dengan kepadatan 361 sekitar 10 juta selml. Airnya berwarna hijau segar. Hasil penumbuhan ini digunakan sebagai bibit pada penumbuhan dalam wadah yang lebih besar. 2. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton Untuk wadah 60 liter mem- butuhkan 1 galon bibit dan untuk wadah 1 ton membutuhkan 5 galon bibit. Selain dipupuk, dapat dilepaskan ikan mujair besar 4–5 ekorm 2 yang diberi makan pelet se- cukupnya, bertujuan sebagai penghasil pupuk organik dari kotorannya. Wadah disimpan dalam ruangan yang kena sinar matahari langsung. Setelah 5 hari pertumbuhan terjadi dan pada puncaknya dapat mencapai kepadatan 5 juta selml. Secara berkala medium perlu dipupuk susulan, penambahan air baru, dan pemberian obat pem- berantas hama. Pemanenan Chlorella dipanen dari perairan massal 60 l1 ton dan dapat langsung diumpankan pada ikan. Tetraselmis Penyiapan Bibit 1. Dalam wadah 1 liter Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 mlton. Wadah diisi air medium dengan kadar garam 28 per mil yang telah disaring dengan saringan 15 mikron. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin 60 ppm, dan dinetralkan dengan 20 ppm Na 2 S 2 O 3 , atau disinari lampu ultraviolet. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut. 2. Dalam wadah 1 galon 3 liter Dapat menggunakan botol ”carboys” atau stoples. Persiapan sama dengan dalam wadah 1 liter. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut. – Urea–46 = 100 mgl 362 – Kalium hidrofosfat – K2HPO4 = 10 mgl – Agrimin = 1 mgl – Besi klorida – FeCl3 = 2 mgl – EDTA Ethyelene Dinitro Tetraacetic Acid = 2 mgl – Vitamin B1 = 0,005 mgl – Vitamin B12 = 0,005 mgl 3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton • Wadah 200 liter dapat meng- gunakan akuarium dan untuk 1 ton menggunakan bak dari kayu, bak semen, atau bak fiber- glass. • Persiapan lain sama. • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut. – Urea-46 = 100 mgliter – Pupuk 16-20-0 = 5 mgliter – Kalium hidrofosfat- K 2 HPO 4 = 5 mgliter atau Kalium dihidrofosfat- K 2 H 2 PO 4 = 5 mgliter – Agrimin = 1 mgliter – Besi klorida-FeCl 3 = 2 mgli- ter • Untuk wadah 1 ton dapat hanya menggunakan urea 60–100 mg liter dan TSP 20–50 mgliter. Pemeliharaan 1. Dalam wadah 1 liter Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 100.000 selml. Airnya diudarai terus-menerus dan wadah diletakkan dalam ruang ber- AC, dan di bawah sinar lampu neon. Setelah 4–5 hari telah ber- kembang dengan kepadatan 4–5 juta selml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya. 2. Dalam wadah 1 galon 3 liter Bibit dari penumbuhan dalam wadah 1 liter ditebar dalam me- dium yang telah diberi pupuk. Setiap galon membutuhkan bibit 100 ml hingga kepadatan men- capai 100.000 selml. Wadah ditaruh di dalam ruangan ber-AC, di bawah lampu neon, dan airnya diudarai terus- menerus. Setelah 4–5 hari telah ber- kembang dengan kepadatan 4–5 juta selml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya. 3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton Wadah 200 liter membu- tuhkan 3 galon bibit, sedangkan wadah 1 ton 100 liter. Dalam waktu 4–5 hari mencapai puncak perkem- bangan dengan kepadatan 2–4 juta selml. Hasil penumbuhan di wadah 200 ton digunakan sebagai bibit untuk penum- buhan di wadah 1 ton, sedangkan dari wadah 1 ton 363 dapat digunakan sebagai pakan. Pemanenan Cara pemanenan langsung diumpan- kan dan diambil dari budidaya masal 1 ton. Kultur Skeletonema costatum dalam gelas erlenmeyer 1 liter. 3. Perbandingan antara air laut dengan pupuk adalah 1 liter air laut diberi larutan A, B, dan C masing-masing 1 cc dan 4 tetes larutan D. 4. Masukkan air laut yang telah disterilisasi dan dicampur dengan pupuk ke dalam wadah sebanyak 300–500 cc dan ukur kadar garamnya, kadar garam salinitas yang baik untuk kultur Skeletonema costatum adalah 28–35 ppt. 5. Tebar bibit Skeletonema costatum dengan padat penebaran N 2 sekitar 70.000 sel per cc. Volume Skeletonema costatum yang dibutuh- kan untuk penebaran V 1 dapat dihitung dengan rumus berikut. di mana: V 1 : Volume Skeletonema costatum yang diperlukan untuk penebaran V 2 : Volume kultur Skeletonema costatum yang dibuat dalam gelas erlenmeyer N 1 : Jumlah Skeletonema costatum per cc yang akan ditebar N 2 : Jumlah Skeletonema costatum per cc yang dikehendaki dalam penebaran dalam hal ini misal- nya ditentukan yaitu 70.000 sel per cc Makin tinggi jumlah N 2 makin cepat kultur ini mencapai kepadatan maksimal. Oleh karena itu, dalam menentukan besarnya N 2 harus perlu dipertimbangkan pemanfaatannya. Dengan kepadatan awal 70.000 sel diharapkan dalam waktu 3–4 hari sudah mencapai puncaknya dan siap dipanen. 6. Aerasi dipasangkan ke dalam wadah budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan oksigen yang diperlukan dalam proses meta- bolisme dan mencegah pengendapan plankton. 7. Botol kultur diletakkan di bawah cahaya lampu neon TL sebagai sumber energi untuk fotosintesa. 8. Dalam waktu 3 – 4 hari perkembangan diatom mencapai puncaknya yaitu 6–7 juta sel per cc dan siap untuk dipanen dan dapat digunakan sebagai bibit pada budidaya skala semi- massal. 364 Cara Menghitung Kepadatan Phytoplankton 1. Teteskan alga di atas permukaan gelas preparat di bagian tengah, kemudian tutup dengan gelas penutup. Air akan menutupi permukaan gelas yang ber- garis. Luas permukaan yang bergaris adalah 1 mm persegi dan tinggi atau jarak cairan alga antara permukaan gelas bagian tengah dan gelas penutup juga diketahui yaitu 0,1 mm maka volume air di atas permukaan bergaris sama dengan 1 mm 2 × 0,1 mm = 0,1 mm 3 0,0001 cm 3 . 2. Hitunglah jumlah plankton yang terdapat dalam kotak dan lakukan perhitungan berikut. Jika dihitung dalam 400 kotak: jumlah sel × 10.000ml Jika dihitung hanya beberapa kotak: rata-rata jumlah selkotak × 400 kotak × 10.000ml 7.3 Budidaya Zooplankton 7.3.1 Budidaya Daphnia