202
D. Sambungan Patri
1. Karakteristik Sambungan Patri
Selain pengelasan,
proses penyambungan
logam dapat
dilakukan dengan proses pemanasan dibawah titik lebur bahan dasar yang
akan disambungkan
dilekatkan, sehingga bahan dasar atau benda
kerja tidak
mengalami proses
mencairmelebur.
Menyatunya dua benda kerja baik sejenis maupun berbeda, merekat kuat dengan menggunakan
logambahanpengisi atau perekat, yang mencair pada saat pemanasan karena titik leburnyalogam pengisidibawah titik lebur bahan dasarbenda kerja.
Bahan tambah atau bahan pengisi berupa logam non ferro atau paduan yang
mempunyai titik cair diatas 800° C, tetapi lebih rendah dari titik cair logam dasar
yang disambung.
Gambar 2. 112 Beberapa contoh sambungan patri,
menyambung logam sejenis maupun berbeda jenisnya
Gambar 2. 113 Logam pengisi masuk ke ronga celah logam induk
Akibat efek kapileritas celah
203
Perekatan bahan Patri terjadi pada bidang patri, yaitu permukaan logam dasar yang akan disambungkan, antara dua bahan dasar. Pada permukaan
logam dasar disalurkan banyak energi panas sehingga logam isi mulai meleleh, merambat masuk ke dalam celah pematrian dengan efek kapileritas celah,
mengeras di bidang pematrian, dan mengikat erat badan dasar yang disambungkan. Ikatan erat yang terjadi ditimbulkan oleh adanya Adhesi gaya
tarik-menarik antara Patri dengan rongga atau pori-pori permukaan bahan dasar yang menimbulkan terbentuknya ikatan antara logam isi dan logam
dasar.
2. Persyaratan Kerja Patri
Agar diperoleh hasil ikatan yang baik pada pematrian, syarat yang harus dipenuhi dalam pekerjaan mematri, adalah :
a. Bidang Patri bersih. Pada bidang Patrian yang mengkilap, logam isi akan
merambat dengan baik. Apabila bidang Patrian kotor, misalnya ada cat, karat, gemuk, kotoran, keringat tangan, dan lapisan oksid, maka akan
berakibat penggelembungan logam isi yang cair dan menghalangi ikatan. b.
Menggunakan bahan pelumer fluks. Bahan pelumer disalurkan sebelum dan selama proses pematrian. Gunanya untuk melarutkan lapisan oksid
yang selalu ada pada permukaan bahan dasar dan bahan logam isi secara kimiawi, dan mengubahnya menjadi terak cair, juga mencegah
pembentukan oksid baru selama pematrian. c.
Suhu pemanasan harus tetap. Suhu pemanasan harus sesuai dengan ketentuan jenis Patrinya. Jika suhu terlalu rendah, Logam pengisi cair
akan membentuk butiran bola dan akan merembes. Jika suhu terlalu tinggi logam isi akan menguap. Suhu terendah pada bidang pematrian
yang masih memungkinkan perembesan dan pengikatan logam isi cair disebut suhu izerja. Suhu kerja ini berada di bawah titik lebur bahan
dasar. d.
Jarak celah dua logam induk. Besar celah penyambungan sangat menentukan kekuatan ikatan patri. Celah pematrian hendaknya dibuat
sempit, agar didapat efek isap yang baik oleh celah dan pori-pori bahan
204
dasar. Semakin encer Patri, harus semakin sempit pula celah. Patri dari tembaga dan perak yang encer menuntut celah yang lebih sempit
dibanding yang dibutuhkan oleh kuningan dan logam pengisi lunak yang kental.
3. Jenis Pematrian