Sambungan Lipat Metode-Metode Penyambungan

81 Jenis Baut, Mur dan Screw Baut, Mur dan Screw digolongkan menurut bentuk kepalanya yakni segi enam, socket segi enam dan kepala persegi. Bautdan Mur ini dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya diantaranya: baut penjepit, baut untuk pemakaian khusus,sekrup mesin, sekrup penetap, dan mur .Beberapa contoh-contoh baur, Mur dan Screw diperlihatkan pada gambar di bawah. Gambar-gambar ini disesuaikan dengan bentuk kepala baut dan bentuk-bentuk mur dan bentuk screw. Gambar 2.73 Baut Tembus, Tap dan Tanam Gambar 2. 74 Jenis-jenis baut

e. Sambungan Lipat

Sambungan lipat digunakan pada pelat, dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar. S ambungan lipat hanya diterapkan pada konstruksi pelat yang relatif tipis ketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 satu mm, sebab 82 untuk penyambungan pelat yang mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan menyulitkan untuk proses pelipatannya. Sambungan lipat pada plat d apat dikerjakan secara manual, di mana hanya dengan menggunakan alat-alat tangan, seperti palu, perapat hand groover serta landasan atau dengan menggunakan mesin-mesin khusus untuk sambungan lipat, misalnya untuk sambungan lipat pitttsburgh.Ada beberapa macam sambungan lipat, antara lain : Gambar 2.75Bentuk-bentuk sambungan lipat 1 Sambungan berimpit lap seam 2 Sambungan berimpit dengan patri soldered seam 3 Sambungan lipat grooved seam 4 Sambungan bilah cap strip seam 5 Sambungan tegak standing seam 6 Sambungan alas luar lap bottom seam 83 7 Sambungan alas dalam insert bottom seam 8 Sambungan alas tunggal sigle bottom seam 9 Sambungan alas ganda double bottom seam 10 Sambungan sudut ganda corner double seam 11 Sambungan siku elbow seam 12 Sambungan siku timbal balik reversible elbow seam 13 Sambungan sudut tepi flange dovetail seam Gambar 2.76Stemp pembentuk sambungan lipat Lebarnya lipat sambungan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan pelat dan jenis pelat yang digunakan. Untuk konstruksi sambungan lipat ini dengan ketebalan pelat di bawah 1 mm,lebar lipatan yang digunakan berkisar antara 3 – 5 mm.Untuk mendapatkan hasil sambungan lipatan yang baik dibutuhkan ketelitian dan ketekunan serta memperhitungkan radius lipatan. Permukaan pelat pada daerah sambungan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas sambungan.Apabila sambungan lipatan pelat dipukul tidak merata atau menimbulkan cacat bekas pukulan maka kualitas sambungan akan buruk. 84 Contoh Pembuatan sambungan Lipat: 1 sambungan alas ganda Gambar 2.77 Langkah pengerjaan sambungan alas ganda  Pelat ditekuk menjadi siku  Pelat ditekuk kembali dengan jarak tekuk setebal pelat  Sambungkan pelat tegak dengan pelat alas  Kedua pelat bersamaan ditekuk 2 Sambungan berimpit Gambar 2.78 Langkah pengerjaan sambungan berimpit 85 Proses pengerjaan sambungan berimpit ini dilakukan dengan tahapan berikut:  Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung sampai membentuk seperti lipatan  Sambungkan kedua pelat menjadi rapat  Kuatkan sambungan dengan alat pembentuk sambungan Gambar 2.79 Penguatan sambungan berimpit 3 Sambungan sudut Proses pengerjaan sambungan sudut :  Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung atau seperti pada gambar  proses penyambungan lipat yang sudah diberi penguatan  Setelah sambungan terbentuk tekuk bagian yang berlebih padasisi atas pelat lihat gambar 2.80  Rapikan dan ratakan pemukulan pada sambungan pelat yangterbentuk. Gambar 2.80 Sambungan sudut alas 86 4 Sambungan untuk bodi Proses pengerjaan sambungan bodi atau kotak saluran segiempat:  Tekuk keempat sisi saluran dari kedua saluran yang akandisambungkan  Buat bilah sambungan sesuai dengan panjang dan besarnya lipatan yang direncanakan.  Rapatkan kedua saluran dan sorong dari tepi bilah yang sudahterbentuk sampai sambungan saluran tersebut tertutup.  Lakukan penyambungan untuk sisi-sisi pelat yang lainnya.  Setelah terbentuk sambungan lakukan pemukulan penguatansambungan sampai merata. Gambar 2.81 Sambungan bilah 5 Sambungan untuk tutup melengkung. Sambungan lengkung pada prinsipnya hampir sama dengansambungan siku. Tetapi yang menjadi kendala biasanya pada prosespenekukan bidang lengkungan. Pemukulan bidang lengkung inisebaiknya dilakukan secara bertahap. Gambar 2.82 Sambungan Tutup melengkung 87 6 Sambungan alas silinder Gambar 2.83 Langkah pembentukansambungan alas silinder

f. Teknik Pemukulan