Pemaknaan Temuan Penelitian Pembahasan

98 Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa selalu mengalami peningkatan. Dengan KKM 67, pada siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 73.Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat hingga mencapai 86,5.

B. Pembahasan

1. Pemaknaan Temuan Penelitian

Pembahasan pemaknaan temuan dalam penelitian diperoleh melalui pengamatan dan hasil refleksi terhadap kegiatan belajar mengajar. Berikut ini akan dipaparkan temuan-temuan selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi keliling dan luas daerah bangun persegi dan persegi panjang. Temuan-temuan tersebut dijabarkan dalam setiap siklus. a. Pembahasan temuan pada siklus I 1 Proses pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua berlangsung pada Hari Selasa dan Kamis tanggal 19 dan 21 April 2011. Alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah 3x35 menit mulai pukul 07.15-09.00. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setiap pelaksanaan pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran terdiri dari empat tahapan yang meliputi; pra kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, 99 dan kegiatan akhir. Pada tahap pra kegiatan, guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Dilanjutkan ke kegiatan awal dengan tujuan untuk memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan inti, proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri dari empat tahap yaitu mulai dari penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir bersama, dan pemberian jawaban. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa menarik kesimpulan dari pelajaran yang telah dipelajari serta guru menugasi siswa untuk mempelajari materi berikutnya. 2 Keterampilan guru Keterampilan guru yang diamati dalam penelitian terdiri dari sembilan indikator. Indikator tersebut meliputi; keterampilan dasar membuka, menutup, mengajukan pertanyaan, mengadakan variasi, memberikan penguatan, menjelaskan, mengajar kelompok kecil dan perseorangan, mengelola kelas, dan membimbing individual dan diskusi kelompok. Secara garis besar, hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus I berjalan dengan baik. Penilaian keterampilan guru menggunakan lembar observasi berskala dengan rentang skor 1-4. Skor yang dicapai guru pada siklus I adalah 26,5 dengan kriteria baik. Hasil temuan pada siklus I yang belum 100 berjalan dengan maksimal yaitu; a guru masih mendominasi PBM; dan b dalam membentuk kelompok, guru mengalami kesulitan karena siswa kurang senang dengan kelompok yang telah ditentukan. 3 Aktivitas siswa Secara garis besar, aktivitas siswa pada siklus I telah berjalan dengan baik. Hasil pengamatan dilakukan terhadap tujuh indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Rata-rata skor hasil pemerolehan terhadap pengamatan aktivitas siswa pada siklus I adalah 3 dengan kriteria baik. Aktivitas siswa yang belum optimal pada siklus I adalah; a ada beberapa siswa yang protes karena kelompoknya ditentukan oleh guru; b pada saat mendiskusikan LKS, ada beberapa siswa yang belum bekerjasama dengan baik, mereka masih bergantung negatif terhadap anggota kelompok yang lain; c ada siswa yang masih mencontek saat mengerjakan soal evaluasi; dan d siswa belum pernah mengalami pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 4 Prestasi belajar Dengan KKM sebesar 67, rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus I mencapai 78,8. Pada siklus I siswa yang mengalami ketuntasan belajar klasikal sebesar 73 atau sebanyak 27 siswa. Siswa yang belum tuntas belajar sebesar 27 atau sebanyak 10 siswa. Indikator keberhasilan yang telah 101 ditetapkan sebelumnya adalah ketuntasan secara klasikal sebesar 80. Oleh karena itu, perlu diadakan siklus II karena ketuntasan klasikal yang dicapai siswa pada siklus I baru mencapai 73. b. Pembahasan temuan pada siklus II 1 Proses pembelajaran Siklus II berlangsung sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama diadakan pada Hari Selasa tanggal 03 Mei 2011 dan pertemuan kedua pada Hari Kamis tanggal 05 Mei 2011. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 3x35 menit mulai pukul 07.15-09.00. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah luas daerah bangun persegi, sedangkan pada pertemuan kedua materinya adalah luas daerah bangun persegi panjang. Pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dituangkan dalam RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembelajaran terdiri dari empat tahapan yang meliputi: pra kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada tahap pra kegiatan, guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Tahap kegiatan awal bertujuan untuk memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi dalam pembelajaran ini meliputi: pembentukan kelompok, penomoran, dan tanya jawab seputar teks bacaaan. Kegiatan elaborasi meliputi: pemberian LKS, berpikir 102 bersamamendiskusikan LKS, menyelesaikan dan menyampaikan hasil diskusi LKS. Kegiatan konfirmasi meliputi: meringkas materi yang telah dipelajari dan pemberian umpan balik atau penguatan oleh guru. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir. Kegiatan akhir merupakan kesempatan bagi guru dan siswa untuk menarik kesimpulan dari pelajaran yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir siklus II, guru menugasi siswa untuk mempelajari materi berikutnya di rumah. 2 Keterampilan guru Berdasarkan pengamatan, rata-rata skor hasil yang dicapai guru pada siklus II adalah sebesar 32,5 dengan kriteria sangat baik. Penilaian keterampilan guru menggunakan lembar observasi berskala dengan rentang skor 1-4. Pada pertemuan pertama, skor yang dicapai adalah 31 dan pada pertemuan kedua mencapai 33. Secara garis besar hasil temuan pada siklus II telah berjalan dengan maksimal. Hasil temuan tersebut berupa; a guru sudah tidak mendominasi pembelajaran; b guru memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan baik kepada siswa; dan c guru memberikan bimbingan secara adil kepada semua siswa baik pada saat berkelompok maupun perorangan. 103 3 Aktivitas siswa Rata-rata skor hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa mencapai kategori sangat baik. Rata-rata yang telah dicapai yaitu sebesar 3,5. Hasil pengamatan dilakukan terhadap tujuh indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Dari tujuh indikator yang diamati ada satu indikator yang mendapat kriteria baik sedangkan yang lain mendapat kriteria sangat baik. Indikator yang mendapat kriteria baik adalah berkerja sama dalam kelompok. Rata-rata skor yang dicapai pada indikator tersebut adalah 3. Hasil temuan pada siklus II adalah; a siswa merasa senang dengan kelompok yang ditentukan guru, tidak mengadakan protes; b semua anggota kelompok bekerja sama dengan baik, tidak ada yang bergantung negatif; dan c siswa telah paham dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam PBM. 4 Prestasi belajar Dengan KKM sebesar 67, rata-rata prestasi belajar siswa siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata prestasi belajar yang diperoleh yaitu mencapai 85,14. Pada siklus II siswa yang mengalami ketuntasan belajar klasikal sebesar 86,5 atau sebanyak 32 siswa. Siswa yang belum tuntas belajar sebesar 13,5 atau sebanyak 5 siswa. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 104 sebelumnya. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dicukupkan sampai pada siklus II.

2. Implikasi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS IV C SDN PETOMPON 02 SEMARANG

2 20 179

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUIPENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Sambirejo 02 Tahun 2013/2014.

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUIPENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Sambirejo 02 Tahun 2013/2014.

0 1 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN GANTANG 2 MAGELANG.

0 0 97