Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

26 yang sama dengan 10 petak dapat disimpulkan bahwa luas daerah persegi panjang ABCD = panjang AB x panjang BC = panjang x lebar = p x

6. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan. Pada awalnya pembelajaran kooperatif digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti: tugas-tugas atau laporan kelompok. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, dan berargumen untuk mencapai pemahaman yang maksimal. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Model pembelajaran menurut Suprijono 2010:46 ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Trianto 2010:53 mengemukakan bahwa model pembelajaran kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. 27 Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan belajar sebagai proses dialog interaktif. Menurut Lie 2010:28, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Adapun menurut Solihatin dan Raharjo 2008:5, model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama- sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Landasan pemikiran model pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivis. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Di dalam kelas kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4- 6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling membantu. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Ibrahim, dkk 2000:6-7 menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki empat ciri utama yaitu: 28 a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda. d. penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Menurut Ibrahim, dkk. 2000:7-10 model pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan penting dalam pembelajaran yang hendak dicapai. a. Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini menunjukkan bahwa model kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. b. Penerimaan terhadap perbedaan individu Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama. c. Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan kerjasama dan kolaborasi. 29 Pengembangan keterampilan sosial bertujuan mengurangi tingkat pertikaian antar individu yang dapat mengakibatkan tindak kekerasan atau ketidakpuasan. Menurut Suprijono 2010: 58-62, untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. a. Saling ketergantungan positif Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif harus ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. b. Tanggung jawab perseorangan Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. c. Interaksi promotif Unsur ini penting karena dapat menghasilkan ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi positif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, saling mengingatkan, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan. 30 d. Komunikasi antaranggota Untuk mengorganisasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan, siswa harus saling mengenal dan mempercayai, berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius. e. Pemrosesan kelompok Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok, dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa dari anggota kelompok yang membantu dan yang tidak membantu. Unsur pembelajaran kooperatif yang diterapkan harus didukung lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran kooperatif agar mencapai hasil yang optimal. Suprijono 2010:67 menyebutkan ada sembilan lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran kooperatif. a. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi. b. Menciptakan iklim sosio emosional yang positif. c. Meningkatkan penghargaan siswa pada pembelajaran akademik dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi. d. Mempersiapkan siswa belajar mengenai kolaborasi dan berbagai keterampilan sosial. e. Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif siswa dalam belajar dan terjadinya dialog interaktif. f. Memfasilitasi terjadinya learning to live together. 31 g. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok. h. Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi koreografer kelompok. i. Menumbuhkan kesadaran para siswa. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang menitikberatkan terhadap kerjasama antar siswa untuk mencapai hasil yang optimal dan tujuan bersama. Agar model pembelajaran kooperatif dapat berlangsung secara optimal maka unsur–unsur dari pembelajaran kooperatif harus dipenuhi oleh semua anggota kelompok dan lingkungan belajar yang mendukung. Tujuan dari pembelajaran ini selain meningkatkan keterampilan sosial juga mampu meningkatkan prestasi belajarhasil akademik siswa, dan penerimaan terhadap perbedaan individu.

7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS IV C SDN PETOMPON 02 SEMARANG

2 20 179

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUIPENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Sambirejo 02 Tahun 2013/2014.

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUIPENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Sambirejo 02 Tahun 2013/2014.

0 1 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN GANTANG 2 MAGELANG.

0 0 97