104
sebelumnya. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dicukupkan sampai pada siklus II.
2. Implikasi Hasil Penelitian
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat membantu guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil yang dicapai
sangat memuaskan. Dari tiga variabel yang diamati semuanya mengalami peningkatan yang signifikan. Tiga variabel pengamatan yang dimaksud
yaitu: keterampilan guru, aktivitas siswa, dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
keterampilan guru. Guru yang awalnya merupakan sumber informasi utama bagi siswa telah berubah menjadi sumber fasilitator yang baik. Guru
memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar. Ia tidak lagi mendominasi pembelajaran. Guru membimbing kelompok maupun perorangan dengan
adil. Keterampilan guru dalam mengadakan variasi pembelajaran mampu meningkatkan semangat dan perhatian siswa untuk belajar dengan baik.
Penjelasan guru yang menyertakan contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa lebih memudahkan mereka dalam memahami
pelajaran. Dengan mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,
rasa percaya diri siswa meningkat. Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat melalui kerjasama dalam kelompok. Dalam
berdiskusi, siswa yang sudah paham memberitahu anggota kelompoknya yang belum paham. Setiap anggota berusaha untuk menyelesaikan tugas
105
yang diberikan guru. Siswa tidak bergantung negatif terhadap siswa tertentu karena ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah guru
memanggil nomor secara acak sehingga setiap siswa harus selalu siap. NHT juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa. Matematika yang
dianggap sebagai pelajaran paling sulit, dengan menerapkan NHT membuat siswa menjadi senang karena mereka diberi kebebasan belajar dan
memecahkan masalah yang mereka jumpai. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebesar 78,8. Persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar
73 atau sebanyak 27 siswa. Nilai tertinggi sebesar 100 sebanyak 4 siswa. Nilai terendah adalah 35 sebanyak 2 siswa. Pada siklus II, persentase
ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan klasikal mencapai 86,5 atau sebanyak 32 siswa. Nilai tertinggi adalah 100
sebanyak 10 siswa. Nilai terendah adalah 35 sebanyak 1 siswa dan rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 85,14.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan prestasi belajar siswa pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu memberikan kontribusi yang baik bagi pembelajaran. Setelah indikator
keberhasilan yang ditetapkan tercapai maka penelitian dihentikan.
106
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pembahasan pada kegiatan penelitian melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IIIC SDN
Petompon 02 Semarang, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
1. Hasil pengamatan pada keterampilan mengajar guru menunjukkan
peningkatan yang signifikan. NHT dapat meningkatkan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Pada siklus I, skor rata-rata yang
diperoleh guru adalah 26,5 dengan kriteria baik. Pada siklus II mengalami peningkatan hingga 6 poin sehingga rerata skor yang diperoleh menjadi
32,5 dengan kriteria sangat baik. 2.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa yang selalu mengalami peningkatan. Rerata skor yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 3
dengan kriteria baik dan meningkat hingga 3,5 pada siklus II dengan kriteria sangat baik.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran
juga mampu meningkatkan ketuntasan belajar klasikal siswa. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar 73 atau sebanyak
27 siswa dengan rata-rata kelas sebesar 78,8. Pada siklus II, ketuntasan