2.1.2 Proses Belajar
Proses belajar terjadi apabila ada dua orang atau lebih yang membahas suatu bahasan tertentu. Proses belajar sangat erat kaitannya dengan
berkomunikasi. Dimyati dan Mujiono 2006: 20 mengemukakan bahwa proses belajar merupakan respon yang diberikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran
sebagai bentuk komunikasi verbal. Komunikasi dalam pembelajaran digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Pesan yang disampaikan tidak hanya guru dengan murid, melainkan murid dengan murid. Belajar dengan teman sejawat cenderung lebih nyaman.
Kenyamanan ini dapat menimbulkan perubahan tingkah laku yang permanen. Aktivitas menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari
upaya-upaya yang dilakukan Suhaenah Suparno, 2001: 2. Menurut Hamzah 2009: 54, 4 pilar UNESCO dalam proses belajar,
sebagai berikut: 1 Learning to Know, memahami bagaimana suatu pengetahuan
diperoleh dari fenomena di sekitar lingkungannya. 2 Learning to Do, menghayati proses belajar dengan sesuatu yang bermakna. 3
Learning to Be, proses belajar yang dapat menghasilkan manusia terdidik dan mandiri. 4 Learning to Life Together, paradigma yang
memungkinkan proses belajar menghasilkan kebahagiaan dalam belajar.
Pada hakikatnya, proses belajar merupakan suatu proses komunikasi dalam meyampaikan pesan dengan upaya-upaya sadar sehingga menimbulkan paradigma
belajar yang menyenangkan.
2.1.3 Hasil Belajar
Tujuan akhir proses pembelajaran adalah hasil belajar. Suratinah Tirtonegoro 2001: 43 menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan penilaian
hasil kegiatan belajar siswa dalam bentuk simbol, angka, maupun kalimat dalam periode tertentu. Pendapat ini sejalan dengan Djamarah 2008: 23
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan- kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas belajar. Hasil belajar yang diperoleh selama periode tertentu merupakan cerminan
dari kemampuan siswa dalam menguasai pokok bahasan. Hasil dari tindak belajar siswa selama periode tertentu ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Dimyati dan Mujiono, 2006: 36. Nilai tes diberikan oleh guru sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang dilakukan siswa. Penghargaan diberikan atas dasar
perubahan yang terjadi selama proses belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Oemar Hamalik 2001: 159 bahwa hasil belajar menunjukkan pada prestasi
belajar. Sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.
Prestasi belajar didapatkan dari sekumpulan hasil pokok-pokok bahasan yang mempengaruhi perubahan kemampuan siswa. Kemampuan siswa dibagi
menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Benyamin Bloom Nana Sudjana, 2011: 22-31 mengemukakan ketiga ranah tersebut sebagai
berikut:
1 Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil intelektual yang terdiri dari enam aspek. Aspek tersebut adalah sebagai berikut: Pengetahuan,
Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi. 2 Ranah Psikomotorik berkenaan dengan keterampilan skill. Ada enam
tingkatan keterampilan sebagai berikut: Kemampuan gerakan reflex, Keterampilan gerakan dasar, Kemampuan perseptual, Kemampuan
dibidang fisik, Kemampuan gerakan skill, Kemampuan gerakan ekspresif dan interpretative. 3 Ranah Afektif berkenaan dengan sikap
dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut: Receiving attending penerimaan, Responding
jawaban, Valuing penilaian, Organisasi, Karakteristik nilai.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil kegiatan belajar siswa yang diberikan oleh guru berupa angka, simbol, dan
kalimat yang didapatkan berdasarkan perubahan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
2.1.4 Simulasi Digital