3. Guru dan peneliti melakukan pengamatan keterampilan psikomotorik dan
sikap siswa selama proses pembelajaran. 4.
Guru dan peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi akan dilakukan analisis data hasil belajar.
3.4. Model Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan bersama dengan pihak lain dalam perbaikan proses pembelajaran. Perbaikan ini dilakukan secara sistematik dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini dijelaskan oleh Ebbut dalam Ekawarna, 2013: 5 bahwa PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan tersebut.
Menurut Suharsimi Arikunto 2014: 17, sistematika penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan planning, tindakan acting,
pengamatan observing, refleksi reflecting. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Perencanaan Tindakan Planning
Pada tahap ini, peneliti bersama guru merencanakan kebutuhan penelitian yang akan digunakan dalam proses pembelajaran model Group Investigation.
Kebutuhan tersebut meliputi: materi ajar, modul ajar, tugas, RPP, Silabus, dan instrumen.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Acting
Pada tahap ke-2 merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah dibuat pada tahap ke-1. Pada tahap ini, guru harus melaksanakan
pembelajaran sesuai perencanaan yang telah dibuat bersama. Sedangkan peneliti bertindak sebagai kolaborator. Guru dan peneliti bekerja sama dalam
melaksanakan pembelajaran
model Group
Investigation supaya
hasil pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Tahap 3: Pengamatan Observing
Kegiatan pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung atau pada tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan oleh guru dan
peneliti untuk mengambil data keterampilan psikomotorik siswa dan sikap belajar siswa selama proses pembelajaran. Jadi, pada tahap ini guru dan peneliti sebagai
observer atau pengamat.
Tahap 4: Refleksi Reflecting
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah guru
dan peneliti selesai melaksanakan pembelajaran dengan model Group Investigation. Pada tahap ini dilakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
Setelah itu, guru dan peneliti mendiskusikan implementasi rancangan tindakan selanjutnya.
Perencanaan
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III PRA SIKLUS
Gambar 3. Diagram Alur PTK
Tahapan pada masing-masing Siklus dalam PTK ini dibagi dalam 4 empat kegiatan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian
ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Tahap ini berupa persiapan sebelum memasuki Siklus-I. Hal-hal yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah :
a. Uji coba soal kognitif
b. Penjelasan tentang penugasan proyek per Siklus
Hasil Belajar Meningkat
Siklus Selanjutnya
2. Siklus-I
a. Perencanaan
Tahap ini berupa rencana kegiatan peneliti untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Rencana kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari :
1 Menyusun rencana pembelajaran dengan materi pokok pembuatan
model karakter 3 dimensi. 2
Merancang pembelajaran dengan model Group Investigation yakni dengan membentuk kelompok belajar beranggotakan 4 atau 5 siswa
dengan penyebaran tingkat kecerdasan secara merata. 3
Menyiapkan modul, ebook, video tutorial, artikel dan berbagai sumber belajar lainnya yang digunakan sebagai sumber investigasi
secara offline. 4
Menentukan kolaborasi dengan guru dan teman sejawat sebagai partner penelitian.
5 Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk
mengukur keterampilan psikomotorik dan sikap belajar siswa selama proses pembelajaran Group Investigation.
6 Menyiapkan alat evaluasi berupa tes untuk mengukur aspek
kognitif siswa. b.
Tindakan Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan
tindakan, yaitu realisasi pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital.
Siklus-Ini dilaksanakan dalam satu pertemuan. Pada Siklus-Ini dilaksanakan tahapan belajar sebagai berikut:
1 Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa secara
heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 1 orang terpandai di Kelas X TIPK 1.
2 Guru dan siswa merencanakan pembelajaran yang akan
berlangsung. 3
Guru memberikan tugasproyek tentang pembuatan model 3 dimensi yang berbeda kepada setiap kelompok.
4 Siswa melakukan investigasi untuk menyelesaikan permasalahan
yang diberikan oleh guru. Investigasi dilakukan secara offline menggunakan sumber belajar yang disiapkan guru.
5 Siswa melakukan presentasi sebagai bentuk komunikasi dan
bertukar informasi tentang hasil investigasi masing-masing kelompok.
c. Observasi
Tahap observasi dilaksanakan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh guru dan peneliti.
Observasi yang
dilakukan meliputi
observasi keterampilan
psikomotorik dan sikap belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi beserta panduan penilaian.
d. Refleksi
Refleksi digunakan untuk melakukan revisi terhadap rencana kegiatan selanjutnya atau terhadap rencana Siklus-II. Pada tahap ini,
dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh pada Siklus-I, yakni berupa: data kognitif, data keterampilan psikomotorik, dan sikap
belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari ketiga data tersebut nantinya akan dibandingkan dengan hasil pada Siklus-II. Masalah-masalah
yang timbul pada Siklus-I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada Siklus-II. Sedangkan kelebihannya akan dipertahankan dan
ditingkatkan lagi. Hasil dari refleksi tahap ini, siswa diharapkan mampu
beradaptasi dengan pembelajaran kolaboratif Group Investigation. Siswa juga diharapkan mampu memiliki keterampilan psikomotorik
yang lebih matang melalui proses investigasi secara offline. Selain itu, siswa diharapkan dapat bekerja sama dengan baik antar sesama
anggota kelompok.
3. Siklus-II
Pada prinsipnya, semua kegiatan Siklus-II mirip dengan Siklus-I. Siklus-II merupakan perbaikan pada Siklus-I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada
Siklus-I. a.
Perencanaan Tahap ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-
langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul pada Siklus-I. Rencana kegiatan yang
dilakukan yaitu: 1
Menyusun rencana pembelajaran dengan materi pokok pembuatan rigging pada model karakter 3 dimensi yang telah dibuat siswa
pada Siklus-I.
2 Menyiapkan modul, ebook, video tutorial, artikel dan berbagai
sumber belajar lainnya yang digunakan sebagai sumber investigasi secara offline.
3 Menyusun tugas pembuatan rigging yang harus dikerjakan oleh
anggota kelompok pada Siklus-I. Model dalam pembuatan rigging adalah model 3 dimensi yang telah dibuat pada Siklus-I.
4 Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk
mengukur keterampilan psikomotorik dan sikap siswa selama proses pembelajaran Group Investigation.
5 Menyiapkan alat evaluasi berupa tes untuk mengukur aspek
kognitif siswa. b.
Tindakan Siklus-II ini dilaksanakan dalam waktu 1 satu kali
pertemuan. Pada Siklus-Ini merupakan implementasi dan perbaikan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tahap refleksi Siklus-I.
Permasalahan yang timbul pada Siklus satu diselesaikan pada Siklus- Ini.
Tugas yang diberikan adalah pembuatan rigging pada model karakter 3 dimensi yang telah dibuat oleh siswa pada Siklus-I. Tugas
diselesaikan berkelompok dengan cara investigasi offline yang berupa sumber belajar yang telah disiapkan pada tahap perencanaan.
Kemudian tugas tersebut dipresentasikan di depan kelas sebagai bentuk komunikasi dan bertukar informasi tentang hasil investigasi
masing-masing kelompok.
c. Observasi
Tahap observasi dilaksanakan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh guru dan peneliti.
Observasi yang
dilakukan meliputi
observasi keterampilan
psikomotorik dan sikap belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi beserta panduan penilaian.
d. Refleksi
Refleksi digunakan untuk melakukan revisi terhadap hasil pembelajaran. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap data yang
diperoleh pada Siklus-II, yakni berupa: data kognitif, data keterampilan psikomotorik, dan sikap belajar siswa. Hasil tersebut
dibandingkan dengan hasil Siklus-I. Hasil dari refleksi tahap ini, siswa diharapkan telah beradaptasi
dengan pembelajaran kolaboratif Group Investigation. Pembelajaran kolaboratif Group Investigation dapat diterima siswa sebagai
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar tersebut berupa:
1 Hasil kognitif siswa pada Siklus-II lebih tinggi dibandingkan hasil
kognitif siswa pada Siklus-I. 2
Hasil keterampilan psikomotorik siswa pada Siklus-II lebih tinggi dibandingkan hasil keterampilan psikomotorik siswa pada Siklus-I.
3 Sikap belajar siswa pada Siklus-II lebih baik dibandingkan sikap
belajar siswa pada Siklus-I atau paling tidak sikap belajar siswa pada Siklus-II sama dengan sikap belajar siswa pada Siklus-I.
4. Siklus Selanjutnya
Apabila refleksi pada Siklus-II belum menghasilkan peningkatan terhadap hasil belajar siswa, maka penelitian akan dilanjutkan pada Siklus-III dan
seterusya. Penelitian akan terus berlanjut mencapai Siklus XII atau selesai pembelajaran semester genap sampai terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa
dan mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1 Hasil kognitif siswa lebih tinggi dibandingkan hasil kognitif siswa pada
Siklus sebelumnya. 2
Hasil keterampilan psikomotorik siswa lebih tinggi dibandingkan hasil keterampilan psikomotorik siswa pada Siklus sebelumnya.
3 Sikap belajar siswa lebih baik dibandingkan sikap belajar siswa pada Siklus
sebelumnya atau paling tidak sikap belajar siswa sama dengan sikap belajar siswa pada Siklus sebelumnya.
Sedangkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa adalah sebagai berikut: 1
Aspek kognitif KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh SMK N 10
Semarang adalah ≥ 75 sedangkan ketuntasan klasikal menurut Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241
≥ 75 siswa tuntas. 2
Aspek psikomotorik 1.
Siswa dapat membuat model karakter 3 dimensi menggunakan aplikasi blender
2. Siswa dapat menggunakan tools yang ada dalam aplikasi blender
3. Siswa dapat mewarnai model karakter 3 dimensi
4. Siswa dapat membuat rigging atau penulangan pada model karakter 3
dimensi 3
Aspek afektif 5.
Siswa mampu bekerja dengan anggota kelompoknya dengan baik 6.
Siswa mampu bersikap disiplin dalam mengerjaka tugas 7.
Siswa mampu bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan oleh ketua kelompoknya
8. Siswa mampu bersikap sopan dalam berkomunikasi
3.5. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi