dengan nada keras, membantahmenolak aturan, dan melakukan kebalikan dari yang diperintahkan oleh orang tua yang dilakukan klien mulai berkurang.
Sedangkan pada indikator pemurung termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti klien mulai dapat membuka diri untuk dapat memotivasi dirinya dalam
mengembangkan minatnya terhadap pengerjaan sesuatu bahkan saat terjadi konflik, klien tidak mudah putus asa.
4.1.1.3 Perbedaan Tingkat Sibling rivalry 6 Siswa Sebelum dan Setelah
Diberikan Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing.
Setelah 6 subyek diberikan perlakuan dengan Rational Emotif Behaviour
dengan teknik reframing., ternyata mengalami penurunan masalah sibling rivalry.
Hal ini berarti adanya perbedaan tingkat Sibling rivalry siswa antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Perbedaan tersebut dapat dilihat
pada berikut:
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pre test Dan Post test Secara Keseluruhan
No Kode
Responden Pre test
Post test Beda
Persentase Kategori
Persentase Kategori
1 S-1 69
Tinggi 44
Rendah 25
2 S-2 78
Tinggi 41
Rendah 37
3 S-3 78
Tinggi 46
Rendah 32
4 S-4 71
Tinggi 40
Rendah 31
5 S-5 72
Tinggi 45
Rendah 27
6 S-6 85
Sangat Tinggi
41 Rendah 44
Rata-rata 75 Tinggi
43 Rendah
33 Sumber: Data yang diolah
Keterangan : S-1 dst : Kode Klien, Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1
sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai 52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Perubahan tingkat sibling rivalry siswa setelah diberi perlakuan melalui Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing juga dapat dilihat
melalui grafik 4.1 berikut.
Grafik 4.1 Perbandingan Persentase Hasil Skor Pre-test dan Post-test
Berdasarkan hasil post test pada enam klien pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa keenam klien setelah mendapat perlakuan berupa layanan
Konseling Rational Emotif behavior teknik Reframing , enam klien mengalamai penurunan pada gejala-gejala sibling rivalry dengan rata-rata nilai 43 yang
termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil post test diatas, dapat diketahui bahwa nilai persentase mengalami penurunan, yaitu dari 75 menjadi
43. Penurunan nilai persentase ini sebesar 32. Sebelum diberi perlakuan berupa Konseling Rational Emotif behavior teknik Reframing dapat diketahui
bahwa nilai persentasenya adalah 75.
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa dari 6 siswa tersebut mengalami penurunan sibling rivalry. S-6 merupakan klien yang
mengalami penurunan sibling rivalry paling besar dari hasil pre-test dan post-test dengan perbedaan persentase 44, yaitu dari 85 menjadi 41. Perubahan pada
tiap indikator dapat dilihat melalui tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pre test Dan Post test Tiap Indikator
No Indikator Pre test
Post test Beda Skor Kriteria Skor Kriteria
1 Kritis 78
Tinggi 47 Rendah 31
2 Tidak berteguran
74 Tinggi
43 Rendah 31 3 Menjadi
Pengadu 77
Tinggi 41 Rendah 36
4 Suka memakiKontak
fisik 86 Sangat
Tinggi 31
Sangat Rendah
55 5 Suka
membantah orang
tua 71 Tinggi
44 Rendah 27 6 Pemurung
66 Tinggi
50 Rendah 16
Rata-rata 75 Tinggi 43 Rendah 33
Sumber: Data yang diolah Keterangan : S-1 dst : Kode Klien,
Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1 sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai
52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Perubahan tingkat kecenderungan Sibling rivalry dalam keluarga pada siswa setelah diberikan perlakuan melalui Konseling Rational Emotif behavior
tiap indikator secara lebih jelas dapat dilihat melalui grafik 4.2 berikut.
Grafik 4.2 Perbandingan Persentase Hasil Skor Pre-test dan Post-test
Pada Tiap Indikator
Dari tabel 4.6 dan grafik 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa dari keenam indikator semua mengalami penurunan. Penurunan nilai persentase sibling rivalry
pada masing-masing siswa antara sebelum dan sesudah diberi Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing dapat dimaknai bahwa setelah
diberikan Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik pada diri klien yaitu
berkurangnya masalah sibling rivalry yang dialami.
4.1.2 Hasil Analisis Data Kualitatif