1. Konselor lebih edukatif-direktif kepada klien yaitu dengan banyak
memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal. 2.
Mengkonfrontasi masalah klien secara langsung. 3.
Menggunakan pendekatan yang dapat member semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka
untuk dapat mendidik dirinya sendiri. 4.
Dengan gigih dan berulang-ulang dalam menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada
klien. 5.
Menyerukan klien menggunakan kemampuan rasioanal rational power
dari pada emosinya. 6.
Menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis. 7.
Menggunakan humor dan “menggojlok” sebagian jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
2.3.2 Teknik Reframing
2.3.2.1 Pengertian teknik Reframing
Teknik-teknik kognitif dalam Rational Emotive Behavior, memiliki keterampilan tambahan yang dapat digunakan dalam memfasilitasi perubahan-
perubahan dalam pemikiran. Keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya, sebagai berikut: konfrontasi, normalisasi, mengubah kerangka pandang
reframing, mendebat keyakinan-keyakinan yang mungkin merugikan diri sendiri, menggali polaritas-polaritas, membantu klien memanfaatkan kemampuan-
kemampuannya, memanfaatkan pengalaman “di sini dan saat ini”, menelaah pilihan-pilihan dan memfasilitasi tindakan.
Menurut Geldard dan Geldard 2011: 223, teknik Reframing adalah pengubahan kerangka pandang reframing memberl klien gambaran yang lebih
besar tentang dunia mereka dan dapat membantu memandang situasi mereka dengan cara yang berbeda dan lebih konstruktif.
Menurut Sandidge dan Ward 1999 berpendapat bahwa “Reframing takes the same situation and the same circumstances and then gives those facts a
different meaning. This different meaning allows us to take a different approach and gives us new possibilities for the action that we might take and the responses
we might make ”.
Reframing mengambil situasi yang sama dan keadaan yang sama dan kemudian memberikan fakta arti yang berbeda. Arti yang berbeda ini memungkinkan kita
untuk mengambil pendekatan yang berbeda dan memberi kita kemungkinan baru untuk tindakan yang mungkin kita ambil dan kita bisa membuat tanggapan.
Dalam proses pengubahan kerangka pandang harus dilakukan secara sensitif dan hati-hati, serta kerangka pandang yang baru harus ditawarkan dengan cara
yang dapat membantu klien merasa nyaman untuk memilih apakah akan menerima kerangka pandang tersebut atau menolaknya. Dalam teknik ini,
konselor diibaratkan memasang bingkai baru untuk sebuh gambar agar terlihat berbeda. Gagasan di balik pengubahan kerangka pandang ini bukan mengingkari
cara klien melihat dunianya, tetapi menawarkan padanya wawasan yang lebih luas terhadap dunia. Maka dari itu, jika klien menginginkan suatu perubahan dalam
dirinya, maka klien tersebut dapat memilih untuk memandang segala sesuatu dengan cara baru.
2.3.2.2 Bentuk teknik reframing