Bentuk teknik reframing Tahap-tahap teknik reframing

Menurut Sandidge dan Ward 1999 berpendapat bahwa “Reframing takes the same situation and the same circumstances and then gives those facts a different meaning. This different meaning allows us to take a different approach and gives us new possibilities for the action that we might take and the responses we might make ”. Reframing mengambil situasi yang sama dan keadaan yang sama dan kemudian memberikan fakta arti yang berbeda. Arti yang berbeda ini memungkinkan kita untuk mengambil pendekatan yang berbeda dan memberi kita kemungkinan baru untuk tindakan yang mungkin kita ambil dan kita bisa membuat tanggapan. Dalam proses pengubahan kerangka pandang harus dilakukan secara sensitif dan hati-hati, serta kerangka pandang yang baru harus ditawarkan dengan cara yang dapat membantu klien merasa nyaman untuk memilih apakah akan menerima kerangka pandang tersebut atau menolaknya. Dalam teknik ini, konselor diibaratkan memasang bingkai baru untuk sebuh gambar agar terlihat berbeda. Gagasan di balik pengubahan kerangka pandang ini bukan mengingkari cara klien melihat dunianya, tetapi menawarkan padanya wawasan yang lebih luas terhadap dunia. Maka dari itu, jika klien menginginkan suatu perubahan dalam dirinya, maka klien tersebut dapat memilih untuk memandang segala sesuatu dengan cara baru.

2.3.2.2 Bentuk teknik reframing

Ada dua jenis Reframing: Reframing konteks dan Reframing konten. Keduanya dapat mengubah representasi internal individu tentang peristiwa atau situasi, yang memungkinkan individu untuk mengalami peristiwa-peristiwa di lain, harapan, lebih banyak cara akal. Bandler dan Grinder dalam Sandidge dan Ward 1999 mencatat bahwa “setiap pengalaman di dunia dan perilaku setiap tepat, mengingat beberapa konteks, bingkai beberapa”. 1. Reframing Konteks menawarkan pemahaman tentang bagaimana kita membuat makna melalui lingkungan - fisik, intelektual, budaya, historis, dan emosional - di mana situasi terjadi. Hal ini juga dapat memberikan pola berpikir yang membantu individu melihat nilai dalam setiap situasi meskipun ada sisi negatifnya dirasakan. Contoh: Sudah 3 kali usaha yang saya dirikan gagal reframing context itu artinya di usaha ke 4 kamu sudah berpengalaman dalam berbisnis. 2. Reframing Konten. Reframing Konten adalah hanya mengubah arti dari sebuah situasi - yaitu, situasi atau perilaku tetap sama, namun artinya diubah. Contoh : Saya selalu gagal dalam usaha yang saya lakukan, Reframing content : Kamu tidak gagal, tapi kamu dalam proses menuju kesuksesan.?

2.3.2.3 Tahap-tahap teknik reframing

Dalam penerapkan teknik reframin,g yang akan diimplementasikan dalam konseling Rational Emotive Behavior. hal-hal yang harus diperhatikan konselor adalah : 1 Rasionel Rasionel di sini maksudnya adalah alasan menggunakan teknik reframing dan dalam proses konseling, misalnya saja melihat kecenderungan klien terhadap pikiran-pikiran negatif irasional yang dapat menimbulkan kecemasan. Dalam proses ini juga perlu diungkapkan tujuan digunakannya teknik ini dan penjelasan sekilas tentang teknik reframing. 2 Identifikasi Apabila dalam tahap rasionel sudah dilaksanakan dengan jelas dan lancar, maka tahap selanjutnya adalah identifikasi. Proses identifikasi di sini maksudnya adalah mengidentifikasi pikiran persepsi dan perasaan yang dialami klien atas suatu peristiwa. 3 Menentukan fitur atau ciri dari persepsi Tahapan ini mulai menuntut ketrampilan yang dimiliki peneliti yaitu dimulai dengan menganalisis hasil identifikasi dari beberapa persepsi yang muncul. Selanjutnya dari beberapa persepsi tersebut dieksplorasi lebih dalam lagi untuk dianalisis lebih lanjut. Dari persepsi yang muncul tersebut akan dapat diketahui bagaimana pola pikir klien dan permasalahan yang dialaminya. 4 Mengidentifikasi persepsi alternatif Tahapan ini dilakukan dengan mulai mencari alternatif persepsi lain di samping yang dimiliki oleh klien. Konselor bersama klien mencari persepsi-persepsi yang terlupakan atau tidak disadari oleh klien. Diharapkan persepsi alternatif ini memiliki kecenderungan ke arah positif 5 Modifikasi Pada tahapan ini peneliti mulai “memodifikasi” atau mempengaruhi pikiran persepsi klien dengan persepsi baru yang lebih rasional dan sifatnya positif dari persepsi yang telah mereka temukan. Dengan persepsi positif rasional, maka secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi perubahan perilaku yang dimunculkan. 6 Homework assignment dan follow up Pada tahapan ini konselor memberi “tugas-tugas rumah” atau pekerjaan rumah terkait persepsi-persepi atau sudut pandang yang ditemukan tadi. Dalam hal ini, klien diupayakan dapat menerapkan persepsi positif rasional seoptimal mungkin sehingga klien bersedia untuk melakukannya atas kesadaran dan persetujuan klien itu sendiri. Dengan menyadari esensi tugas tersebut klien akan memilki tujuan yang jelas mengapa ia harus melakukan atau mengerjakan “tugas rumah” tersebut, sedangkan follow up adalah tindak lanjut yang diberikan oleh peneliti menyikapi pemberian homework, reframing yang telah dilakukan. Dengan adanya homework dan follow up akan dapat diketahui tingkat keberhasilan dari teknik reframing Ronny dalam http:ronnyfr.com6- steps-reframing-bagi-kesehatan , 2008.

2.4 Mengatasi Sibling Rivalry dalam Keluarga Melalui

Konseling Rational Emotive Behavior Teknik Reframing