berusaha untuk menang. Oleh sebab itu sibling rivalry sering disebut sebagai sibling
conflict. Peneliti menyimpulkan bahwa definisi sibling rivalry adalah Perasaan
kecemburuan, permusuhan. persaingan dalam mendapatkan cinta kasih, perhatian, pengakuan atau sesuatu yang lebih antar saudara kandung yang melibatkan
kemarahan, kebencian, kecemburuan, ataupun permusuhan sehingga memunculkan konflik .
2.2.1.2 Karakteristik sibling rivalry
Samalin dan Whitney Leovnawati, 2005, dalam Setiawati dan Zulkaida 2007 berpendapat bahwa anak yang mengalami sibling rivalry mempunyai
karakteristik sebagai berikut. 1
Mengalami kemunduran atau regresi : Suatu tingkah laku yang mengalami kemunduran, yang lebih sesuai untuk taraf
perkembangan sebelumnya, misalnya mengeyot jari, menggigit kuku, merengek atau marah jika keinginannya tidak terkabul.
2 Pemurung : Suatu keadaan jiwa atau suasana hati yang dicirikan
dengan kesedihan, hilangnya minat terhadap pengerjaan sesuatu, dan sangat rendahnya reaktifitas terhadap rangsangan. Anak merasa
sedih karena pikirannya sendiri yang mengatakan bahwa orangtua lebih menyayangi saudaranya.
3 Suka membantah orangtua : Sebagai suatu bentuk protes terhadap
ketidakadilan yang dirasakan, yaitu perhatian orangtua, maka anak sering membangkang. Ada tiga bentuk pembangkangan anak pasif
menolak aturan dengan cara menghindar atau diam tanpa melakukan apa-apa, menyatakan ketidaksetujuan secara verbal,
dan yang terakhir adalah dengan melakukan kebalikan dari perintah orangtua.
Pratt 2004 dalam Setiawati dan Zulkaida 2007 mengemukakan karakterisik remaja yang mengalami sibling rivalry:
1 Kritis : individu menjadi sangat kritis, suka memberi komentar
perbuatan saudaranya yang dianggapnya benar.
2 Suka mengejek, memaki : individu akan saling mengejek satu
sama lain dan memaki dengan kata-kata kasar. 3
Tidak berteguran : remaja yang mengalami sibling rivalry terkadang tidak berteguran satu sama lain, mereka merasa
saudara mereka adalah musuhnya. Hal ini biasanya lebih sering dialami oleh remaja wanita.
4 Menjadi pengadu : karena ingin mendapat perhatian dari
orangtua, individu akan mengadukan setiap tindakan saudaranya yang dianggap tidak benar, sehingga individu berharap hanya
dia yang dianggap baik dan patut mendapat perhatian lebih berupa pujian
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang mengalami sibling rivalry akan melakukan
segala cara untuk bersaing mendapatkan perhatian atau cinta kasih dari orang tua misalnya dengan menjadi pengadu agar saudara di marahi, menjadi kritis,
mengalami kemunduran atau regresi, selain itu apabila ia merasa tidak mendapatkan perhatian dari orang tua, maka akan lebih menjadi pribadi
individu yang pemurung, kritis, suka membantah orangtua ataupun memunculkan konflik pertengkaran dengan meluapkan emosi kepada saudara
seperti saling mengejek, memaki, berkelahi ataupun tidak berteguran satu sama lain,
2.2.1.3 Bentuk perilaku sibling rivalry