c. Pemahaman dicapai pada saat konselor membantu klien
untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional kecuali
dengan mendeteksi dan “melawan” keyakinan yang irasional.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling emotive behavior
adalah membantu klien Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional
dan ilogis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri.
2.3.1.6 Tahapan Konseling Rational Emotif Behavior
George dan Cristiani 1984 dalam Latipun 2008:123 mengemukakan bahwa tahap-tahap konseling rational emotif behavior adalah sebagai berikut:
1 Tahap Pertama
Proses untuk menunjukkan kepada klien bahwa dirinya tidak logis, membantu mereka memahami bagaimana dan mengapa
menjadi demikian, dan menunjukkan hubungan gangguan yang irrasional itu dengan ketidakbahagiaan dan gangguan emosional
yang dialami.
2 Tahap Kedua
Membantu klien meyakini bahwa berpikir dapat ditantang dan diubah. Kesediaan klien untuk dieksplorasi secara logis terhadap
gagasan yang dialami oleh klien dan konselor mengarahkan pada klien untk melakukan disputing.
3 Tahap Ketiga
Membantu klien lebih “mendebatkan”disputing gangguan yang tidak tepat atau irrasional yang dipertahankan selama ini menuju
cara berpikir yang lebih rasional dengan cara reinduktrinasi yang rasional termasuk bersikap secara rasional.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan secara rinci mengenai tahap-tahap konseling rasional emotif:
1 Pembinaan hubungan baik
a Menyambut konseli
b Attending
c Melakukan structuring
2 Mengindentifikasi masalah
a Mengidentifikasi konsekuensi negatif pada emosi C-emotion
b Mengidentifikasi konsekuensi negatif pada perilaku C-behavior
c Mengidentifiasi activating event A
d Mengeksplorasi kemungkinan keyakinan belief konseli
3 Mencanangkan tujuan
a Mereview ulang konsekuensi negatif pada perilaku dan emosi
b Mendialogkan hasil konseling yang diinginkan dengan konseli
c Merumuskan dengan konseling tujuan konseling dengan konseling yang
merupakan lawan dari C- atau bentuk C+ 4
Menjelaskan prinsip ABC kepada klien a
Mengajarkan prinsip ABC kepada konseli b
Memberikan contoh prinsip ABC dalam kasus sehari-hari c
Menanyakan pemahaman konseli mengenai keterkaitan keyakinan irrasional dengan gangguan perilaku dan emosi
5 Menunjukkan keyakinan irrasional klien
a Konselor menunjukkan keyakinan irrasional yang diyakini konseli
b Konselor menunjukkan bahwa keyakinan yang diyakininya tidak rasional,
tidak logis dan tidak dapat divalidasi secara empiris c
Menunjukkan kepada klien bahwa dia memelihara gangguan perilaku dan emosi dengan menjaga pemikiran irrasional
d Menelaah pola bahasa yang didasari keyakinan irrasional
e Memberi contoh pola bahasa konseli yang didasari pemikiran irrasional
6 Mempertentangkan dan menyerang keyakinan irrasional konseli
a Mengimplementasikan teknik-teknik kognitif, emosional, dan perilaku
untuk mengubah keyakinan irrasional konseli b
Memastikan perubahan keyakinan irrasional 7
Mengajarkan cara berpikir logis dan empiris a
Memberikan tugas rumah PR untuk mempraktikan keyakinan rasional dalam kehidupan sehari-hari
b Mendiskusikan hasil PR dan perubahan yang terjadi
8 Mendiskusikan keyakinan irrasional yang ada di masyarakat
a Mendorong konseli mengidentifikasi keyakinan irrasional yang ada di
masyarakat 9
Evaluasi-terminasi a
Menanyakan dan mengevaluasi apa yang dilakukan klien setelah diberi treatment
b Menyimpulkan apa yang telah dilakukan dan dikatakan klien
c Mengakhiri proses konseling
2.3.1.7 Peranan Konselor