Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ilmiah membutuhkan adanya landasan teoritik yang kuat, hal ini bertujuan agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan dengan baik, khususnya dalam menjawab permasalahan yang diajukan. Pada bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang melandasi penelitian, yang meliputi: 1 Penelitian terdahulu, 2 Sibling rivalry, 3 Konseling rational emotif behavior, dengan Teknik reframing 4 Mengatasi sibling rivalry pada anak melalui Konseling rational emotif behavior dengan teknik Reframing dan 5 Hipotesis.

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti akan mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, untuk memperkuat proses penelitian ini, yaitu sebagai berikut. Penelitian Ita Listiani 2010: V. Mengenai penyebab terjadinya sibling rivalry pada anak usia sekolah. Dijelaskan dalam penelitiannya bahwa faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya sibling rivalry antara lain faktor sikap, urutan kelahiran, jenis kelamin, perbedaan usia, jumlah saudara kandung anak, hubungan anak dengan saudara kandungnya, pola asuh orang tua, dan adanya anak emas. Penelitian Dewi Indah Permatasari 2007: IV. Mengenai penyebab terjadinya sibling rivalry pada remaja yang mempunyai saudara kandung autis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keadaan saudara yang berkebutuhan khusus tidak mempengaruhi secara signifikan pada terjadinya sibling rivalry. Namun sibling rivalry muncul bukan dengan adiknya yang autis melainkan dengan adik bungsunya Hal itu terlihat dengan munculnya karakteristik sibling rivalry seperti memarahi, suka mengejek, menjadi pengadu tukang ngadu dan bersikap kritis yaitu mengomentari setiap tindakan adik bungsunya. Penelitian yang dilakukan Nopijar 2009: iii. Mengenai sibling rivalry pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek mengalami sibling rivalry terhadap saudara kembar laki-lakinya. Hal ini dapat dilihat dari intensitas pertengkaran subjek, baik secara fisik maupun secara verbal dengan saudara kembarnya tersebut yang terjadi hampir setiap saat mereka bertemu. Sering terjadi perselisihan diantara mereka, saling mengejek dan memaki dengan kata-kata kasar, sering tidak saling berteguran satu sama lain, serta saling mencari perhatian lebih dari orang tua mereka, dijelaskan dalam penelitian tersebut bahwa faktor yang menyebabkan sibling rivalry adalah perasaan favoritisme orang tua terhadap salah satu anak, perhatian orang tua yang terbagi, penolakan terhadap saudara kandung lain, serta sikap membandingkan orang tua dan orang-orang sekitar terhadap saudara kembar. Penelitian Riski Aulia 2012: III tentang penerapan konseling Rational Emotif Behavior dengan Teknik Reframing untuk mengatasi Low Self-Esteem Dalam Berinteraksi Sosial . Menunjukan hasil penelitian klien sebelum mendapatkan konseling Rational Emotif Behavior berada pada kriteria sangat tinggi tingkat ketidakberdayaan dalam belajarnya. sedangkan hasil yang diperoleh setelah siswa mengikuti proses konseling yaitu pikiran, perasaan, dan perilakunya yang irrasional bahwa dia tidak memmpunyai kemampuan dalam belajar berangsur-angsur berkurang. Hal ini terbukti klien telah menunjukkan perubahan dengan penurunan kriteria perilaku Learned Helplessness seperti dapat mengkontrol diri terhadap kegagalan yang dialami. Dari beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sibling rivalry melibatkan komponen-komponen dalam diri individu yang melibatkan Pikiran, perasaan dan tingkah laku emosi seperti perasaan favoritisme orang tua terhadap saudaranya, perhatian dan perlakuan orang tua yang tidak adil menurut dirinya, serta sikap membandingkan orang tua yang dapat menimbulkan dirinya menjadi individu yang tidak berguna. Pembedaan orang tua tersebut sedianya dapat menimbulkan persaingan yang memunculkan persaingan atau konflik antar saudara kandung. dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan layanan konseling Rational Emotif Behavior utuk mengatasi masalah sibling rivalry. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengatasi sibling rivalry yang dialami klien agar dapat diminimalisir dan nantinya dapat dihilangkan. Penggunaan konseling realitas diharapkan mampu meningkatkanself esteem anak akibatpengabaian orang tua. Konseling realitas membantu anak medapatkan pemahaman baru yang lebih realistis dan mempelajari perilaku yang lebih bertanggung jawab. Kedudukan penelitian ini adalah sebagai pengembangan dalam pendidikan yaitu mengatasi sibling rivalry dalam keluarga dengan menggunakan Konseling Rational Emotif Behavior Teknik Reframing.

2.2 Sibling Rivalry Dalam Keluarga