mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dari kegiatan saling berhubungan dan saling mempengaruhi itu, akhirnya melahirkan bentuk-bentuk interaksi sosial
dalam keluarga yang berlangsung antara ayah, ibu dan anak. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah suatu unit sosial terkecil dari masyarakat yang didalamnya terdapat ayah, ibu serta anak yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain dan
akhirnya melahirkan bentuk-bentuk interaksi sosial antar sesama anggota keluarga.
2.2.2.2 Karakteristik keluarga sehat
Dalam kehidupan berkeluarga hendaknya orang tua dan anak menciptakan sebuah hubungan yang sehat, sehingga memunculkan sebuah kesehjatraan dan
kebahagian setiap harinya. Hubungan dalam keluarga yang sehat hendaknya : 1.
Ada komunikasi, sharing pengalaman 2.
Pendidikan terarah 3.
Saling memperkuat dan mendukung 4.
Mengembangkan sifat saling percaya 5.
Ada rasa bermain humor 6.
Ada keseimbangan dalamberinteraksi 7.
Suasana saling tanggung jawab saling membantu 8.
Mengajarkan baik-buruk, benar-salah 9.
Patuh pada tradisi yang baik dan ajaran agama 10.
Respek terhadap privasi Jhonson Leny 2010:39
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan untuk membentuk keluarga sejahtera itu tidak terlepas dari usaha anggota keluarga untuk
mengembangkan keluarga yang berkualitas yang diarahkan pada terwujudnya kualitas keluarga
2.2.2.3 Peran keluarga dalam mencegah sibling rivalry
Menurut Musbikin 2008:63 beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk Mencegah sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan
baik, antara lain: 1
Tidak membandingkan antara anak satu sama lain. 2
Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri. 3
Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda. 4
Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5 Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik
biasa terjadi. 6
Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
7 Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda. 8
Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9 Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan
kebebasan mereka sendiri. 10
Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda- tanda akan kekerasan fisik.
11 Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-
anak, bukan untuk anak-anak. 12
Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13 Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14 Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari
perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.
2.3 Konseling Rational Emotive Behavior dengan Teknik
Reframing
2.3.1 Konseling Rational Emotive Behavior
2.3.1.1 Konsep konseling Rational Emotive Behavior
Pendekatan Konseling Rational Emotive Behavior dikembangkan oleh Albert Ellis pada tahun 1962. Menurut Willis 2004:75, menyatakan bahwa