64
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa 6 siswa kelas VII E di MTs NU Ungaran
yang memiliki masalah sibling rivalry.
4.1 Hasil
Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka berikut akan diuraikan hasil
penelitian yang meliputi hasil analisis kuantitatif hasil analisis perhitungan pre test, hasil analisis perhitungan post test, serta perbandingan hasil pre test dan post
test sibling rivalry dan hasil analisis kualitatif hasil pengamatan selama proses kegiatan konseling.
4.1.1 Hasil Analisis Data Kuantitatif
4.1.1.1 Gambaran Tingkat Sibling rivalry pada 6 Siswa Sebelum diberikan
Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing Gambaran Sibling rivalry siswa kelas VII E sebelum diberikan konseling
Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pre-test Tingkat Sibling rivalry Siswa
Sebelum Diberi Perlakuan No.
Kode Responden
Pre-test Skor Kategori
1. S-1
194
69 Tinggi 2. S-2
215 78 Tinggi
3. S-3
214
78 Tinggi 4. S-4
202 71 Tinggi
5. S-5
201
72 Tinggi 6. S-6
237 85 Sangat
Tinggi Sumber: Data yang diolah
Keterangan : S-1 dst : Kode Klien, Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1
sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai 52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Berdasarkan hasil pre test pada keenam responden pada table 4.1 dapat dimaknai bahwa Sibling rivalry dalam keluarga lima responden sebelum
mendapat perlakuan berupa Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing
berada dalam kategori tinggi dan satu responden dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa indikator-indikator sibling rivalry
dalam keluarga seperti mengangap orang tua pilih kasih, cemburu yang berlebihan pada saudara kandungnya, menjadi pengadu pada orang tua atas segala yang
berhubungan dengan saudaranya, tidak berteguran atau mendiamkan saudara atau orang tua karena terjadi konflik, bahkan sikap-sikap yang bersifat anarkis seperti
memaki, mengejek dengan kata kasar, bertengkar, memukul, mencubit, melukai, mencakar, masih dilakukan oleh keenam responden. Para responden sering
menyatakan ketidaksetujuan secara verbal dengan nada keras, membantahmenolak aturan, dan melakukan kebalikan dari yang diperintahkan
oleh orang tua. Ada pula responden yang kehilangan minat terhadap pengerjaan sesuatu, serta rendah reaktifitasnya terhadap rangsangan yang munculMenjadi
pendiam diakibatkan oleh konflik-konflik yang terjadi pada kasus sibling rivalry.
Hasil pre test Sibling rivalry dalam keluarga siswa sebelum diberi perlakuan pada tiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pre-test Tingkat Sibling rivalry Siswa
Sebelum Diberi Perlakuan Pada Tiap Indikator No. Indikator
Kode Responden Rata-
rata Kategori
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6
1. Kritis 68 77
75 81
74 94 78 Tinggi
2. Menjadi pengadu 68
72 68
68 72
96 74
Tinggi 3. Tidak
berteguran 66
89 77
69 69
94 77
Tinggi 4. Suka
Memaki Mengejek
kontak fisik 93
80 93
73 93
84 86
Sangat Tinggi
5. Suka Membantah
orang tua 69
80 71
69 60
76 71
Tinggi 6. Pemurung
52 68 84
64 64
64 66 Sedang Rata-rata 69
78 78
71 72
85 75
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi Sumber: Data yang diolah
Keterangan : S-1 dst : Kode Klien, Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1
sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai 52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Berdasarkan hasil pre test tingkat Sibling rivalry siswa pada tiap indikator pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada indikator kritis termasuk dalam
kategori tinggi, hal ini berarti bahwa klien mengangap orang tua pilih kasih antara dirinya dan saudara kandungnya, memiliki kecemburuan yang besar apabila
diperlakukan tidak sama dengan saudaranya, serta memberi komentarmerespon dengan berlebihan pada perbuatan-perbuatan saudaranya. Pada indikator menjadi
pengadu termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti sebelum klien diberikan
Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing klien berusaha mencurimerebut perhatian orang tua dengan mengadukan setiap tindakan
saudaranya yang dianggap tidak benar atau melangar aturan keluarga kepada orang tua. Pada indikator tidak berteguran dengan saudara termasuk dalam
kategori tinggi, hal ini berarti sebelum klien diberikan Konseling Rational Emotif Behaviour dengan teknik reframing klien sering tidak berteguran dengan saudara
kandungnya, bahkan terkadang klien mendiamkan saudara dan orang tuanya selama berhari-hari ketika terjadi konflik.
Pada indikator suka memakimengejekkontak fisik termasuk dalam kategori sangat tinggi, hal ini berarti sebelum klien diberikan Rational Emotif
Behaviour dengan teknik reframing klien cenderung bersikap anarki seperti sering memaki, mengejek dengan kata kasar, bertengkar, memukul, mencubit, melukai,
mencakar. Pada indikator suka membantah orang tua termasuk dalam kategori tinggi , hal ini berarti sebelum klien diberikan Konseling Rational Emotif
Behaviour dengan teknik reframing. klien sering menyatakan ketidaksetujuannya
secara verbal dengan nada keras, membantahmenolak aturan, dan melakukan kebalikan dari yang diperintahkan oleh orang tua. Sedangkan pada indikator
pemurung termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti akibat yang ditimbulkan oleh kasus sibling rivalry juga berdampak pada hilangnya minat klien terhadap
pengerjaan sesuatu dan rendahnya reaktivitas klien terhadap rangsangan yang muncul menjadi pendiam.
4.1.1.2 Gambaran Tingkat Sibling Rivalry Pada 6 Siswa Setelah Diberikan