Hakikat PKn Pembelajaran PKn di SD

26 digunakan untuk memperoleh informasi untuk meluruskan pemahaman siswa yang masih keliru.

2.1.6 Hakikat PKn

Zamroni dalam Hidayat dan Azra 2008: 8, menyatakan bahwa “pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru”. Sedangkan Somantri dalam Hidayat dan Azra 2008: 8 menyatakan pendidikan kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: 1 kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah; 2 kegiatan yang meliputi berbagai macam kegiatan belajar mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis; 3 kegiatan yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk hidup bernegara. Darmadi 2010: 34, menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan berupaya untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab dan mampu mengenalkan Pancasila dan UUD 1945. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa “kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia”. 27 PKn merupakan pendidikan untuk mempersiapkan siswa dalam menjalankan perannya sebagai individu dan masyarakat berdasarkan nilai-nilai pancasila yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya. PKn adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari sikap dan perilaku sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan, sikap, dan berjiwa demokrasi yang menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

2.1.7 Pembelajaran PKn di SD

Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang bersifat formal melalui susunan perencanaan yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dan pelaksanaannya mengacu kepada kurikulum. Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19, bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu”. Kurikulum dibuat untuk setiap jenjang pendidikan. Lebih lanjut dijelaskan pada pasal 37 bahwa pada jenjang pendidikan dasar terdapat mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan KeterampilanKejuruan. Ruminiati 2007: 1-30 menyatakan bahwa “PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasilabudaya bangsa 28 seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD”. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan pada setiap kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa ruang lingkup mata pelajaran kewarganegaraan meliputi aspek: 1 persatuan dan kesatuan bangsa; 2 norma, hukum, dan peraturan; 3 Hak Asasi Manusia; 4 kebutuhan warga negara; 5 konstitusi negara; 6 kekuasaan dan politik; 7 Pancasila; dan 8 globalisasi. Ruang lingkup PKn tersebut mengajarkan nilai, moral, dan norma di masyarakat yang sangat penting untuk ditanamkan sejak dini kepada siswa serta bertujuan supaya mereka dapat tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Winataputra 2009: 1.29, menyatakan bahwa “tuntutan pedagogis dalam pembelajaran PKn diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam lingkup isi dan kompetensi dasar”. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, secara terperinci tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2 berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti-korupsi; 3 berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat 29 hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; 4 berinteraksi dengan bangsa- bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Winataputra 2009: 1.39, menyatakan bahwa “PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. PKn sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat pada umumnya karena PKn merupakan pendidikan nilai, demokrasi, moral, sosial, dan masalah pendidikan politik”. Sementara itu, Kurnia 2008: 3.20, menyatakan bahwa Moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tetapi sesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkandipelajari. Perkembangan moral merupakan proses internalisasi nilainorma masyarakat sesuai dengan kematangan dan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap paturan yang berlaku dalam kehidupannya. Perkembangan moral mencakup aspek kognitif yaitu pengetahuan tentang baikburuk atau benarsalah, dan aspek afektif yaitu sikap moral mengenai bagaimana cara pengetahuan moral itu dipraktikkan. Sikap moral dikenalkan dan diajarkan oleh guru melalui pendidikan. Siswa perlu mengetahui nilai-nilai yang perlu dipertahankan dan nilai-nilai yang berkembang karena berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sementara itu, guru berperan dalam mendidik siswa menjadi anak yang baik, dan bersikap moral secara baik dan benar . Proses pembelajaran memiliki tujuan agar siswa mencapai kompetensi yang telah dirancang sebelumnya. Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa elemen pembelajaran, antara lain performansi guru dan siswa. Performansi guru dalam pembelajaran akan mempengaruhi mutu pendidikan. 30 Semakin baik performansi guru dalam pembelajaran, maka akan semakin baik pula mutu pendidikan. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran belum dapat dikatakan berhasil apabila tidak membawa perubahan pada diri siswa. Pembelajaran seharusnya dapat mengarahkan siswa pada proses belajar. Mengingat setiap proses pembelajaran perlu dipersiapkan maka setiap tujuan pembelajaran perlu dirumuskan sedemikian rupa agar dapat diukur tingkat keberhasilannya. Materi disampaikan guru berdasarkan perencanaan sebelumnya. Guru perlu memperhatikan bahwa model pembelajaran yang digunakan juga sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa karena tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan dan sesuai dengan karakter materi. PKn sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kemampuan siswa yang perlu dikembangkan yaitu mampu untuk menyesuaikan diri, memilih, dan mengembangkan lingkungannya. Siswa diharapkan mampu menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan PKn secara maksimal maka diperlukan suasana pembelajaran yang demokratis.

2.1.8 Materi Globalisasi di Kelas IV

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 PEGIRINGAN KABUPATEN PEMALANG

0 20 228

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI POKOK GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGSENTUL PURBALINGGA

1 29 221

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS IV SD NEGERI MUARAREJA 02 TEGAL MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

0 34 258

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION) KELAS IV SD NEGERI 1 WONOBOYO KLATEN.

0 0 179

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10