Refleksi Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

76 kelompok mendapatkan penghargaan sebagai tim hebat, sedangkan pada pertemuan 2 terdapat perubahan-perubahan yakni kelompok 1 mendapatkan predikat sebagai tim baik, kelompok 2 sebagai tim super, dan kelompok 3 sebagai tim hebat. Kelompok 1 dan 2 mengalami penurunan peringkat menjadi tim baik dikarenakan nilai individu dalam kelompok tersebut mengalami penurunan sehingga mempengaruhi nilai rata-rata skor kelompok. Sementara itu, kelompok 3 mengalami peningkatan hasil belajar dan naik peringkat menjadi tim super.

4.1.1.3 Refleksi

Data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I meliputi hasil belajar siswa dan observasi proses pembelajaran yang dipusatkan pada observasi terhadap aktivitas siswa dan performansi guru. Dari data yang diperoleh, dapat dilihat secara garis besar hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan ulasan tersebut, guru melakukan refleksi dan revisi sebagai upaya melakukan perbaikan pada siklus II. 4.1.1.3.1 Performansi Guru Performansi guru pada pembelajaran siklus I ditunjukkan dengan nilai APKG yang diperoleh guru yaitu 81,76 pada pertemuan 1 dan 83,88 pada pertemuan 2. Nilai tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu minimal guru memperoleh nilai 71 atau termasuk ke dalam kriteria B. Meskipun demikian penilaian yang dilakukan observer pada lembar Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG masih terdapat beberapa perolehan point rendah yang perlu diperhatikan guru untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Perbaikan tidak hanya difokuskan pada nilai APKG 77 saja. Selain itu, guru juga perlu meninjau kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga guru dapat menentukan pula hal-hal yang dapat dijadikan bahan koreksi. Beberapa kemampuan guru dalam merancang pembelajaran yang perlu diperhatikan antara lain penggunaan buku pelajaran yang digunakan sehingga berakibat pada terbatasnya pengembangan materi sehingga materi yang disampaikan kepada siswa masih kurang bervariasi terutama untuk memberikan contoh dampak positif dan negatif globalisasi. Selanjutnya, kemampuan untuk mengarahkan siswa pada pokok materi masih kurang mengena. Pertanyaan yang diajukan ketika kegiatan tanya jawab pada saat kegiatan pembelajaran masih bersifat spontan, sehingga guru belum optimal dalam melibatkan siswa terhadap proses pembelajaran. Kemampuan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran yaitu pergantian dari pembelajaran klasikal ke pembelajaran kelompok sudah terorganisir dengan cukup baik. Namun, pengaturan arah tempat duduk siswa kurang diperhatikan sehingga ketika pembahasan lembar kerja siswa tidak semua kelompok dapat menyimak dengan baik. 4.1.1.3.2 Aktivitas Belajar Siswa Data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, ditunjukkan dengan persentase aktivitas siswa selama pembelajaran masih rendah yaitu 65,12. Siswa belum terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru. Hal ini disebabkan karena guru belum dapat memberikan motivasi yang dapat menumbuhkan kerjasama antaranggota 78 kelompok. Kontrol guru terhadap kegiatan berkelompok baru sekedar menjelaskan petunjuk mengerjakan LKS dengan baik. Guru kurang memperhatikan banyaknya siswa yang belum terbiasa belajar dalam kelompok. Proses pengarahan dalam bekerja kelompok belum diberikan sesuai kebutuhan masing-masing kelompok. Terdapat kelompok yang kurang mendapatkan pengarahan dari guru. Akibatnya, interaksi antarsiswa dalam kelompok masih rendah. Kesadaran siswa untuk saling membantu temannya dalam memahami tugas yang diberikan masih kurang. Siswa yang pintar cenderung ingin cepat menyelesaikan tugas. Beberapa siswa cenderung masih pasif dalam mengemukakan pendapatnya. Guru belum melibatkan siswa secara optimal dalam memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. Penguatan terhadap siswa yang aktif terkadang tidak diberikan secara langsung, sehingga suasana kompetitif antarsiswa masih kurang. Hal ini menyebabkan masih rendahnya antusias siswa terhadap pembelajaran terutama keberanian untuk bertanya. Dari lima indikator yang diamati indikator nomor 2 tentang keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru mendapatkan nilai rata-rata aktivitas siswa yang paling rendah yaitu 60 . 4.1.1.3.3 Hasil Belajar Siswa Rata-rata hasil belajar dari tes formatif yang telah dilaksanakan yaitu 70,67 siswa yang mencapai KKM 65 sebanyak 10 siswa, tingkat ketuntasan kelas hanya 66, 67, sehingga persentase ketuntasan minimal 75 belum tercapai. Perolehan hasil yang kurang memuaskan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. 79 Guru terlalu sering menggunakan kosakata baru tanpa menyertakan artinya. Sementara itu, sebagian besar siswa masih belum menghafal pengertian dari kosakata baru yang terdapat pada materi seperti kata individualis dan konsumtif , sehingga dalam proses pembelajaran guru harus sering mengulang kata-kata tersebut beserta artinya. Selain itu, perhatian guru belum merata ke semua siswa misalnya, guru terlalu sering mengarahkan perhatiannya kepada siswa yang aktif. Akibatnya, beberapa siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan. Terkadang siswa mengobrol dengan teman sebangkunya tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi pelajaran sehingga tidak semua materi dapat diterima dan diserap dengan baik. Selanjutnya, hasil belajar yang kurang memuaskan tersebut diperoleh karena jumlah dan kriteria penilaian kuis individu yang disusun guru belum seimbang, sehingga nilai yang diperoleh masing-masing siswa terpaut jauh. Terdapat pula soal yang berpotensi memiliki lebih dari satu jawaban sehingga berdampak pada ketepatan siswa dalam menjawab soal. Di samping itu, siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal kuis individu dan soal tes formatif. Beberapa faktor yang disebutkan di atas menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa.

4.1.1.4 Revisi

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 PEGIRINGAN KABUPATEN PEMALANG

0 20 228

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI POKOK GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGSENTUL PURBALINGGA

1 29 221

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS IV SD NEGERI MUARAREJA 02 TEGAL MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

0 34 258

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION) KELAS IV SD NEGERI 1 WONOBOYO KLATEN.

0 0 179

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10