4 Mengembangkan masalah 5 Mempresentasikan dan menguatkan pemecahan masalah
6 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Sutirman, 2013
2.3 Praktikum Berbasis Masalah
Metode praktikum menurut Djamarah 2006 merupakan cara penyajian pembelajaran
siswa melakukan
percobaan dengan
mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajari. Menurut Al-farisi 2005:2 metode praktikum adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak
dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Metode praktikum adalah salah satu pembelajaran siswa melakukan
suatu percobaan, kemudian hasil pengamatan itu dievaluasi oleh guru. Proses pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode
praktikum diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu. Maksud metode praktikum berbasis masalah pada penelitian ini adalah
suatu metode mengajar yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada materi larutan penyangga kemudian dipraktikumkan untuk diteliti apakah
ada pengaruh terhadap keterampilan proses sains pada siswa. Kegiatan praktikum dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan keterampilan proses sains. Dengan pembelajaran praktikum siswa dirangsang untuk aktif dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dalam
menganalisis permasalahan dan fakta yang ada, serta menerapkan konsep,
sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bermakna dengan suasana belajar yang lebih kondusif. Langkah pembelajaran praktikum berbasis masalah dapat
dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran praktikum berbasis masalah
pada materi larutan penyangga
Langkah Deskripsi
Tahap 1: mengorientasi
siswa pada masalah
1. Siswa dalam kelompok diberi masalah terkait penyelidikan larutan penyangga yang ada dalam minuman berkarbonasi
dan obat tetes mata. Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah dalam suatu kegiatan penelitian laboratorium yang
diusahakan melalui rujukan baik dari buku maupun akses internet
2. Guru menginformasikan rambu-rambu yang harus ditulis siswa dalam Laporan Hasil Praktikum, dan mempersiapkan
untuk presentasi secara kelompok. Tahap2:
Mengorganisasi siswa untuk
belajar 1. Siswa mengkaji masalah yang diberikan, mengidentifikasi
materi konsep yang mendukung, selanjutnya membuat laporan sementara
2. Guru bertindak sebagai fasilitator, menyediakan waktu untuk menerima pertanyaan maupun memberikan
pertanyaan arahan pada siswa 3. Siswa mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang diberikan Tahap 3
Membimbing penyelidikan
kelompok 1. Siswa mengumpulkan data mulai pengamatan,
melaksanakan percobaan, pencatatan hasil pengamatan, dan menyimpulkan hasil praktikum.
2. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan ini, di samping membimbing praktikum juga menyediakan waktu untuk
menerima pertanyaan maupun memberikan pertanyaan arahan pada siswa, serta mempersiapkan lembar observasi
untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa
Tahap 4: Menyajikan hasil
proyek penelitian 1. Siswa membuat laporan sementara hasil praktikum dan
mengkomunikasikannya pada kelompok lain 2. Guru sebagai fasilitator, mempersiapkan lembar penilaian
diskusi. Tahap 5:
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah 1. Siswa antar kelompok saling memberikan pendapat
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok lain untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan masing
– masing
2. Guru memberikan penekanan konsep-konsep penting, menggeneralisasikan penyelesaian masalah melalui diskusi
Sumber: Haryani, 2012
2.4
Keterampilan Proses Sains
Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu
termasuk kreativitas. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan
melakukan penelitian. Keterampilan proses sains adalah perangkat kemampuan kompleks yang
biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar dalam Rusman 2012
KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru
atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. KPS melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.
Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual
jelas terlibat dalam keterampilan proses yang melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Sedangkan pada
keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Berikut adalah keterampilan-keterampilan proses yang dirinci menjadi beberapa sub keterampilan, disajikan dalam Tabel 2.2
Tabel 2.2 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
No Indikator
KPS Sub Indikator KPS
1 Mengamati
- Menggunakan sebanyak mungkin alat indera - Mengumpulkan menggunakan fakta yang relevan
2 Mengelompokk
an Klasifikasi - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan, persamaan - Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan - Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3 Menafsirkan
- Menghubungkan hasil-hasil pengamatan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan 4
Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5 Mengajukan
pertanyaan - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan. - Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6 Merumusakan
hipotesis - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian. - Menyadari
bahwa suatu
penjelasan perlu
diuji kebenarannya
7 Merencanakan
percobaan - Menentukan alatbahansumber yang akan digunakan
- Mentukan variabel faktor penentu. - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akandilaksanakan
8 Menggunakan
alatbahan - Memakai alatbahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alatbahan. - Mengetahui bagaimana menggunakan alat bahan.
9 Menerapkan
konsep - Menggunakan konsep yang telahdipelajari
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yangsedang terjadi
10 Berkomunikasi
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis - Menjelaskan hasil percobaan atau Penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram. - Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau
suatu peristiwa.
Sumber: Rustaman, 2007
2.5 Materi Pokok arutan Penyangga 2.5.1 Pengertian Larutan Penyangga