Sedangkan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari atau buatan diantaranya:
1. Larutan penyangga dalam obat-obatan: Aspirin sebagai obat penghilang rasa nyeri mengandung asam asetilsalisilat. Vaksin kolera oral jenis CVD
103-HgR Mutachol diminum dengan buffer yang mengandung natrium bikarbonat, asam askorbat, dan laktosa untuk menetralisir asam lambung.
2. Larutan penyangga dalam industri: larutan penyangga digunakan di industri fotografi, penanganan limbah, penyepuhan dan juga makanan. Agar materi
organik dapat dipisahkan pada proses penanganan limbah, pH harus berkisar 5-7,5. Limbah layak dibuang ke air laut jika 90 padatan telah dipisahkan
dan sudah ditambah klorin. Sedangkan pada industri minuman berkarbonasi terdapat ion phospat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga
minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan. Purba, 2006: 233-244
2.6 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Nuni 2010 mengenai pembelajaran berbasis masalah berorientasi Chemo-entrepreneurship CEP
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar praktikum kimia fisika. Metode penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, refleksi tindakan, serta analisis data. Langkah pertama dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa. Selanjutnya
mahasiswa diberi lembar masalah untuk didiskusikan sebelum melakukan praktikum. Pada saat praktikum, mahasiswa merumuskan jawaban dari
masalah berdasarkan pengamatan dengan dibantu pengarahan dari dosen.
Dosen juga memberikan pengarahan tentang jiwa kewirausahaan yang terkait dengan bidang kimia dengan tujuan memberikan tambahan wawasan kepada
mahasiswa agar memiliki nilai tambah pada kompetensinya. Aktivitas mahasiswa diamati dan dicatat dalam lembar observasi. Mahasiswa
memberikan solusi lengkap pada saat mengumpulkan laporan praktikum. Langkah ini diulang untuk materi praktikum berikutnya sampai akhir semester.
Pada akhir semester dilakukan postest dan didapat peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dari 65 menjadi 81,2 dan ketuntasan belajar meningkat dari 34
menjadi 100. Penelitian lain dilakukan oleh Rahayu, et al 2012 merupakan penelitian
eksperimen dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media transvisi untuk mengetahui pengaruh dan peningkatan KPS dan hasil belajar
siswa. Desain yang digunakan adalah pretest and posttest group design. Besarnya pengaruh penerapan model PBL berbantuan media transvisi terhadap
KPS dan hasil belajar siswa masing-masing 62,39 dan 49,43. Peningkatan secara signifikan KPS dan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan harga t
paired berturut-turut 21,99 dan 28,21 lebih besar dari t tabel 2,03. Sehingga didapat bahwa penerapan PBL berbantuan media transvisi memberikan
pengaruh dan peningkatan terhadap KPS dan hasil belajar siswa. Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurhayati, et al 2013 mengenai
peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada materi minyak bumi melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan media crossword.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua
siklus. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sebesar
53,27 pada siklus I dan 64,49 pada siklus II. Kreativitas dalam penelitian ini diukur menggunakan tes kreatif sedangkan prestasi belajar yang diukur
adalah prestasi kognitif dan afektif. Penelitian lain dari jurnal internasional oleh Peen dan Arshad 2014
tentang “Teacher and Student Question: a Case Study in Malaysian Secondary School Problem Based Learning
”. Penelitian ini mengenai PBL yang mampu meningkatkan berpikir siswa, pembelajaran aktif dan tanya jawab antara guru
dan siswa yang mencangkup 295 pertanyaan yang terdiri dari 81,4 berorientasi konten dan 18,6 berorientasi non-konten.
2.7 Kerangka Berpikir