Kerangka Berpikir Hipotesis KAJIAN PUSTAKA

siklus. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sebesar 53,27 pada siklus I dan 64,49 pada siklus II. Kreativitas dalam penelitian ini diukur menggunakan tes kreatif sedangkan prestasi belajar yang diukur adalah prestasi kognitif dan afektif. Penelitian lain dari jurnal internasional oleh Peen dan Arshad 2014 tentang “Teacher and Student Question: a Case Study in Malaysian Secondary School Problem Based Learning ”. Penelitian ini mengenai PBL yang mampu meningkatkan berpikir siswa, pembelajaran aktif dan tanya jawab antara guru dan siswa yang mencangkup 295 pertanyaan yang terdiri dari 81,4 berorientasi konten dan 18,6 berorientasi non-konten.

2.7 Kerangka Berpikir

Pembelajaran kimia dengan metode praktikum di SMA Negeri 1 Jekulo hanya mengacu pada penilaian kognitif saja dan belum melakukan penilaian keterampilan proses sains dari siswa. Hal ini terlihat dari belum adanya penilaian serta tidak ada assesmen keterampilan proses sains. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan praktikum berbasis masalah. Praktikum berbasis masalah diharapkan bisa memberikan penilaian serta meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Pengembangan praktikum ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu percobaan dilakukan secara sederhana, pelaksanaan praktikum dilakukan dengan memberikan masalah terlebih dahulu melalui fenomena yang ada di LKS, kemudian mengkomunikasikan hasil pengamatan, serta dapat membuat siswa lebih tertarik terhadap praktikum dan menambah rasa keingintahuan siswa sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan mereka. Larutan penyangga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, terdapat konsep-konsep yang dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk menguasai konsep larutan penyangga sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak guru yang masih kurang memberikan contoh larutan penyangga di kehidupan sehari-hari dalam penyampaian materi penyangga. Untuk menambah pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga maka diterapkan metode praktikum berbasis masalah sehingga KPS siswa dapat meningkat. Secara ringkas gambaran penelitian yang dilakukan adalah seperti Gambar 2.1 Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penerapan praktikum berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA pada materi larutan penyangga.  Praktikum masih bersifat verifikasi  Pembelajaran belum berpusat pada siswa  KPS siswa belum berkembang dengan baik dalam praktikum  Pembelajaran yang menarik  Penerapan praktikum yang mengaitkan suatu masalah dengan kehidupan nyata  PBL dapat membantu meningkatkan KPS siswa  Sutirman, 2013 PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan menyelesaikan masalah melalui situasi riil simulasi  Mengembangkan ide dan pemikiran siswa  Mengembangkan keterampilan proses sains siswa  Memperoleh jawaban dari rasa ingin tahu siswa melalui praktikum KPS siswa meningkat Penerapan praktikum berbasis masalah Pembelajaran Materi Larutan Penyangga 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan berdasarkan rumusan masalah. Maka, penelitian menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:33. Menurut Yatim Riyanto dalam Zuriah 2006:57 penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah desain control group pre-test post-test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre-test maupun post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir Eksperimen Y 1 X 1 Y 2 Kontrol Y 1 X 2 Y 2 Keterangan: X 1 = Pembelajaran kimia melalui praktikum berbasis masalah pada materi larutan penyangga